Konsep Biaya Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian

Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Biaya

Biaya merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Dalam biaya ada empat unsur pokok definisi biaya. Adapun unsur pokok biaya itu adalah : 1. biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi 2. dapat diukur dalam satuan uang 3. yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Dalam akuntansi yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli dan membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya. Jadi biaya dapat diartikan sebagai berikut : semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Menurut Mulyadi 2006 : 17 metode penentuan biaya produksi adalah dengan cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam biaya produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya dalam biaya produksi terdapat dua pendekatan yaitu Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 full costing dan variable costing. Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua biaya produksi dalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berlaku variabel maupun tetap dan variabel costing merupakan penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel.

B. Activity Based Costing ABC

1. Pengertian Activity Based Costing dan Bedanya Dengan Traditional Costing Istilah Activity Based Costing ABC bukan merupakan istilah baru dan pengertian Activity Based Costing ini sudah banyak dibahas dalam buku akuntansi khususnya buku manajemen. Menurut Mulyadi 2001 : 685 ada dua keyakinan dasar yang melandasi ABC system yaitu : a. cost is caused. Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas. Dan dengan demikian pemahaman yang penting mendalami tentang aktivitas yang menjadi timbulnya biaya akan menempatkan personel perusahaan pada posisi yang dapat mempengaruhi biaya. b. the causes of cost can be managed. Penyebab terjadinya biaya dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas biaya dapat dipengaruhi. Activity Based Costing menurut Bochler 2006 : 222 adalah : “ pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya tersebut.” Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 Garrison Noreen 2003 : 316 mendefinisikan sebagai “ Activity Based Costing is a costing method that is designed to provide managers with cost information for strategic and other decisions that potentially affect capacity and therefore foxed costs” Dasar pemikiran pendekatan perhitungan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari aktifitas dan aktifitas tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Biaya dari sumber daya dibebankan ke aktifitas berdasarkan aktifitas yang menggunakan atau mengonsumsi sumber daya penggerak konsumsi sumber daya dan biaya dari aktifitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan atas aktifitas yang dilakukan untuk objek biaya penggerak konsumsi aktifitas . Dalam ABC ada hubungan sebab akibat atau hubungan langsung antara biaya sumber daya, penggerak biaya, aktifitas, dan objek biaya dalam membebankan biaya pada aktifitas dan kemudian pada objek biaya. ABC adalah sistem akuntansi yang terfokus pada aktifitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. ABC menyediakan informasi secara lebih akurat dan tepat waktu mengenai aktifitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktifitas tersebut. Jadi dari pengertian diatas ABC adalah merupakan sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri biaya ke aktifitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktfitas ke produk yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Dibawah ini kita dapat melihat ilustrasi perbandingan sistem perhitungan berdasarkan volume dan berdasarkan sistem ABC. Sebuah perusahaan menjual dua Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 sistem komunikasi yaitu AW dan SZ. Dan dibawah ini data untuk produksi produk dari kedua sistem ini : AW SZ Volume Produksi 5.000 20.000 Harga Jual Rp 400 Rp 200 Biaya bahan dan tenaga kerja langsung per unit Rp 200 Rp 80 Jam tenaga kerja langsung 25.000 75.000 Jam tenaga kerja langsung per unit 5 3.75 Untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan volume yang digunakan perusahaan membebankan biaya overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Total biaya yang dianggarkan senilai Rp 2.000.000 karena perusahaan menganggarkan 100.000 jam tenaga kerja langsung untuk setahun dan tarif biaya overhead per jam tenaga kerja langsung JTKL adalah Rp 20 Total biaya overhead Rp 2.000.000 Total overhead JTKL 25.000 + 75.000 100.000 Tarif biaya overhead per JTKL Rp 20 Untuk overhead produk AW per unit : Total Overhead dibebankan AW 20 x 25.000 Rp 500.000 Jumlah unit AW 5.000 Biaya overhead pabrik per unit AW Rp 100 Untuk overhead produk SZ per unit Total overhead dibebankan SZ 20 x 75.000 Rp 1.500.000 Jumlah unit SZ 20.000 Biaya overhead pabrik per unit SZ Rp 75 Maka dapat kita lihat dibawah perhitungan untuk menentukan biaya produksi untuk kedua produk ini berdasarkan volume AW SZ Harga jual per unit Rp 400.000 Rp 200.000 Biaya produk per unit : Bahan baku dan JTKL Rp 200 Rp 80 Biaya overhead Rp 100 Rp 75 Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 Biaya per unit Rp 300 Rp 155 Untuk perhitungan ABC sendiri dapat kita lihat perhitungan biaya per unit adalah sebagai berikut : Aktivitas Anggaran Biaya Penggerak Biaya Konsumsi Aktivitas Rekayasa Rp 125.000 Jam Rekayasa Persiapan 300.000 Jumlah Persiapan Perputaran Mesin 1.500.000 Jam Mesin Pengemasan 75.000 Jumlah pengemasan pesanan Total Rp 2.000.000 Data operasi yang berkaitan dengan tiap jenis produk adalah : AW SZ Total Jam rekayasa 5.000 7.500 12.500 Jumlah persiapan 200 100 300 Jam Mesin 50.000 100.000 150.000 Jumlah pengemasan pesanan 5.000 10.000 15.000 Dengan menggunakan data yang diperoleh, tarif penggerak biaya untuk tiap penggerak biaya konsumsi aktivitas dihitung sebagai berikut : Penggerak biaya konsumsi Biaya Konsumsi Tarif Aktivitas Aktivitas Aktivitas Jam rekayasa Rp 125.000 12.500 Rp 10 Jumlah persiapan 300.000 300 100 Jam Mesin 1.500.000 150.000 10 Jumlah pengemasan pesanan 75.000 15.000 5 Biaya overhead yang dibebankan pada kedua produk dengan perhitungan sebagai berikut: Untuk produk AW 5.000 Penggerak biaya konsumsi Tarif Aktivitas Jumlah Total Biaya Biaya OH Aktivitas Aktivitas OH per unit Jam rekayasa Rp 10 5.000 Rp 50.000 Rp 10 Jumlah persiapan 1.000 200 200.000 40 Jam Mesin 10 50.000 500.000 100 Jumlah pengemasan pesanan 5 5.000 25.000 5 Biaya OH per unit Rp 775.000 Rp 155 Untuk produk SZ dengan produksi 20.000 unit Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 Penggerak biaya konsumsi Tarif Aktivitas Jumlah Total Biaya Biaya OH Aktivitas Aktivitas OH per unit Jam rekayasa Rp 10 7.500 Rp 75.000 Rp 3,75 Jumlah persiapan 1.000 100 100.000 5 Jam Mesin 10 100.000 1.000.000 50 Jumlah pengemasan pesanan 5 10.000 50.000 2,5 Biaya OH per unit Rp 1.225.000 Rp 61,25 Dari sistem ABC ini dapat kita lihat biaya produksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : AW SZ Harga jual per unit Rp 400 Rp 200 Biaya produksi per unit Bahan baku dan JTKL Rp 200 Rp 80 Overhead pabrik Perekayasaan Rp 10 Rp 3.75 Persiapan 40 5 Perputaran Mesin 100 50 Pengemasan 5 2.5 Rp 155 Rp 61.25 - Sistem ABC menelusuri lebih banyak biaya sebagai biaya langsung sedangkan sistem tradisional lebih banyak biaya tidak langsung Biaya per unit Rp 355 Rp 141.25 Perbedaan biaya per unit antara sistem tradisional yang berdasarkan atas volume dan dengan sistem ABC menurut Horngren adalah : - Sistem ABC membentuk pool biaya yang homogen yang terkait dengan aktifitas yang berbeda sedangkan dengan sistem tradisional biayanya lebih heterogen - Untuk setiap pool biaya aktifitas sistem ABC memilih dasar alokasi biaya yang memiliki hubungan sebab akibat dengan biaya pada pool yang ada. Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 Maka dari contoh diatas perbedaan antara ABC dengan sistem tradisional adalah : a. Produksi berdasarkan volume menggunakan penggerak biaya berdasarkan atas volume sedangkan di ABC berdasar atas aktifitas baik yang termasuk berdasarkan atas volume maupun yang tidak berdasarkan volume. b. Produksi berdasarkan volume membebankan biaya overhead pertama ke departemen dan yang kedua produk dan jasa sedangkan pada ABC dibebankan pada pusat biaya aktifitas dan yang kedua ke sebelum produk atau jasa c. Produksi berdasarkan volume fokus pada pengelolaan biaya departemen fungsional atau pusat pertanggungjawaban sedangkan pada system ABC fokus pada pengelolaan proses dan aktifitas serta pemecahan masalah lintas fungsional. Sistem ABC ini menelusuri biaya ke produk melalui aktifitas. Biaya overhead dibebankan ke tempat penampungan biaya atau aktifitas yang homogen bukan ke departemen-departemen. Biaya dari pusat aktifitas kemudian dibebankan ke produk atau jasa dan proses ini terdiri atas tiga tahap. Tarif overhead atau tingkat aktifitas disesuaikan dengan kapasitas aktifitas dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan. Dalam akuntansi biaya tradisional, tarif overhead yang ditentukan dimuka dihitung dengan membagi anggaran biaya overhead dengan ukuran aktivitas yang dianggarkan. Hal ini akan mengakibatkan pembebanan kapasitas yang menganggur ke produk dan juga akan menyebabkan biaya produksi per unit yang tidak stabil. Berbeda Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 dengan ABC dimana produk hanya dibebani biaya dari kapasitas yang digunakan dan tidak dibebani oleh biaya kapasitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk yang menyebabkan aktifitas. Sistem penentuan harga pokok tradisional, yang mendasarkan pada volume sangat bermanfaat jika tenaga kerja langsung dan bahan merupakan faktor yang dominasi dalam produksi, jika teknologi stabil dan jika ada keterbatasan produk.. Sistem penentuan biaya produksi tradisional mengukur sumber daya yang dikonsumsi dalam proporsi yang sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Meskipun demikian adanya revolusi yang terjadi dalam dunia bisnis banyak sumber daya organisasional seperti biaya setup atau biaya penanganan bahan untuk aktifitas dan transaksi tidak mempunyai hubungan fisik dengan volume yang diproduksi. Konsekuensinya adalah sistem harga pokok tradisional merupakan sistem yang lemah untuk membebankan biaya pendukung atau biaya penjualan ke produk. Biaya-biaya tersebut biasanya dialokasikan ke produk dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berdasarkan unit atau volume, seperti jam kerja langsung, biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam kerja atau unit yang diproduksi. Biaya produk yang diperoleh dengan cara mengalokasikan seperti itu akan terdistorsi, karena produk tidak mengkonsumsi sebagian besar sumber daya pendukung tersebut dalam proporsi sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan. Sistem penentuan harga pokok tradisional tidak lagi mencerminkan bagaimana aktifitas yang spesifik dalam pabrik yang terotomatisasi karena banyaknya kategori biaya. Biaya produk biasanya dimonitor dari tiga komponen yaitu biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Sistem penentuan harga pokok tradisional Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 dikembangkan saat komponen biaya bahan langsung mendominasi biaya produksi total, input tenaga kerja langsung merupakan komponen utama yang mendorong terjadi biaya produksi. Sehingga fokus sistem ini adalah pengukuran dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung Overhead yang didefinisikan sebagai kumpulan semua biaya produksi yang tidak dapat diidentifikasikan secara langsung ke semua produk jumlah semua biaya tidak langsung bukan merupakan semua elemen biaya yang terbesar. Biaya overhead meliputi utilitas, asuransi dan gaji. ABC juga didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume non- volume-related factor . Dibandingkan dengan akuntansi biaya tradisional, ABC mewakili penerapan penelusuran biaya yang lebih menyeluruh. Perhitungan biaya produk tradisional menelusuri hanya biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap unit output. Tetapi ABC mengakui bahwa banyak biaya-biaya lain yang pada kenyataannya dapat ditelusuri tidak ke unit output, tetapi aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi output. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktifitas dan aktifitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya yang dibebankan ke aktifitas, kemudian aktifitas dibebankan ke objek biaya berdasarkan penggunaanya. ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktifitas. Dalam ABC overhead dibebankan ke objek biaya seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasikan Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 sumber daya, aktifitas dan biaya serta kuantitas aktifitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi out put. Cost driver digunakan untuk menghitung biaya sumber daya dari setiap unit aktitifitas. Kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan dengan mengalikan biaya setiap aktifitas dengan aktifitas dengan kuantitas setiap aktifitas yang dikonsumsi pada periode tertentu. ABC merupakan sistem yang mempertahankan dan memproses data keuangan dan operasional dari sumber daya perusahaan berdasarkan aktifitas, objek biaya, cost driver dan ukuran kinerja aktifitas. ABC juga membebankan biaya ke aktifitas dan objek biaya Pemicu aktifitas adalah activity driver adalah suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktifitas ke produk, pelanggan, atau objek biaya final final cost object lainnya. Kata final mengacu pada langkah terakhir dalam alokasi biaya. Sifat dan jenis pemicu aktifitas membedakan ABC dari perhitungan biaya tradisional. ABC mengakui aktifitas, biaya aktifitas, dan pemicu aktifitas pada tingkatan agregasi levels of aggregation yang berbeda dalam satu lingkungan produksi. Empat tingkat yang umumnya di identifikasikan adalah unit, batch, produk dan pabrik. Tingkatan yang berbeda sebenarnya adalah tingkatan agregasi data yang berbeda. Suatu batch adalah jumlah atau agregasi, dari unit-unit identik yang menyusunnya. Suatu produk adalah agregasi dari banyak batch. Suatu pabrik dapat dianggap sebagai suatu agregasi dari semua produknya.

2. Prosedur Activity Based Costing dan Pemilihan Cost Driver

Bochler 2006 : 223 mengatakan prosedur pembebanan ABC memiliki dua tahap pembebanan biaya dua tahap two-stage cost assignment yaitu : membebankan Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 biaya sumber daya seperti biaya overhead ke pusat biaya aktivitas atau tempat penampungan biaya dan kemudian ke objek biaya untuk menentukan jumlah biaya sumber daya bagi setiap objek biaya. Walaupun demikian, prosedur pembebanan biaya dua tahap berdasarkan volume kemungkinan mendistorsi biaya produk atau jasa. ABC berbeda dari sistem perhitungan biaya berdasarkan volume dalam dua hal yaitu : a. sistem ABC mendefinisikan tempat penampungan biaya sebagai aktifitas atau pusat aktifitas dan bukan sebagai pusat biaya atau departemen produksi. b. Penggerak biaya yang digunakan sistem ABC untuk membebankan biaya aktifitas ke objek biaya adalah penggerak yang berdasarkan pada aktifitas atau aktifitas-aktifitas yang dilakukan untuk objek biaya tersebut Dalam sistem ABC biaya dibagi dalam kategori unit dan non unit. ABC mengakui bahwa ada biaya yang berubah seiring dengan tingkat unit yang diproduksi tetapi ada beberapa biaya yang tidak berubah atau tidak berpengaruh oleh tingkat unit yang diproduksi. Sumber daya adalah unsur ekonomis yang digunakan dalam pelaksaan aktivitas tersebut seperti bahan baku material . Sistem ABC menelusuri biaya ke produk melalui aktifitas. Biaya overhead dibebankan ke cost pool atau pusat aktifitas dan tidak dibebankan berdasarkan departemen. Perbedaan yang sangat nyata antara ABC dan sistem tardisional adalah pada tahapan yang kedua dan yang ketiga. Prosedur Activity Based Costing - mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktifitas dan pool aktifitas dalam ABC merancang atau memproduksi suatu produk digolongkan dalam empat kategori Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 - menelusuri biaya overhead aktifitas dan objek biaya - membebankan biaya ke pool biaya aktifitas - perhitungan tarif aktifitas - membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktifitas dengan menggunakan tarif aktifitas dan ukuran aktifitas. - Menyusun laporan manajemen - Biaya produksi dan non produksi dibebankan ke produk. Dalam sistem ABC ini yang perlu diperhatikan adalah cost pool. Yang dimaksud dengan cost pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang sama dengan satu dasar pembebanan cost driver . Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki hubungan yang kuat korelasi positif antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap cost pool menampung biaya-biaya dan transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi kesamaan aktifitas yang dilaksanakan perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan sebab akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan. Dasar pembebanan yang digunakan untuk membebankan biaya yang terkumpul pada cost driver penyebab atau pemicu biaya . Paling tidak ada faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan cost driver yaitu biaya pengukuran, dimana dalam sistem ABC, sejumlah besar cost driver dapat dipilih dan digunakan. Jika memungkinkan, sangatlah penting untuk memilih cost driver yang menggunakan informasi yang siap tersedia. Informasi yang tidak tersedia pada sistem yang ada sebelumnya berarti harus dihasilkan, sehingga mengakibatkan akan meningkatkan biaya Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 sistem informasi perusahaan. Pemilihan yang tepat cost driver akan meminimumkan biaya pengukuran Dalam pemilihan cost driver dan activitas cost pool yang perlu diperhatikan adalah : pemicu sumber daya resources driver dan pemicu aktivitas.

3. Tahap-tahap Activity Based Costing

Langkah perancangan sistem ABC terdiri menurut Amin Widjaja Tunggal 2001:15 adalah : a. Mengidentifikasi biaya sumber dan aktifitas Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis aktifitas untuk mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktifitas perusahaan. Melalui analisis aktifitas, perusahaan mengidentifikasi pekerjaan yang dilakukannya untuk menjalankan operasi perusahaan dan analisis ini meliputi pengumpulan data dari dokumen dan catatan yang ada serta pengumpulan data tambahan dengan karyawan-karyawan penting. Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya pada berbagai aktifitas, perusahaan perlu mengelompokkan seluruh aktifitas menurut cara bagaimana aktifitas tersebut mengonsumsi sumber daya. Robin Menurut Henry Simamora 2002:130 aktifitas produksi digolongkan kedalam empat tingkat. - Aktifitas tingkat unit Aktifitas berlevel unit unit level activities adalah aktifitas yang dilakukan untuk memproduksi setiap unit produksi. Misalnya seperti pemakaian bahan, pemakaian jam kerja langsung, memasukkan komponen, inspeksi setiap unit dan berdasarkan pada volume. Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 - Aktifitas tingkat batch Aktifitas berlevel batch batch level activities adalah aktifitas yang dilakukan untuk setiap batch atau kelompok produk yang dijadwalkan untuk diproses bersama, bukan untuk setiap unit individu dari objek biaya. Misalnya adalah setup mesin, pemesanan pembelian, penjadwalan produksi, inspeksi untuk setiap batch dan penanganan bahan - Aktifitas untuk mendukung produk Aktifitas untuk mendukung produk product-level activities adalah suatu aktifitas yang dilakukan untuk mendukung produk yang berbeda. Misalnya adalah merancang produk, administrasi suku cadang, penerbitan formulir pesanan - Aktifitas untuk mendukung fasilitas Aktifitas berlevel aktifitas facilities-level activities adalah aktifitas yang dilakukan untuk mendukung produksi secara umum dan tidak disebabkan oleh produk atau kebutuhan pelayanan pelanggan dan tidak dapat ditelusuri ke satu unit, batch, atau produk. Misalnya adalah keamanan, keselamatan kerja, pemeliharaan, manajemen pabrik dan pembayaran pajak property. b. Bebankan biaya sumber daya pada aktifitas ABC menggunakan penggerak biaya konsumsi sumber daya untuk membebankan biaya sumber daya ke aktifitas. Karena aktifitas memicu timbulnya biaya dari sumber daya yang digunakan dalam operasi, suatu perusahaan harus memilih penggerak biaya konsumsi sumber daya hubungan sebab akibat. Penggerak biaya konsumsi sumber daya biasayanya meliputi jumlah tenaga kerja untuk aktifitas yang bersifat intensif tenaga Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 kerja, tenaga kerja untuk aktifitas yang berkaitan dengan penggajian, persiapan untuk aktifitas yang terkait dengan jumlah batch, perpindahan untuk aktifitas penganan bahan baku, jam mesin untuk aktifitas perbaikan dan pemeliharaan luas lantai untuk aktifitas kebersihan dan perawatan umum. c. Bebankan biaya Aktifitas Pada Objek Biaya Langkah terakhir adalah membebankan biaya aktifitas atau tempat penampungan biaya aktifitas pada output berdasarkan penggerak biaya konsumsi aktifitas yang tepat. Yang dikatakan output disini adalah produk atau jasa namun dapat juga berupa pelanggan, proyek, atau unit bisnis.

4. Manfaat dan Keterbatasan Activity Based Costing

Sesuai dengan yang dijelaskan pada teori sebelumnya, Activity Based Costing ini juga tidak hanya memiliki manfaat namun juga memiliki keterbatasan. Menurut Blocher 2006 : 232 adalah sebagai berikut : a. Manfaat Activity Based Costing - Pada Activity Based Costing ini pengukuran profitabilitas lebih baik. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan keputusan strategis dan informatif, mengarahkan pada pengukuran profitabilitas produk yang lebih akurat dan keputusan strategis yang diinformsikan dengan lebih baik tentang penetapan harga jual, lini produk dan segmen pasar. - Keputusan dan kendali yang lebih baik. ABC menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang timbul karena dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik dan membantu perkembangan proyek-proyek yang meningkatkan nilai. - Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas. ABC membantu manajer mengidentifikasi dan mengendalikan biaya kapasitas yang tidak terpakai sehingga dapat mengurangi biaya overhead. b. Keterbatasan dari Metode Activity Based Costing Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 Walau ABC memberikan informasi tentang biaya produk atau jasa lebih baik dibandingkan dengan metode berdasarkan volume, ABC tidak lepas juga dari keterbatasan. Keterbatasan ABC ini menurut Bochler 2006 : 233 keterbatasan ABC itu adalah sebagai berikut : - Alokasi Tidak semua biaya memiliki penggerak biaya konsumsi sumber daya atau aktivitas yang tepat atau tidak ganda. Beberapa biaya mungkin membutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasar atas volume sebab secara praktis tidak dapat ditemukan aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut. Misalnya seperti biaya pendukung fasilitas seperti biaya system informasi, gaji manajer, asuransi dan pajak bumi bangunan untuk pabrik - Mengabaikan biaya Biaya produk atau jasa diidentifikasi system ABC cendrung tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa tersebut. Biaya produk atau jasa biasanya tidak termasuk biaya untuk aktivitas pemasaran, pengiklanan, penelitian, pengembangan dan rekayasa produk walau sebagian dari biaya-biaya ini karena prinsip akuntansi berlaku untuk pelaporan keuangan mengharuskan biaya tersebut diperlakukan secara periodik. - Mahal dan menghabiskan waktu Metode ABC tidak murah dan membutuhkan banyak waktu untuk dikembangkan dan dilaksanakan. Untuk perusahaan dan organisasi yang telah menggunakan sistem biaya tradisional berdasarkan volume, pelaksaanaan ABC ini cendrung sangat mahal. Sehingga dapat disebutkan bahwa manfaat dari metode ABC untuk perusahaan adalah : - memperbaiki mutu pengambilan keputusan karena sistem ABC menghasilkan informasi biaya produksi yang lebih akurat, sehingga dapat membantu manajemen untuk mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan. Dalam lingkungan persaingan yang ketat, informasi harga pokok yang lebih akurat semakin penting dan mendukung berbagai jenis pengambilan keputusan tentang produk dan jasa. - memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap aktifitas untuk mengurangi biaya overhead. Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 Dalam sistem ABC biaya overhead diidentifikasi dengan aktifitas yang menimbulkan biaya tersebut. Dengan demikian informasi yang dihasilakn ABC dapat digunakan manajemen untuk memantau aktifitas-aktifitas, sehingga dapat mengurangi biaya overhead - Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan Manajemen dapat memperoleh kemudahan dalam mendapatkan informasi biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan bisnis mereka. Karena informasi biaya yang relevan yang dihubungkan dengan aktifitas untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut disediakan oleh sistem ABC. - membantu mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi biaya tradisional - ABC memberikan pandangan yang jelas tentang bagaimana komposisi perbedaan produk, jasa dan aktivitas perusahaan yang memberi kontribusi yang paling dasar dalam jangka panjang. - Membantu manajemen dalam mengambil suatu keputusan - Memungkinkan pengeliminasian pemborosan dengan mengidentifikasikan aktifitas yang tidak bernilai tambah - Mengidentifikasikan sumber biaya dengan mengidentifikasikan cost driver - Menghubungkan strategi perusahaan dengan pembuatan keputusan operasional - Menyediakan umpan balik mengenai apakah hasil-hasil yang diantisipasikan oleh strategi perusahaan tercapai sehingga tindakan koreksi dapat dibuat - Menjamin bahwa waktu, mutu, fleksibiitas dan kesesuaian dengan tujuan-tujuan - Mendorong perbaikan dengan Quality Control secara berkesinambungan karena perencanaan dan pengendalian diarahkan pada peringkat proses aktifitas Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 - Meningkatkan efektivitas penganggaran dengan mengidentifikasikan hubungan biaya dengan kinerja berbagai peringkat pelayanan yang berbeda. - Meningkatkan profitabilitas dengan memantau biaya total daur hidup dan pelaksanaannya - Menyediakan pandangan ke arah pertumbuhan yang cepat dan paling tidak menunjukkan elemen biaya overhead - Menjamin pencapaian rencana investasi dengan pemantau investasi melalui sistem akuntansi aktifitas sehingga jika timbul penyimpangan dan rencana dapat terdeteksi dan tindakan koreksi dapat dibuat. - Mengevaluasi secara berkesinambungan efektivitas untuk mengidentifikasikan peluang investasi yang potensial. - Menyusun target kinerja eksternal dan tujuan biaya serta penentuan tujuan tertentu pada tingkat aktifitas. - Mengeliminasi berbagai krisis dengan menentukan masalah-masalah daripada mengobati gejala. Margareth Trisna Ekawati S : Penerapan Activity Based Costing Dalam Menentukan Biaya Produksi Pada PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan, 2008. USU Repository © 2009 BAB III METODE PENELITIAN Dalam memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini maka desain penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah termasuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menguraikan suatu masalah yang timbul dan mencari solusi atas permasalahan yang timbul. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi dan studi kasus pada objek penelitian. Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap aktivitas perusahaan yang menjadi objek penelitian. Penelitian dilakukan di PT. Kidung Indah Selaras Suara Kiss FM yang berada di Jl.Cut Nyak Dien No.16, Medan dan dimulai dari bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Februari 2008.

B. Jenis dan Sumber Data