dengan mengurangkan nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1.
Setelah menentukan operasi
fuzzy,
perlunya untuk membuat suatu aturan implikasi pada proses perhitungan
fuzzy
. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi implikasi adalah:
IF x is A THEN y is B
dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan
fuzzy
. Proposisi yang mengikuti
IF
disebut sebagi anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti
THEN
disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan operator
fuzzy
, seperti:
IF x1 is A1 o x2 is A2 o x3 is A3 o ...... o xN is AN THEN y is B
dengan o adalah operator misal:
OR
atau
AND
. Setelah menghitung predikat aturan yang telah ditentukan, nilai defuzzifikasi
dapat dapat diperoleh dengan perhitungan
Weight Average.
WA = α1Z1 + α2Z2 + α3Z3 + .... + αηZη α1 + α2 + α3 + .... + αη
Dengan αη : Nilai predikat aturan ke-n Zη
: Indeks nilai output ke –n
2.3 Metode
F uzzy
Sugeno
Penalaran
fuzzy
dengan metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output sistem tidak berupa himpunan
fuzzy
, melainkan berupa konstanta atau persamaan
linier
. Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Menurut Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo 2004.
Secara umum model
fuzzy
SUGENO terdiri dari dua jenis : 1.
Model
fuzzy
SUGENO orde-nol :
IF input
1 = x dan
input
2 = y,
THEN Output
nya adalah z = k.
2. Model
fuzzy
SUGENO orde-satu :
IF input
1 = x dan
input
2 = y,
THENOutput
nya adalah z = ax+by+c
2.4 Metode
F uzzy
Tsukamoto
Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk
IF-Then
harus direpresentasikan dengan suatu himpunan
fuzzy
dengan fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya,
output
hasil inferensi dari tiap-tiap aturan diberikan secara tegas
crisp
berdasarkan α-predikat
fire strength
. Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot dapat dilihat pada gambar 2.12. Menurut Sri
Kusumadewi dan Hari Purnomo 2004.
Gambar 2.12. Inferensi dengan menggunakan Metode Tsukamoto
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Masalah
Masalah yang ada pada perusahaan ini adalah belum adanya sebuah sistem untuk penentuan jumlah produksi minuman teh yang ditujukan untuk mengetahui berapa jumlah
produksi minuman yang akan di produksi untuk setiap bulan berikutnya. Analisis masalah menggunakan diagram
fishboneishikawa
digunakan untuk menemukan akar penyebab masalah atau untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah. Masalah ini
didasarkan pada beberapa akar masalah yaitu dapat dilihat pada gambar berikut ini :
- Belum ada sistem untuk - Belum digunakan metode,
Pengolahan data karena masih manual
- Penentuan jumlah produksi - Pengambilan keputusan belum
menggunakan predikat aturan
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa
Dari data-data spesifikasi minuman teh yang ada, maka dapat dibuat perancangan sistem yang diinginkan apakah yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang
diinginkan konsumen. Berikut data minuman teh di PT.Sinar Sosro dapat dilihat pada tabel 3.1.
Mesin Metode
Material Man
penentuan jumlah produksi
minuman teh menggunakan
metode
fuzzy
sugeno dan metode
fuzzy