Fahrur Rozi Hasman : Kekerabatan Masyarakat Bajou, 2009. USU Repository © 2009
Jarak wilayah Desa Bajoe ke kota Watampone sebagai ibukota kabupaten relatif sangat dekat dan dapat ditempuh dalam jangka waktu yang sangat singkat yaitu
hanya sekitar sepuluh menit dengan mempergunakan sarana angkutan umum berupa mikrolet.
2.2. Agama
Berdasarkan arsip kependudukan di Kantor Desa Bajou, diketahui bahwa seluruh warga masyarakat Bajou dilokasi adalah penganut agama Islam. Ketaatan
masyarakat Bajou melakukan ibadah shalat, di satu sisi menunjukkan ketaatan mereka dalam rangka pelaksanaan sebagian dari syri’at agama Islam. Namun di lain sisi
masyarakat bersangkutan masih tetap percaya kepada mahkluk-mahkluk gaib dan kekuatan sakti supernatural. Yang konon kabarnya sangat menentukan keselamatan
diri maupun perolehan rezeki bagi pakkaja nelayan. Masyarakat Bajou percaya akan adanya pangngonroang sappa penjaga
karang. Yang bertempat tinggal digugusan-gugusan karang, dari seluruh gugusan karang di sekitar lokasi penangkapan dan tabu mendekatinya yaitu Samoa, Lamasia
dan di gugusan karang yang bernama Cimborong. Berdasarkan informasi diatas tersebut jelas bahwa masyarakat Bajou sampai
sekarang tetap memiliki sistem kepercayaan tradisional terhadap mahkluk-mahkluk gaib maupun kekuatan-kekuatan sakti yang dianggap sebagai pemilik sekaligus
penjaga lautan dan gugusan karang.
2.3. Penduduk
Jumlah penduduk Desa Bajou tersebut terbagi dalam empat Rukun Kampung RK dan 12 Rukun Warga RW serta 34 Rukun Tetangga RT. Desa
Bajou yang ada sekarang, dulu masuk dalam wilayah pemerintahan Desa Pao.
Fahrur Rozi Hasman : Kekerabatan Masyarakat Bajou, 2009. USU Repository © 2009
Banyaknya penduduk Desa Bajou dapat diperinci menurut usia dan jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian hidup, dan agama yang dianut. Usia produktif
19-45 tahun adalah berjumlah 2.454 orang atau 38 dari jumlah penduduk secara keseluruhan Desa Bajou. Sementara penduduk yang berusia antara 6-18 tahun atau
usia sekolah 2.206 orang atau 34. Usia kurang produktif 46 tahun keatas berjumlah 721 orang atau 11 dari jumlah penduduk, dan usia belum sekolah
berjumlah 1.064 orang atau 17 dari jumlah penduduk.
2.4. Mata Pencaharian
Luas seluruh wilayah Desa Bajou meliputi areal seluas 5,58 Km2. Wilayah perkampungan suku Bajou di Dusun Bajo menunjukkan, bahwa prumahan penduduk
menempati areal pantai di sepanjang pantai Teluk Bone. Maka dari itu yang paling banyak penduduk desa Bajou bermata pencaharian dibidang perikanan atau sebagai
nelayan, jumlah mereka tidak kurang dari 578 orang. Hal ini disebabkan karena sebagai nelayan dengan segera dapat dinikmati hasilnya.
Sebagai nelayan mereka mengenal tiga lokasi penangkapan ikan, yaitu di perairan dalam, di gugusan karang dan dipantai. Bagi nelayan yang berprofesi di
perairan dalam pada umumnya menggunakan peralatan menangkap ikan berupa panah, tombak dan pancing. Dan yang beroperasi di gugusan karang juga
menggunakan peralatan yang sama di samping satu alat tangkap lainnya yang disebut bunre.
Bagi masyarakat Bajou, gugusan karang merupakan lahan yang potensial dan berada pada kedalaman antara 5 sampai 20 meter dengan jarak 3 sampai 5 mil dari
pantai.
Fahrur Rozi Hasman : Kekerabatan Masyarakat Bajou, 2009. USU Repository © 2009
BAB III SISTEM KEKERABATAN MASYARAKAT BAJOU
3.1. Pola Kehidupan Sehari-hari