Raka Sukma Kurnia dan Mulyadi Struktur Percakapan Wacana Ceting
LOGAT
JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005
Artikel ini membahas struktur percakapan wacana ceting dalam bahasa Indonesia. Kajian
tentang struktur tersebut melibatkan beberapa aspek wacana seperti kohesi dan koherensi,
skemata, pasangan berdampingan, dan aspek semiotik dari penggunaan emotikon. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menggambarkan pola umum dari struktur percakapan wacana ceting
dalam bahasa Indonesia.
2. METODE PENELITIAN
Data penelitian diperoleh dari berbagai percakapan yang dilakukan oleh sejumlah server dan saluran
bicara channel yang ditentukan secara acak. Untuk mendapatkan data tersebut digunakan
teknik simak libat cakap dan simak bebas libat cakap. Setelah percakapan berakhir, seluruh
percakapan yang tertuang di layar monitor dikopi ke dalam disket kemudian dicetak.
Seluruh data dianalisis dengan menggunakan metode padan dan metode agih.
Penggunaan metode padan dilakukan dengan daya pilah pembeda reaksi untuk mengetahui apakah
mitra wicara a bertindak menuruti atau menentang yang dituturkan oleh mitra wicara, b
berkata dengan isi yang informatif, c tergerak emosinya, ataukah d diam, tetapi menyimak dan
berusaha memahami apa yang dituturkan mitra wicara Sudaryanto 2001: 25. Percakapan berikut
menunjukkan bahwa tiap partisipan menuruti permintaan mitra cetingnya dengan memberi
informasi yang diminta.
2 4 Nuder leh tau aslnya..? 5 ce-C00L boleh aja
6 ce-C00L but u1 7 Nuder 21 m mdn
8 Nuder kl kmu.. 9 ce-C00L 21 f mdn
Tanda-tanda semiotik dikaji dengan menggunakan metode padan referensial. Tanda-
tanda semiotik yang muncul dibandingkan kesamaannya dengan referen yang dimaksud.
Dengan demikian, tanda :- dapat ditafsirkan sebagai orang yang bermuka muram dengan
menyamakan tanda titik dua : sebagai tanda yang mengacu pada mata, tanda pisah - untuk hidung,
dan tanda kurung pembuka untuk bibir.
Penganalisisan dengan metode agih memanfaatkan teknik sisip, perluas, ganti, dan
balik. Penggunaan teknik sisip dilakukan untuk mengembalikan unsur-unsur yang dilesapkan.
Penggunaan teknik perluas akan menghasilkan tuturan yang lebih jelas. Pada contoh di bawah ini
disisipkan kata internet di antara main dan dimana dan kata kamu sebagai perluasan sehingga
menghasilkan tuturan yang lebih jelas. 3 12 Nuder main dimana..?
12a Nuder
main internet dimana..?
12b Nuder
kamu main internet dimana..? Teknik ganti digunakan untuk
memperjelas referen. Kata aku pada 4 dapat diganti dengan switi atau nama diri secara
langsung.
4 15 switi aku kuliah dulu ya?
15a switi
switi kuliah dulu ya? 15b
switi Mina kuliah dulu ya?
Akhirnya penggunaan teknik balik dilakukan untuk menemukan tuturan yang
urutannya terkesan kurang logis.
3. LANDASAN TEORI