Decompensasi Cordis Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. pasien bisa istirahat dan pengobatan yang lebih intensif, atau bahkan terapi oksigen sebagai penunjang. Selain itu penderita pneumonia juga membutuhkan banyak cairan untuk mencegahnya dari dehidrasi. Cairan ini bisa diperoleh dengan cara banyak minum air putih maupun melalui infus http:cyberwoman.cbn.net.id. Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati di rumah. Biasanya dokter yang menangani pneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, serangan berikutnya bisa lebih berat dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah http:cyberwoman.cbn.net.id .

2.2 Decompensasi Cordis

2.2.1 Definisi

Decompensasi cordis atau sering juga disebut gagal jantung payah jantung. Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal. http:medlinux.blogspot.com200711decompensasi-cordis.html Sebagai akibat kelemahan jantung, darah menjadi terbendung di vena paru-paru dan kaki yang menimbulkan sesak dada dan udema pada pergelangan kaki. Pada Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. keadaan parah dapat terjadi udema paru yang sangat berbahaya. Penyaluran darah ke jaringan juga berkurang sehingga ginjal mengeksresikan lebih sedikit natrium dan air Tjay dan Rahardja, 2007.

2.2.2 Etiologi

1. Faktor external dari luar jantung : hipertensi renal, hyperthiroid, anemia kronis berat 2. Faktor internal dari dalam jantung a. Disfungsi katub ventrikuler septum defect VSD, atrial septum defect ASD, stenosis insuffisiensi mitral. b. Disritmia atrial fibrilasi,ventrikel fibrilasi, heart block. c. Kerusakan myocard iskhemik infark, cardiomyopathi, myocarditis, ASHD Athero Sclerosis Heart Disease. d. Infeksi Subacut Bacterial Endocarditis. Penyakit jantung bawaan PJB adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir, dimana kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung terjadi akibat gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Penyebab PJB sendiri sebagian besar tidak diketahui, namun beberapa kelainan genetik seperti down sindrom dan infeksi rubella campak jerman pada trimester pertama kehamilan berhubungan dengan PJB tertentu Wydiantoro, B., 2006.

2.2.3 Patofisiologi

Sindrom gagal jantung dapat dibagi dalam 2 komponen yaitu : 1. Gagal miokardium myocardium failure, yang ditandai dengan menurunnya kontraktilitas, Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. 2. Respon sistemik terhadap menurunnya fungsi miokardium, yaitu : a. meningkatnya aktivitas sistem simpatetik b. aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron dan stimulasi pelepasan vasopresin c. vasokontriksi arteria renalis Mekanisme Kompensasi Pada gagal jantung terjadi berbagai penyesuaian kompensantorik yang bertujuan mempertahankan tekanan darah dan perfusi jaringan. Mekanisme intrinsik jantung berupaya meningkatkan curah jantung dengan cara mekanis, yang mengakibatkan terjadinya hipertrofi dan perubahan bentuk ventrikel. Bila perubahan-perubahan kompensantorik pada jantung tersebut sering tidak cukup untuk menunjang sirkulasi, selanjutnya terjadi perubahan-perubahan auto- regulatorik, melalui sistem neuro-endokrin untuk mempertahankan tekanan darah dengan vasokontriksi, retensi cairan dan meningkatnya stimulasi adrenergik. Terjadi redistribusi aliran darah dari daerah yang mengalami vasokonstriksi ginjal, otot, skelet, mengakibatkan edema, kelelahan dan sesak nafas. Stadium ini adalah stadium disfungsi ventrikel simptomatik, sindroma klinik gagal jantung decompensated heart failure Joewono,S,B., 2003.

2.2.4 Diagnosis

Keluhan simptom biasanya merupakan gejala pertama gagal jantung. Simptom yang sugestip gagal jantung sering menjadi stimulus untuk memulai suatu diagnostic workup untuk mengevaluasi ada tidaknya gagal jantung Boedi, 2003. Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. Diagnosis pada anak-anak dilakukan dengan auskutilasi terhadap bunyi jantung selama aktivitas fisik http:en.wikipedia.orgwikiAtrial_septal_defect . Pemeriksaan penunjang : 1. Laboratorium 2. Foto thorax 3. EKG 4. Echo 4. Kateterisasi jantung ; prosedur diagnostik dimana kateter radiopaque dimasukan kedalam serambi jantung melalui pembuluh darah perifer, diobservasi dengan fluoroskopi atau intensifikasi pencitraan; pengukuran tekanan darah dan sample darah memberikan sumber-sumber informasi tambahan.

2.2.5 Pengobatan

Pengobatan gagal jantung terdiri atas : 1. Pengobatan spesifik terhadap kausa yang mendasari gagal jantung 2. Pengobatan non-spesifik terhadap sindroma klinik gagal jantung

2.3 Tinjauan Umum Obat