Pneumonia Jenis Lain Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh, letih dan lesu, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru http:cyberwoman.cbn.net.id .

c. Pneumonia Mikoplasma

Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal Atypical Penumonia. Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi pada perang dunia II. Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati. Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama http:cyberwoman.cbn.net.id .

d. Pneumonia Jenis Lain

Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia PCP yang diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIVAIDS. Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan, gas, debu maupun jamur. Penyakit - penyakit ini Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. juga mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali diobati sejak dini http:cyberwoman.cbn.net.id. Faktor-faktor pencetus terjadinya asma dibagi dalam 6 bagian, yaitu 1. Infeksi saluran pernapasan, ini disebakan oleh virus dan bakteri yang meliputi influenza, Respiratory Syncytial virus RSV, Mycoplasma pneumonia, dan rhinovirus 2. Alergen, seperti spora jamur dan bulurambut hewan. 3. Lingkungan, seperti udara dingin, fog asap untuk sterilisasi, ozon, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, asap rokok dan asap kayusampah. 4. Emosi seperti ansietas, stress. 5. Kegiatan latihan jasmani seperti olah raga. Dengan berolah raga maka jumlah oksigen yang diperlukan tubuh akan berlebih, akibatnya saluran pernapasan akan dipacu untuk mengambil oksigen dari udara dan terjadi obstruksi saluran pernapasan. 6. Obat-obatan, seperti aspirin, NSAIDs penghambat siklooksigenase, sulfits, benzalkonium klorida, dan bloker.

2.1.3 Patofisiologi

Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbat mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah selama ekspirasi karena secara fisiologi saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obstruksi, terjebak tidak bisa diekspirasi. Selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, Kapasitas Residu Fungsional KRF, dan pasien akan bernapas pada volume yang Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. tinggi mendekati kapasitas paru total KPT. Kedaaan ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar. Untuk mempertahankan keadaaan ini diperlukan otot-otot bantu napas Sundaru, 2003. Penyempitan saluran napas ternyata tidak merata diseluruh bagian paru. Ada daerah-daerah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami hipoksemia. Penurunan tekanan parsial O 2 pO 2 mungkin merupakan kelainan pada asma. Untuk mengatasi kekurangan oksigen, tubuh melakukan hiperventilasi agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Tetapi akibatnya pengeluaran CO 2 menjadi berlebihan sehingga tekanan parsial CO 2 pCO 2 menurun yang kemudian menimbulkan alkalosis respiratorik. Pada serangan asma yang lebih berat lagi banyak saluran napas dan alveolus tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya pertukaran gas. Hal ini mengakibatkan hipoksemia dan kerja otot-otot pernapasan bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi CO 2 . Peningkatan produksi CO 2 yang disertai dengan penurunan ventilasi alveolus menyebabkan retensi CO 2 hiperkapnia dan terjadi asidosis respiratorik atau gagal napas Sundaru, 2003; Davey, 2005.

2.1.4 Diagnosa

Diagnosis asma didasarkan pada riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada riwayat penyakit akan dijumpai keluhan batuk- batuk, pernapasan bising mengi, sesak atau rasa berat didada. Tetapi kadang- kadang pasien hanya mengeluh batuk-batuk saja yang umumnya timbul pada malam hari atau sewaktu kegiatan jasmani. Tingkat keparahannya bervariasi, dari keluhan-keluhan ringan yang tidak memerlukan terapi hingga keluhan gangguan pernapasan yang terus menerus yang menyebabkan pasien tidak berdaya Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. meskipun telah diberikan terapi secara intensif. Gejala asma sering timbul pada malam hari, tetapi dapat pula muncul sembarang waktu. Adakalanya gejala lebih sering terjadi pada musim tertentu, tetapi yang perlu diketahui adalah faktor-faktor pencetus serangan. Dengan mengetahui faktor pencetus, kemudian menghindarinya, diharapkan gejala asma dapat dicegah Sundaru, 2003

2.1.5 Gejala Klinis

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 37-40 celcius dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, sesak napas dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung merupakan trias gejala yang patognomonik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare, sakit tenggorok, nyeri otot dan sendi. Batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif. http:iya.laindex.phpPenyakitDalamBronkopneumonia.html

2.1.6 Pengobatan

Penanganan pneumonia pun dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya pengobatan dengan pemberian antibiotik. “Penderita pneumonia dapat sembuh bila diberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kumannya, tetapi perlu dosis tinggi dan waktu yang lama http:cyberwoman.cbn.net.id. Namun, bakteri Streptococcus pneumoniae mulai resisten atau kebal terhadap beberapa jenis antibiotik. Bahkan kawasan Asia dinyatakan sebagai hot zone, yakni daerah dengan tingkat resistensi tinggi untuk bakteri pneumokok. Oleh sebab itu apabila pneumonia yang dialami cukup parah, penanganannya juga dilakukan dengan cara opname. Dengan perawatan khusus di rumah sakit, Lisda Mawarni Sihombing : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, 2009. pasien bisa istirahat dan pengobatan yang lebih intensif, atau bahkan terapi oksigen sebagai penunjang. Selain itu penderita pneumonia juga membutuhkan banyak cairan untuk mencegahnya dari dehidrasi. Cairan ini bisa diperoleh dengan cara banyak minum air putih maupun melalui infus http:cyberwoman.cbn.net.id. Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati di rumah. Biasanya dokter yang menangani pneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, serangan berikutnya bisa lebih berat dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah http:cyberwoman.cbn.net.id .

2.2 Decompensasi Cordis