3.2 Tinjauan ke bagian-bagian lain 3.2.1 Research and Development RD
Research and Development RD di PT. MUTIFA baru dibentuk pada tahun 2008. R D bertanggung jawab untuk menghasilkan produk-produk baru
di PT. MUTIFA. Kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam menghasilkan produk- produk baru tersebut adalah formulasi, registrasi dan standarisasimetoda analisa.
Disamping itu, bagian R D juga bertanggung jawab untuk menyusun semua protap, protokol, validasi maupun program yang diperlukan untuk semua
departemen yang terdapat di PT. MUTIFA. Manager R D
Wakil Manager R D
FORMULASI REGISTRASI
STANDARISASI METODA ANALIS
A Gambar 2. Struktur Organisasi R D di PT. MUTIFA
3.2.2 Quality Control QC
Bagian pengawasan mutu bertanggung jawab dalam melaksanakan mutu suatu produk yang dihasilkan oleh industri farmasi agar senantiasa memiliki
persyaratan mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Sistem pengawasan mutu harus dirancang dengan tepat untuk menjamin bahwa tiap obat mengandung bahan dengan mutu yang benar dan jumlah yang tepat
sesuai dengan prosedur sehingga obat tersebut senantiasa memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
Manajer pengawasan mutu PT. MUTIFA adalah seorang apoteker yang cakap, terlatih, yang dapat bekerja secara professional. Ruang lingkup tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari manajer pengawasan mutu adalah : 1.
Manajer pengawasan mutu diberi wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyusunan, verifikasi, dan pelaksanaan seluruh proses pengawasan mutu.
2. Manajer pengawasan mutu sebagai satu-satunya yang memiliki wewenang
untuk meluluskan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi. Bila produk tersebut tidak sesuai dengan speseifikasinya, atau bahan yang
dibuat tidak sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang ditentukan maka manajer produksi langsung menolaknya.
3. Memberikan pengarahan dalam melaksanakan tugas di laboratorium kimia,
mikrobiologi, pelaksanaan pengawasan dalam proses In Process ControlIPC maupun pelaksanaan CPOB.
4. Bertanggung jawab untuk menjamin bahwa semua pengujian dilaksanakan
dengan metode yang benar dan telah disetujui. 5.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi bahan baku, bahan pengemas, maupun proses produksi.
6. Bertanggung jawab untuk meninjau sebuah catatan pengolahan batch dan
catatan pengemasan batch sebelum meluluskan obat jadi.
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
7. Jika ada kegagalan dalam produksi, mendiskusikan hal tersebut dengan
manajer produksi dan ikut serta mencari penyebab dan jalan keluarnya. 8.
Bertanggung jawab atas pengadaan, pemakaian dan pembuatan pereaksi baku pembanding primer dan baku pembanding sekunder.
9. Bertanggung jawab agar alat-alat untuk analisa dipakai serta dijaga dengan
benar, dikalibrasi dan senantiasa tersedia suku cadangnya. 10.
Bertanggung jawab moral yang tinggi, kemampuan, pengembangan dan pelatihan serta melakukan evaluasi tahunan atas semua karyawan yang
dibawahinya. 11.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjamin pelaksanaan CPOB secara ketat.
12. Membuat laporan bulanan dan anggaran tahunan bagian pengawasan mutu.
13. Memastikan bahwa semua prosedur analisa disimpan secara baik dan benar.
14. Mengusahakan perbaikan biaya pengawasan mutu.
Laboratorium pengawasan mutu di PT. MUTIFA dibagi atas laboratorium kimia dan mikrobiologi. Kedua laboratorium tersebut dalam ruangan yang
terpisah dan memiliki alat pengujian masing-masing. Selain itu, ruang penimbangan, ruang penyimpanan bahan dan ruangan instrumen dipisahkan
secara tersendiri. Area ruangan produksi berada pada satu area dengan kegiatan produksi
dan pengemasan. Terdapat ruangan khusus untuk instrumen spektrofotometer dan ruang instrumen HPLC. Pada laboratorium kimia terdapat lemari asam yang
memiliki sistem penghisap udara tersendiri. Untuk instalasi pipa diberi penandaan yang jelas untuk menghindari kekeliruan.
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Sampah dan sisa bahan laboratorium QC dibuang pada tempat yang telah disediakan. Bahan beracun dan bahan yang mudah terbakar disimpan pada tempat
khusus dan terpisah, zat-zat tersebut berupa asam atau basa. limbah yang dihasilkan dari bagian QC dibuang ke Instalasi Pengolahan Air Limbah di
PT. MUTIFA. Personil bagian QC terdiri dari apoteker dan analis yang terdidik dan
terlatih serta berpengalaman dibidangnya. Tugas dan wewenang personil diterangkan dalam protap yang disimpan oleh yang bersangkutan. Tiap personil
menggunakan pakaian jas laboratorium, masker dan sarung tangan tahan asam dan basa yang diperlukan untuk tugasnya.
Peralatan serta instrumen laboratorium uji disesuaikan dengan prosedur pengujian. Dibuat protap-protap untuk pengoperasian instrumen dan peralatan
serta dilekatkan pada dinding yang berdekatan dengan peralatan yang bersangkutan. Perawatan dan kalibrasi instrumen dilakukan secara rutin dan
didokumentasikan, sedangkan verifikasi tetap dilakukan setiap hari sebelum digunakan. Terdapat penandaan yang jelas tentang keadaan instrumen, apakah
berfungsi baik atau tidak. Tanggal dan waktu kalibrasi selanjutnya tertera pada instrumen dengan jelas.
Penerimaan dan pembuatan pereaksi serta media biakan dicatat dalam buku khusus. Pembuatan pereaksi dilakukan di laboratorium berdasarkan petunjuk
pembuatan yang tertulis dan setiap pereaksi diberi label yang sesuai seperti konsentrasi, faktor standarisasi, batas waktu penggunaan, tanggal standarisasi
ulang, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan dan tanda tangan petugas
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
pembuat. Media biakan selalu dilakukan kontrol positif dan kontrol negatif untuk membuktikan tidak adanya kesalahan terhadap interpretasi hasil pengujian.
Baku pembanding berada dalam tanggung jawab seseorang yang ditunjuk. Baku pembanding disimpan ditempat dingin dan kering, serta digunakan secara
tepat, terdapat penandaan yang jelas berupa kode untuk menghindari kekeliruan. Baku pembanding primer hanya digunakan untuk tujuan yang diuraikan
dalam monograf. Sedangkan baku sekunder atau baku pembanding kerja, diturunkan dari baku pembanding primer secara periodik dan teratur untuk
mengkoreksi adanya penyimpangan selama penyimpanan. Prosedur pengujian yang akan digunakan terlebih dahulu divalidasi dengan
memperhatikan fasilitas dan peralatan yang ada. Spesifikasi dan prosedur pengujian untuk setiap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi
memuat ketentuan dan cara pemeriksaan serta pengujian identitas, kemurnian, kualitas dan kadar atau potensi.
Prosedur pengujian memuat : ̇
Jumlah contoh yang diperlukan ̇
Banyaknya pereaksi yang digunakan untuk pengujian ̇
Alat atau instrument yang digunakan ̇
Rumus perhitungan yang digunakan ̇
Range yang diperbolehkan ̇
Referensi yang digunakan sebagai acuan
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Pengujian dilakukan mengikuti instruksi pada prosedur pengujian untuk masing-masing bahan atau produk dan diperiksa oleh supervisor. Catatan analisa
meliputi : ̇
Nama dan nomor batch. ̇
Nama petugas yang mengambil contoh. ̇
Metoda analisa yang digunakan. ̇
Perhitungan dalam unit ukuran, rumus yang digunakan dan range yang diperbolehkan.
̇ Kesimpulan diterima atau ditolak.
̇ Perhitungan dalam unit ukuran, rumus yang digunakan dan range yang
diperbolehkan. ̇
Tanggal dan tanda tangan petugas yang melakukan pengujian. ̇
Nama pemasok, jumlah keseluruhan dan jumlah bahan awal yang diterima. ̇
Jumlah keseluruhan, wadah, bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan obat jadi dari batch yang dianalisa.
̇ Rujukan pustaka dari mana prosedur pengujian diambil.
Contoh pertinggal diberi identitas yang jelas, mewakili tiap batch bahan baku yang diterima, dan obat jadi dalam kemasan lengkap, disimpan dalam jangka
waktu tertentu sampai batas waktu kadaluarsa dengan kondisi yang sesuai
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
dengan label penandaan. Jumlah contoh pertinggal adalah minimal 3 kali jumlah untuk pengujian lengkap.
Validasi yang dilakukan oleh PT. MUTIFA antara lain : ̇
Prosedur penetapan kadar, untuk mengetahui ketelitian dan ketepatan metode yang digunakan dalam memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan. ̇
Kalibrasi instrumen yang dipakai dalam pengujian, dilakukan secara berkala untuk menjamin bahwa instrumen tersebut memberikan hasil
pengukuran dengan presisi dan akurasi yang tinggi. ̇
Validasi proses. Validasi proses terdiri dari komposisiformula, spesifikasi bahan baku, bagan alur proses, perlengkapan dan peralatan terkait, sistem
penunjang, kondisi ruangan, proses pembuatan dan parameter kritis, dokumentasi, stabilitas dan pengemasan.
Spesifikasi ditetapkan sendiri oleh pabrik yang telah memenuhi persyaratan yang ada dalam farmakope dan senantiasa direvisi secara rutin. Spesifikasi dibuat
dalam bentuk dokumen dan disimpan tersendiri, yang meliputi : ̇
Spesifikasi bahan baku ̇
Spesifikasi produk antara ̇
Spesifikasi produk ruahan ̇
Spesifikasi produk jadi
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Pengambilan contoh dilakukan terhadap sebagian kecil dari batch yang ada. Contoh yang diambil hendaklah mewakili batch yang ada dan berdasarkan
prosedur tetap yang telah dibuat. Untuk zat aktif yang harus diukur potensinya, contoh diambil dari tiap wadah, sedangkan untuk bahan lain umumnya mengikuti
rumus
n
+1. Pengambilan sampel dilakukan terhadap sebagian kecil dari batch yang ada.
Sampel yang diambil hendaklah mewakili batch yang ada dan berdasarkan prosedur tetap yang telah dibuat. Jumlah sampel yang diambil mengikuti rumus
n
+1. Sampel bahan awal dan produk antara, diambil secara acak mewakili tiap
wadah menggunakan peralatan yang sesuai. Sedangkan untuk obat jadi diambil pada proses awal, tengah, dan akhir. Pengambilan sampel dilakukan dengan tepat
untuk mencegah kontaminasi silang. Wadah untuk bahan yang sampel, diberi label yang menunjukkan isi wadah, nomor batch, tanggal pengambilan dan tanda
bahwa sampel telah diambil dari wadah tersebut. Pengambilan sampel bahan baku dilakukan pada tempat yang bersih dan dilakukan pemeriksaan awal terlebih
dahulu sebelum pengambilan sampel. Bahan baku yang akan diuji telah dilengkapi dengan sertifikat analisis dari
produsen atau supplier, bahan pengemas dilihat dari segi fisiknya. Pengawasan pada kemasan diperiksa oleh IPC sebelum kegiatan pengemasan berjalan, selama
proses berlangsung dan pada produk akhir yang sudah dikemas. Untuk menjamin keseragaman batch, sampel diambil mewakili setiap batch
produk antara dan produk ruahan untuk diuji identitas, kekuatan, kemurnian dan
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
kualitasnya. Produk antara dan produk ruahan yang ditolak diberi penandaan dan diawasi dengan sistem karantina.
Setiap batch obat jadi dilakukan pengujian terhadap spesifikasi yang ditetapkan. Sampel diambil pada awal, tengah dan akhir dengan jumlah tertentu
sesuai prosedur yang ada untuk diuji dan sebagai sampel pertinggal. Batch yang tidak memenuhi syarat, diselidiki kesalahannya dan dilakukan pengujian ulang
bersama bagian penelitian dan pengembangan. Bila dilakukan pengolahan ulang, maka prosedur tersebut harus diperiksa dan disetujui oleh bagian QC.
Setiap bawan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang telah diuji dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan diberi label ”DILULUSKAN”
Setiap bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi telah ditetapkan batas waktu penyimpanannya. Jika obat telah melewati batas waktu
penyimpanan, maka bagian QC akan melakukan untuk pengujian ulang berdasarkan tanggal pengujian ulang. Jika masih memenuhi syarat maka bahan
diberi label ” DILULUSKAN”. Selain itu, jika suatu bahan disimpan pada lokasi yang tidak tepat, maka bagian QC juga melakukan pengujian ulang untuk
memastikan mutu sediaan apakah masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Bagian QC ikut berperan serta dalam pembuatan prosedur pengolahan induk
dan proses pengemasan. Setiap perubahan dan penyesuaian pada prosedur tersebut harus disetujui oleh bagian QC sebelum ditetapkan. Selain itu, juga memberikan
persetujuan terhadap setiap prosedur pembersihan dan sanitasi peralatan produksi.
Janti Kosman : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara Mukti Farma MUTIFA Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
Bagian QC memeriksa semua catatan produksi tiap batch obat untuk menentukan apakah proses pengolahan telah memenuhi semua prosedur yang
telah ditetapkan. Untuk mengetahui stabilitas obat jadi, kondisi penyimpanan yang cocok dan
tanggal kadaluarsa maka QC menyusun protap untuk pengujian stabilitas obat. Pengujian stabilitas obat meliputi:
• Jumlah contoh dan jadwal pengujian berdasarkan sifat zat yang diuji
• Kondisi penyimpanan
• Metode pengujian yang spesifik, bermakna, dan handal
• Pengujian produk dalam kemasan yang sama dengan kemasan produk
yang dipasarkan •
Pada obat jadi untuk rekonstursi, pengujian stabilitas dilakukan sebelum dan sesudah rekonstusi.
Bagian QC bersama litbang bertanggung jawab dalam memilih pemasok yang mampu dan dapat dipercaya dalam penyediaan bahan awal. Semua calon
pemasok dievaluasi secara berkala sebelum diberi pesanan. Inspeksi selalu dilakukan terhadap kredibilitas pemasok. Inspeksi tersebut dilakukan bersama
litbang, bagian produksi, dan bagian pembelian. Selain itu mereka juga menilai kualifikasi pemasok.
3.2.3 Quality Assurance QA