Vanessa : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu Dari Gliserin Yang Diproduksi PT. Sinar Oleochemical International- Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Produksi dan konsumsi minyak sawit untuk kebutuhan lokal dan mancanegara baik itu dalam bentuk minyak sawit maupun dalam bentuk hasil pengolahan dari minyak
sawit tersebut asam lemak ataupun gliserin semakin terus bertambah selama beberapa waktu belakangan ini. Dalam hal konsumsi tentu karena adanya penurunan
produksi kopra yang menyolok. Dimasa mendatang minyak sawit dan hasil olahannya akan menjadi bahan kebutuhan utama minyak nabati dalam susunan makanan
masyarakat. Minyak dan lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan dapat
disabunkan untuk selanjutnya dihidrolisa dalam usaha memperoleh asam lemak dan gliserin gliserol. Dari asam lemak dapat dihasilkan berbagai produk kimia,
sedangkan gliserin dapat digunakan sebagai pelengkap suatu industri misalnya pada industri farmasi, kosmetik, dan tembakau. Pada saat ini gliserin sangat dimanfaatkan
secara komersial.
Vanessa : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu Dari Gliserin Yang Diproduksi PT. Sinar Oleochemical International- Medan, 2008.
USU Repository © 2009
PT SOCI merupakan salah satu industri dari sekian banyak industri oleokimia non pangan yang memproduksi asam lemak dan gliserin dengan bahan baku
minyak sawit.
Bahan baku yang digunakan adalah : 1.
Palm Kernel Oil PKO 2.
Refined Bleached Deodorized Palm Stearin RBDPS 3.
Refined Bleached Deodorized Palm Oil RBDPO Pembuatan produk gliserin ada dua metode yaitu ;
1. Metode pemurnian biasa, penguapan dan destilasi
2. Metode pemurnian ion dan penguapan
Dimana dapat diterangkan dengan bagan berikut :
Vanessa : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu Dari Gliserin Yang Diproduksi PT. Sinar Oleochemical International- Medan, 2008.
USU Repository © 2009
Keterangan : -
710 glycerine Pretreatment : dilakukan penambahan alum {Al
2
SO
4 3
} yang mengakibatka pH menjadi turun disebabkan terbentuknya H
2
SO
4
dari reaksi alumunium sulfat dengan air.Untuk menetralkan pH ditambahkan dengan
NaOH,kemudian terbentuk floc.Floc yang terbentuk pada pH 6-7 dilewatkan melalui filter press.Pada tahap ini kandungan glicerine 12-16.
- 720 Glycerine Evaporation : Glycerine dari 710 dievaporasi dan diperoleh
dengan kadar ± 80.
- 750 Glycerine Destilation : Hasil dari 720 di destilasi dan diperoleh gliserin
dengan kadar ± 99 dengan warna yang lebih jernih tapi masih berwarna
kekuningan. -
770 Ion Exchanger : Pada tahap ini gliserin dimasukkan kedalam resin penukar kation dan anion setelah sebelumnya diencerkan dengan diminiralized
water hingga kadar gliserin menjadi ± 70 .
Vanessa : Penentuan Kadar Air Dan Kadar Abu Dari Gliserin Yang Diproduksi PT. Sinar Oleochemical International- Medan, 2008.
USU Repository © 2009
- 760 Bleaching : Dengan menggunakan karbon aktif, gliserin yang dihasilkan
pada fraksi ini menjadi tak berwarna dan menjadi jernih. -
780 Final Evaporation : Dimana kadar air dari gliserin diuapkan dan diperoleh Refined Glicerine : gliserin yang dihasilkan kadarnya minimal 99,5.
Produksi gliserin pada PT.SOCI ini menggunakan metode pemurnian, penukaran ion dan penguapan. Gliserin yang diperoleh sebelum dikomersialkan harus dianalisa
parameter-parameter karakteristiknya. Salah satu karakteristiknya adalah Kadar Air dan Kadar Abu yang karena adanya faktor-faktor yang mungkin terjadi selama
pemrosesan menyebabkan adanya perubahan mutu daripada gliserin tersebut. Dengan besarnya kadar air dan kadar abu yang diperoleh pada hasil analisa maka akan
menurunkan mutu dari gliserin. Standart nilai untuk kadar air pada gliserin adalah maksimum 0.5 dan untuk kadar abu adalah 0.01 maksimum, hal ini juga
didukung oleh parameter-parameter karakteristik lainnya maka gliserin ini layak dikomersialkan dengan mutu dan jenis yang diinginkan.
Berdasarkan hal diatas maka penulis mengambil judul pada Karya Ilmiah ini
adalah “PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU DARI GLISERIN YANG DI PRODUKSI OLEH PT SOCI “.
1.2. Permasalahan