PENDAHULUAN Struktur Percakapan Wacana Ceting

Raka Sukma Kurnia dan Mulyadi Struktur Percakapan Wacana Ceting LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005 STRUKTUR PERCAKAPAN WACANA CETING 1 Raka Sukma Kurnia dan Mulyadi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Abstract This article discuss about the phenomena of chatting discourse in bahasa Indonesia. To show its structure, the author uses several concepts such as adjacency pairs and conversational structure. Cohesion and coherence, semiotic theory also needed. Cohesion and coherence will help us to show that the chatting discourse is a coherent discourse, while semiotic theory will help us to see the type of each semiotic signs which is appeared on chatting discourse. The whole analysis shows that the structure has similarity with oral conversation, though it also has several differences. Key words: conversational structure, adjacency pairs, cohesion and coherence, chatting discourse

1. PENDAHULUAN

Sebagai salah satu jenis komunikasi, ceting chatting tidak berbeda dengan percakapan. Ceting juga berfungsi sebagai wahana pertukaran informasi antarpartisipan secara verbal. Namun, dalam ceting rupa lawan bicara acapkali tidak diketahui karena tidak semua komputer dilengkapi dengan kamera web webcam. Kekurangan tersebut menimbulkan kesulitan dalam mengekspresikan perasaan partisipan. Akibatnya, dipergunakan tanda-tanda semiotik yang dapat mewakili perasaan sedih, senang, tertawa terbahak-bahak, dan sebagainya. Tanda-tanda semiotik ini disebut emotikon emoticons atau kaomoji di Jepang Komputeraktif 24, 27 Maret 2002. Emotikon yang dimaksud misalnya : , : , : D, dan lain-lain, sedangkan kaomoji di antaranya berbentuk seperti _, f_, _, dan lain- lain. Keberadaan tanda-tanda semiotik tersebut terungkap melalui percakapan berikut ini. 1 45 2 ce-C00L lam kenla ya..adrian 46 Nuder lan juga ya.. 47 Nuder mana tangannnya biar di salam… 48 Nuder : Ada cara khusus untuk membaca emotikon seperti pada contoh di atas. Emotikon tersebut harus diputar sebesar 90 o untuk memudahkan pembacaannya. Akan tetapi, cara ini tidak dibutuhkan untuk membaca kaomoji. Untuk berceting, ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan. Dua hal yang mutlak adalah tersedianya layanan internet dan perangkat lunak software. Perangkat yang paling umum adalah mIRC selain layanan yang disediakan oleh situs-situs tertentu. Sebelum berceting, seorang partisipan harus mengisi sebuah formulir isian yang terpampang setelah perangkat lunak diaktifkan. Partisipan harus mengisi nama, alamat surat elektronik, nama samaran, dan nama samaran alternatif. Setelah mengisi formulir tersebut, partisipan harus memilih server yang akan digunakan untuk melakukan percakapan. Setelah terhubung dengan server yang terkait, partisipan dapat memilih saluran bicara channel yang dikehendakinya. Selanjutnya, ia dapat memilih teman ceting sesuai dengan nama-nama yang berada di saluran bicara tersebut. Caranya adalah dengan mengklik dua kali nama samaran dari partisipan lain yang hendak diajak berceting. Pada dasarnya ruang ceting merupakan ruang sosial yang mengambil tempat di alam maya yang disebut cyberspace. Oleh karena itu, tiap partisipan harus memerhatikan norma-norma sosial yang juga berlaku di alam nyata. Selain etika, tiap partisipan juga perlu mempelajari beberapa istilah yang berlaku di ruang ceting 3 . Wacana ceting telah diteliti di antaranya oleh Serpentelli 1992, Kortti 1999, Herring 1999, dan Nash 2005. Serpentelli membahas struktur percakapan dalam tiga medium komunikasi yang berbeda yang meliputi LambdaMOO, Internet Relay Chat IRC, dan Vaxnotes. Kortti mengungkapkan beberapa persamaan antara wacana ceting dengan percakapan lisan bahasa Inggris. Herring membahas aspek koherensi dalam wacana ceting, sedangkan Nash mengupas wacana ceting dari segi kohesi. Raka Sukma Kurnia dan Mulyadi Struktur Percakapan Wacana Ceting LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005 Artikel ini membahas struktur percakapan wacana ceting dalam bahasa Indonesia. Kajian tentang struktur tersebut melibatkan beberapa aspek wacana seperti kohesi dan koherensi, skemata, pasangan berdampingan, dan aspek semiotik dari penggunaan emotikon. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pola umum dari struktur percakapan wacana ceting dalam bahasa Indonesia.

2. METODE PENELITIAN