Metoda Destilasi Pembuatan Gliserin

Vanessa : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu Dari Gliserin Yang Diproduksi PT. Sinar Oleochemical International- Medan, 2008. USU Repository © 2009 Kedua metoda ini mempunyai keuntungan masing-masing. Metoda destilasi lebih sesuai didalam bahan baku pilihan, proses penukaran ion tidak memerlukan tenaga tetapi dapat Menimbulkan masalah lingkungan dengan adanya pembuangan air yang berasal dari pengaktifan kembali penukaran ion.

1. Metoda Destilasi

Pada metoda ini yang digunakan untuk menghilangkan kotoran seperti hasil degradasi protein, asam lemak ataupun yang lainnya adalah sabun alkali untuk 5-8 gliserin dibutuhkan 10 -15 NaCl atau bahan kimia untuk pemurnian gliserin hasil hidrolisa. Bahan-bahan kimia yang biasa digunakan adalah aluminium, garam-garam besi sebagai penggumpal koagulan,asam klorida dan kaustik. Perlakuan awal terhadap bahan adalah penyaringan dengan bantuan saringan dan kemudian konsentrasi terus berubah didalam evaporator pada suhu 180°C. Dalam beberapa bentu peralatan khusus, garam-garam dari larutan alkali yang dipakai dapat mengkristal dan tertinggal pada alat evaporator dengan kemurnian tinggi, garam- garam alkali ini dapat dipakai kembali untuk proses pembuatan sabun. Dari proses ini maka akan diperoleh 80-88 destilat gliserin dan harus dilakukan pemurnian lebih lanjut, sedangkan 15 hasil destilasi awal sudah cukup murni. Pemurnian lebih lanjut dapat dilakukan dengan pemisahan, penyaringan dan setrifugasi pemusingan untuk penghilangan kotoran. 2.Metoda Penukaran Ion Vanessa : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu Dari Gliserin Yang Diproduksi PT. Sinar Oleochemical International- Medan, 2008. USU Repository © 2009 Metode penukaran ion dilakukan untuk mendapatkan kualitas gliserin yang baik. Sebagian besar logam-logam dan mineral yang tidak diinginkan akan terpisah dengan metoda ion exchanger ini. Sebelum dilakukan penukaran ion terlebih dahulu gliserin harus diencerkan dengan diminiralized water lalu gliserin dimasukkan kedalam resin penukar kation dan anion.Paquat C dan Hauffanne,1987 2.3. Kegunaan Gliserin Gliserin terutama digunakan dalam industri kosmetika, antara lain sebagai bahan pelarut dan pengatur kekentalan pada produk shampoo,pomade, obat kumur dan pasta gigi. Selain itu gliserin juga berfungsi sebagai hemaktan pada industri rokok, permen karet dan sabun. Heamaktan adalh suatu senyawa yang dapat menjaga kelembapan dari bahan tersebut. Dengan kata lain gliserin disitu berfungsi sebagai pelembab. Sifat melembabkan timbul dari gugus-gugus hidroksil yang dapat berikatan antara hidrogen dan air sehingga dapat mencegah penguapan air itu. Gliserin juga banyak digunakan dalam Industri farmasi dan tembakau. Dibandingkan minyak kelapa, penggunaan minyak inti sawit untuk menghasilkan gliserin sebagai pelengkap untuk bahan baku dalam industri sabun dan kosmetika lebih mempunyai keunggulan karena mengandung vitamin E yang nerisifat antioksidan dan melindungi kulit dari oksidasi. Penggunaan minyak yang bertitik leleh tinggi dalam pembuatan kosmetika dapat digantikan oleh minyak sawit yang merupakan fraksi stearin. Penggantian ini, dilihat dari kualitas produk yang Vanessa : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu Dari Gliserin Yang Diproduksi PT. Sinar Oleochemical International- Medan, 2008. USU Repository © 2009 dibuat sifatnya lebih menguntungkan karena dengan adanya karoten yang berperan sebagai anti kanker dan anti oksidasi pada kulit. Alternatif pemakaian minyak sawit dalam pembuatan minyak rambut pomade dapat lebih dikembangkan karena sifatnya yang semi mongering dan dapat bercampur dengan minyak lain. Dengan kondisi demikian, maka produk tersebut memiliki kemampuan untuk mempertahankan kerapian rambut. Ketaren,1987

2.4. Penentuan Kadar Air dari Gliserin Dengan Metode Karl Fisher