Roni Hotmartuah Saragih : Studi Eksperimental Performansi Motor Otto Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Zat Aditif Berbentuk Cair, 2010.
dengan udara. Jika konsumsi bahan bakar dan udara diperbesar maka akan semakin besar pula daya yang dihasilkan mesin. Semakin cepat poros engkol
berputar maka akan semakin besar daya yang dihasilkan
.
4.2.3 Konsumsi bahan bakar spesifik
Konsumsi bahan bakar spesifik Specific fuel consumption, Sfc dari masing–masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut : Sfc =
B f
P x
m
3 .
10
dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.h
. f
m = laju aliran bahan bakar kgjam Besarnya laju aliran massa bahan bahan bakar
. f
m dihitung dengan persamaan berikut :
3600 10
. .
3
x t
V sg
m
f f
f f
−
= dimana :
f
sg
= spesific gravity
f
V
= Volume bahan bakar yang diuji dalam hal ini 50 ml.
f
t
= waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik. Harga
f
sg
untuk zat aditif adalah 0,84 dan untuk premium adalah 0.739,sedangkan untuk bahan bakar yang merupakan campuran antara fuel
vitamin dengan premium, harga
f
sg
-nya dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan berikut :
f
sg
Cxx = C x 0,84 + P x 0,739 Dengan:
C = Persentase kandungan zat aditif dalam bahan bakar campuran P = Persentase kandungan premium dalam bahan bakar campur
Roni Hotmartuah Saragih : Studi Eksperimental Performansi Motor Otto Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Zat Aditif Berbentuk Cair, 2010.
Untuk bahan bakar campuran zat aditif dengan premium dengan perbandingan C
1:40
maka :
f
sg
C
1:40
= 1004100 x 0,84 + 40004100 x 0,739 = 0,742
Untuk bahan bakar campuran zat aditif dengan premium dengan perbandingan C
2:40
maka :
f
sg
C
2:40
= 2004200 x 0,84 + 40004200 x 0,739 = 0,744
Untuk bahan bakar campuran zat aditif dengan premium dengan perbandingan C
3:40
maka :
f
sg
C
3:40
= 3004300 x 0,84 + 40004300 x 0,739 = 0,746
Dengan memasukkan harga
f
sg
= 0,742, harga
f
t
yang diambil dari percobaan sebelumnya harga
f
V
yaitu sebesar 50 ml, maka laju aliran bahan bakar untuk pengujian dengan menggunakan campuran zat aditif dengan premium
yaitu C
1:40
adalah : Beban : 10 kg
Putaran : 2000 rpm
. f
m = 67
10 50
. 742
,
3 −
x x 3600
= 1,993 kg jam Dengan diperolehnya besar laju aliran bahan bakar, maka dapat dihitung
harga konsumsi bahan bakar spesifiknya Sfc. Untuk pengujian dengan menggunakan campuran zat aditif dengan premium yaitu
C
1:40
adalah : Beban : 10 kg
Putaran : 2000 rpm
Roni Hotmartuah Saragih : Studi Eksperimental Performansi Motor Otto Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Zat Aditif Berbentuk Cair, 2010.
Sfc = 211
, 9
10 993
, 1
3
x = 216,427 gkWh
Dengan cara yang sama untuk setiap jenis pengujian, pada putaran dan beban yang bervariasi, maka hasil perhitungan Sfc untuk kondisi tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan untuk Sfc
Beban kg
Putaran rpm
Sfc gkWh
Premium C
1:40
C
2:40
C
3:40
10
2000 264.805
216.427 208.291
205.895 2500
262.345 202.548
196.129 194.383
3000 250.407
209.739 190.778
195.807 3500
244.800 212.525
190.437 197.442
4000 261.321
223.398 196.520
207.192
25
2000 134.875
123.469 112.022
116.461 2500
124.370 113.831
106.645 111.997
3000 118.514
110.538 100.632
104.789 3500
128.371 116.705
105.983 107.683
4000 137.561
120.291 111.089
113.735 •
Pada pembebanan 10 kg gambar 4.4, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar campuran zat aditif dengan premium C
2:40
pada putaran 3500 rpm yaitu sebesar 190,437 gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi saat menggunakan premium pada putaran 2000 rpm yaitu sebesar
264,805 gkWh. •
Pada pembebanan 25 kg gambar 4.4, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan bahan bakar campuran zat aditif dengan premium C
2:40
pada putaran 3000 rpm yaitu sebesar 100,632 gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada
saat mesin menggunakan premium pada putaran 4000 rpm sebesar 137,561gkWh.
Roni Hotmartuah Saragih : Studi Eksperimental Performansi Motor Otto Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Zat Aditif Berbentuk Cair, 2010.
Perbandingan harga Sfc untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik Sfc vs putaran untuk beban 10 kg dan 25 kg
Konsumsi bahan bakar spesifik dipengaruhi oleh putaran mesin. Semakin tinggi putaran mesin maka konsumsi bahan bakar juga meningkat dan sebaliknya. Hal
ini disebabkan oleh peningkatan laju aliran bahan bakar. Ada kecendrungan besarnya Sfc juga dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar lihat Tabel 4.4,
semakin besar nilai kalor bahan bakar maka Sfc semakin kecil dan sebaliknya.
4.2.4 Rasio perbandingan udara bahan bakar AFR