Rudianto Sinaga : Pengendalian Tegangan Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Generator Misg Pada Setiap Perubahan Beban, 2008.
USU Repository © 2009
sehingga motor ini cocok untuk aplikasi dengan perubahan beban dan perubahan kecepatan secara mendadak pada motor. Contoh aplikasinya :
elevator, crane, dan ekstraktor.
2.10 PENENTUAN PARAMETER MOTOR INDUKSI
Data yang diperlukan untuk menghitung performansi dari suatu motor induksi dapat diperoleh dari hasil pengujian tanpa beban, pengujian rotor
tertahan, dan pengukuran tahanan dc lilitan stator.
2.11.1 Pengujian Tanpa Beban No Load Test
Pengujian tanpa beban pada motor induksi akan memberikan keterangan berupa besarnya arus magnetisasi dan rugi – rugi tanpa beban. Biasanya
pengujian tersebut dilakukan pada frekuensi yang diizinkan dan dengan tegangan tiga phasa dalam keadaan setimbang yang diberikan pada terminal stator.
Pembacaan diambil pada tegangan yang diizinkan setelah motor bekerja cukup lama, agar bagian – bagian yang bergerak mengalami pelumasan
sebagaimanamestinya. Rugi – rugi rotasional keseluruhan pada frekuensi dan tegangan yang diizinkan pada waktu dibebani biasanya dianggap konstan dan
sama dengan rugi – rugi tanpa beban. Pada keadaan tanpa beban, besarnya arus rotor sangat kecil dan hanya
diperlukan untuk menghasilkan torsi yang cukup untuk mengatasi rugi-rugi yang ada di stator. Karenanya rugi – rugi I
2
R tanpa beban cukup kecil dan dapat diabaikan. Pada transformator rugi – rugi I
2
R primernya tanpa beban dapat diabaikan, akan tetapi rugi – rugi stator tanpa beban motor induksi besarnya
Rudianto Sinaga : Pengendalian Tegangan Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Generator Misg Pada Setiap Perubahan Beban, 2008.
USU Repository © 2009
cukup berarti karena arus magnetisasinya lebih besar. Besarnya rugi – rugi rotasional P
R
pada keadaan kerja normal adalah : P
ROT
= P
nl
– 3 I
2
nl R
1
..........................................................2.50 Dimana Pnl = daya input tiga phasa
Inl = arus tanpa beban tiap phasa A
R
1
= tahanan stator tiap phasa ohm Karena slip pada keadaaan tanpa beban sangat kecil, maka akan
mengakibatkan tahanan rotor R
2
s sangat besar. Sehingga cabang paralel rotor dan cabang magnetisasi menjadi jX
M
di shunt dengan suatu tahanan yang sangat besar, dan besarnya reaktansi cabang paralel karenanya sangat mendekati X
M
. Sehingga besar reaktansi yang tampak X
nl
yang diukur pada terminal stator pada keadaan tanpa beban sangat mendekati X
1
+ X
M
, yang merupakan reaktansi sendiri dari stator, sehingga
X
nl
= X
1
+ X
M
...............................................................2.51 Maka besarnya reaktansi diri stator, dapat ditentukan dari pambacaan alat ukur
pada keadaan tanpa beban. Untuk mesin tiga phasa yang terhubung Y besarnya impedansi tanpa beban Znl phasa :
Z
nl
=
nl nl
I 3
V ....................................................................2.52
Di mana V
nl
merupakan tegangan line, pada pengujian tanpa beban. Besarnya tahanan pada pengujian tanpa beban R
nl
adalah : R
nl
=
nl 2
nl
I 3
P ......................................................................2.53
Rudianto Sinaga : Pengendalian Tegangan Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Generator Misg Pada Setiap Perubahan Beban, 2008.
USU Repository © 2009
nl nl
R Z
2 2
−
DC DC
1
I 2
V R
= P
nl
merupakan suplai daya tiga phasa pada keadaan tanpa beban, maka besar reaktansi tanpa beban
X
nl
= ..................................................2.54
sewaktu pengujian beban nol, maka rangkaian ekivalen motor induksi seperti gambar 2.19
Gambar 2.19 rangkaian ekivalen motor induksi pada percobaan beban nol
2.11.2 Pengujian tahanan stator DC test