Torsi dan Daya Konsumsi Bahan Bakar Spesifik specific fuel consumption, sfc Perbandingan Udara Bahan Bakar AFR

Roni Hotmartuah Saragih : Studi Eksperimental Performansi Motor Otto Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Zat Aditif Berbentuk Cair, 2010. Gambar 2.2 . Cara kerja motor bensin 4 langkah

2.3.2 Performansi Motor Bensin

Ada beberapa hal yang mempengaruhi performansi motor bensin, antara lain besarnya perbandingan kompresi, tingkat homogenitas campuran bahan bakar dengan udara, angka oktan bensin sebagai bahan bakar, tekanan udara masuk ruang bakar. Semakin besar perbandingan udara motor akan semakin efisien, akan tetapi semakin besar perbandingan kompresi akan menimbulkan knocking pada motor yang berpotensi menurunkan daya motor, bahkan bisa menimbulkan kerusakan serius pada komponen motor. Untuk mengatasi hal ini maka harus dipergunakan bahan bakar yang memiliki angka oktan tinggi. Angka oktan pada bahan bakar motor Otto menunjukkan kemampuannya menghindari terbakarnya campuran udara bahan bakar sebelum waktunya self ignition yang menimbulkan knocking tadi. Untuk memperbaiki kualitas campuran bahan bakar dengan udara maka aliran udara dibuat turbulen, sehingga diharapkan tingkat homogenitas campuran akan lebih baik.

1. Torsi dan Daya

Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan dynamometer yang dikopel dengan poros output mesin. Oleh karena sifat dynamometer yang bertindak seolah–olah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin, maka daya yang dihasilkan poros output ini sering disebut sebagai daya rem Brake Power. Roni Hotmartuah Saragih : Studi Eksperimental Performansi Motor Otto Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Zat Aditif Berbentuk Cair, 2010. B P = T n 60 . . 2 π ................................................................... 2.1 dimana : B P = Daya keluaran Watt n = Putaran mesin rpm T = Torsi N.m

2. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik specific fuel consumption, sfc

Konsumsi bahan bakar spesifik adalah parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu. Bila daya rem dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan bakar dalam satuan kgjam, maka : Sfc = B f P x m 3 . 10 .............................................................. 2.2 dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.h. . f m = laju aliran bahan bakar kgjam. Besarnya laju aliran massa bahan bakar . f m dihitung dengan persamaan berikut : 3600 10 . . 3 x t V sg m f f f f − = ........................................... 2.3 dimana : f sg = spesific gravity. f V = volume bahan bakar yang diuji. f t = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik. Roni Hotmartuah Saragih : Studi Eksperimental Performansi Motor Otto Berbahan Bakar Campuran Premium Dengan Zat Aditif Berbentuk Cair, 2010.

3. Perbandingan Udara Bahan Bakar AFR

Untuk memperoleh pembakaran sempurna, bahan bakar harus dicampur dengan udara dengan perbandingan tertentu. Perbandingan udara bahan bakar ini disebut dengan Air Fuel Ratio AFR, yang dirumuskan sebagai berikut : AFR = . . f a m m .................................................................. 2.4 dimana : m a = laju aliran masa udara kgjam. Besarnya laju aliran massa udara m a juga dapat diketahui dengan membandingkan hasil pembacaan manometer terhadap kurva viscous flow meter calibration. Kurva kalibrasi ini dikondisikan untuk pengujian pada tekanan udara 1013 milibar dan temperatur 20 C, oleh karena itu besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor koreksi C f berikut : f C = 3564 x a P x 5 , 2 114 a a T T + …...........................….. 2.5 dimana : Pa = tekanan udara Pa Ta = temperatur udara K

4. Effisiensi Volumetris