Rudianto Sinaga : Pengendalian Tegangan Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Generator Misg Pada Setiap Perubahan Beban, 2008.
USU Repository © 2009
bakar pada saat diaplikasikan di lapangan, tapi cukup bergantung pada sumber energi terbarukan seperti air, angin, dll untuk sebagai prime over.
3.1.1 SLIP
Slip adalah nilai suatu dari perbedaan antara frekuensi listrik rotasi dari medan magnet internal dengan frekuensi gerak rotasi dari rotor pada mesin
listrik. Selisih antara kecepatan rotor dengan kecepatan sinkron disebut slip s. Slip dapat dinyatakan dalam putaran setiap menit, tetapi lebih umum dinyatakan
sebagai persen dari kecepatan sinkron. Slip s =
100 ×
−
s r
s
n n
n ………………….…….3.1
dimana: =
r
n kecepatan rotor
=
s
n kecepatan sinkron
Apabila n
r
n
s
, 0s1, kecepatan dibawah sinkron akan menghasilkan kopel, rotor dijalankan dengan mempercepat rotasi medan magnet, tenaga listrik
diubah ke tenaga gerak daerah motor. bila n
r
= n
s,
s = 0, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, sehingga tidak akan dihasilkan kopel.
bila n
r
n
s,
s 0, kecepatan di atas sinkron, rotor dipaksa berputar lebih cepat daripada medan magnet. Tenaga gerak diubah ke tenaga listrik daerah
generator. s = 1, rotor ditahan, tidak ada transfer tenaga.
Rudianto Sinaga : Pengendalian Tegangan Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Generator Misg Pada Setiap Perubahan Beban, 2008.
USU Repository © 2009
s 1, kecepatan terbalik, rotor dipaksa bekerja melawan medan magnet daerah pengereman
3.1.2 Frekuensi Rotor
Ketika rotor masih dalam keadaan diam, dimana frekuensi arus pada rotor sama seperti frekuensi masukan sumber . Tetapi ketika rotor akan berputar,
maka frekuensi rotor akan bergantung kepada kecepatan relatif atau bergantung terhadap besarnya slip. Untuk besar slip tertentu, maka frekuensi rotor sebesar
f yaitu,
r s
n n
− = P
f 120
, diketahui bahwa n
s
= p
f 120
Dengan membagikan dengan salah satu, maka didapatkan : s
n n
n f
f
s r
s
= −
=
Maka f = sf Hz …………………………………………….3.2
Telah diketahui bahwa arus rotor bergantung terhadap frekuensi rotor f =
sf dan ketika arus ini mengalir pada masing – masing phasa di belitan rotor, akan memberikan reaksi medan magnet. Biasanya medan magnet pada rotor akan
menghasilkan medan magnet yang berputar yang besarnya bergantung atau relatif terhadap putaran rotor sebesar
s
sn . Pada keadaan tertentu, arus rotor dan arus stator menghasilkan distribusi
medan magnet yang sinusoidal dimana medan magnet ini memiliki magnitud yang konstan dan kecepatan medan putar
s
n yang konstan. Kedua Hal ini
Rudianto Sinaga : Pengendalian Tegangan Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Generator Misg Pada Setiap Perubahan Beban, 2008.
USU Repository © 2009
merupakan medan magnetik yang berputar secara sinkron. Kenyataannya tidak seperti ini karena pada stator akan ada arus magnetisasi pada kumparannya.
3.1.3 EFISIENSI