Analisis Permasalahan Umum Analisis CloudComputing

BAB 3 ANALISIS SISTEM

3.1 Analisis Permasalahan Umum

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan pada Bab I, akan ditelusuri sejauh mana efektifitas dari sebuah sistem cloud dengan membandingkan beberapa parameter yang ada.

3.2 Analisis CloudComputing

Cloudcomputing merupakan teknologi terkini yang saat ini mencuat, yang berawal dari implementasinya di industri TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendapatkan utilitas resource komputasi yang optimal dengan konsep resourcesebagai layanan atau utility computing. Cloudcomputing ini mewujudkan dirinya sebagai turunan dari beberapa area penelitian komputasi lainnya seperti Service-Oriented-Architecture SOA, komputasi terdistribusi dan grid, dan virtualisasi, sehingga cloudcomputing mewarisi keunggulan dan keterbatasan teknologi tersebut. Dalam pasar cloud, ada 3 pihak yang terkait di dalamnya. Tiga pihak tersebut adalah sebagai berikut: 1. End user : merupakan pengguna yang kurang paham tentang penggunaan teknologi secara keseluruhan. Pengguna hanya paham tentang hal-hal yang umum saja. Sebagai contoh, pada situs jejaring sosial Facebook mereka adalah seluruh pengguna yang terdaftar. 2. Business management : merupakan pihak yang bertanggung jawab atas keseluruhan data dan servis suatu perusahaan yang berada di cloud. Mereka Universitas Sumatera Utara adalah para pengelola sistem IT perusahaannya. Sebagai contoh, mereka adalah pemilik dan pengelola aplikasi pihak ke-3 yang ada di Facebook. 3. Cloud service provider : pemilik sekaligus pengelola dari layanan cloud. Mereka merupakan pengelola dari Facebook itu sendiri. Secara keseluruhan, cloud meliputi 4 karakteristik dasar berikut : 1. Elastisitas dan kemampuan untuk dikembangkan upgrade downgrade . 2. Pengaturan manual dan otomatis. 3. Application Programming Interfaces APIs 4. Pembiayaan serta pengukuran penggunaan layanan dengan model pay-as-you-go. Berdasarkan survei Springboard, para eksekutif bisnis dan TI di Asia Pasifik lebih tertarik mengadopsi hybrid cloud computing di perusahaannya.Sebesar 38 dari 6593 responden berminat memasang kombinasi awan publik public cloud dan awan privat private cloud, sementara 37 lainnya hanya menginginkan implementasi awan privat. Hal ini mencerminkan sikap para responden yang belum seratus persen yakin untuk memanfaatkan awan publik dalam arsitektur TI mereka. Bahkan di Jepang – negara paling positif terhadap awan dalam survei yang disponsori VMware ini, ternyata hanya 15 responden yang mau menggunakan awan publik. Bagi para eksekutif ini, perpindahan ke komputasi awan dipercaya bisa membantu perusahaan mencapai skalabilitas sesuai permintaan, mengurangi biaya infrastruktur peranti keras, serta menyederhanakan sumber daya. Namun, ada juga yang menganggap adopsi ini sebagai investasi strategis jangka panjang. Perusahaan di Asia Pasifik tergolong siap menyongsong komputasi awan. Sebanyak 59 di antaranya telah menggunakan atau berencana memakai inisiatif awan, bertumbuh dibandingkan enam bulan lalu 45 dan tahun 2009 22. Sebelum menuju komputasi awan, ada baiknya perusahaan menerapkan virtualisasi terlebih dahulu. Virtualisasi memungkinkan organisasi memisahkan aplikasi bisnis dan informasi kritikal dengan peranti keras fisik. Hal ini menjadi cara yang efektif dan cepat menuju awan. Sebagian besar perusahaan menggunakan virtualisasi untuk server dan pusat data. Tapi, peluang pertumbuhan terbesar bagi virtualisasi di Asia Pasifik adalah di area Universitas Sumatera Utara komputasi personal. Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari virtualisasi desktop contohnya fleksibilitas dalam pengantaran aplikasi dan data kepada pengguna akhir, tanpa tergantung jenis peranti akses. Adapun serangkaian proses bisnis yang telah ada pada cloud, dan menjadi suatu hal yang tak terpisahkan bagi sebagian besar perusahaan: 1. Clerical activity: perangkat lunak kantor seperti word processing, spread-sheets, dan lainnya. 2. Communications: persatuan komunikasi, email, instantmessaging, voice, conferencing. 3. Collaboration: kemampuan desktop-to-desktop, dari webinars hingga kerja kolaboratif, file sharing. 4. Data backup dan disaster recovery. 5. Payment technology: PayPal, kartu kredit, voucher dan lainnya. 6. Research: marketing research, technical research, patent research. 7. Web site work: design, content, advertising, SEO.

3.2.1 Analisis Pembagian CloudComputing

CloudComputing dapat dibedakan menjadi beberapa bagian. Dalam bab ini akan dibahas pembagian cloudcomputing menurut infrastruktur dan layanannya.

3.2.1.1 Pembagian Cloud Menurut Infrastruktur

Menurut infrastrukturnya, cloud dibangun dalam beberapa struktual yang berbeda. Pembagian tersebut, yaitu public cloud, private cloud, dan hybrid cloud. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Tipe Cloud Computing

3.2.1.1.1 Public Cloud

Public cloud merupakan bentuk cloud pada umumnya yang ditujukan untuk pekerjaan yang umum. Pada bentuk ini, pusat data terletak dalam lingkungan virtualisasi sebuah cloudprovider. Setiap data dan aplikasi terletak pada pusat data dan diakses secara publik. Sistem keamanan hanya sederhana, hanya dibuat sebuah halaman otentikasi untuk menentukan seorang user mengakses data yang tepat. Tidak ada layanan yang khusus pada public cloud. Sebuah aplikasi yang diperuntukkan oleh publik dan diakses secara massal menggunakan public cloud, sebagai contoh adalah aplikasi image sharing. Contoh public cloud ini adalah Amazon Simple Storage Service Amazon S3. 3.2.1.1.2Private Cloud Private cloud di sini berarti sebuah pusat data cloud yang bersistem virtualisasi secara total yang berlokasi di dalam firewall perusahaan sang user. Dapat juga berupa ruang yang tersedia secara privat di dalam sebuah pusat data dari cloud vendor untuk kebutuhan beban kerja perusahaan. Adapun karakteristik dari private cloud yakni: Universitas Sumatera Utara 1. Memperbolehkan IT untuk menyediakan layanan dan kemampuan komputasi untuk pengguna internal dalam sebuah cara self-service. 2. Otomasi tugas-tugas manajemen dan memberikan tagihan bisnis untuk setiap layanan yang digunakan. 3. Menyediakan lingkungan yang tertata dengan baik. 4. Optimasi penggunaan sumber daya komputasi seperti server. 5. Mendukung beban kerja spesifik. 6. Menyediakan perangkat keras dan lunak sesuai ketentuan berdasarkan pada self- service. Meskipun terlihat mirip dengan public cloud, kunci dari perbedaannya adalah kontrol pada lingkungan, dimana pada private cloud sang penggunalah yang mengontrol dari manajemen servis. Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan perusahaan memilih private cloud ketimbang public cloud Hurwitz, 2010, yaitu sebagai berikut: 1. Bisnis berhubungan dengan data dan aplikasi, dimana kontrol dan keamanan menjadi prioritas utama. 2. Bisnis yang berhubungan dengan bagian dari sebuah industri yang mana harus mengkonfirmasi untuk isu larangan keamanan dan privasi data. 3. Perusahaan yang cukup besar sehingga memiliki skala ekonomi yang harus berjalan pada pusat data cloud secara efisien dan efektif. Sebagai contoh dari private cloud ini adalah Amazon Virtual Private Cloud Amazon VPC, yang menyediakan sebuah komputasi terisolasi Amazon Work Space AWS untuk pelanggannya.

3.2.1.1.3 Hybrid Cloud

Hybrid cloud adalah sebuah lingkungan komputasi cloud computing dimana sebuah organisasi menyediakan dan mengelola beberapa sumber daya yang ada di rumah dan sumber daya lainnya yang disediakan secara eksternal. Hybrid Cloud merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud privat, komunitas atau publik. Di Universitas Sumatera Utara mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi atau mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar Cloud itu. Idealnya, pendekatan hybrid memungkinkan sebuah bisnis untuk mengambil keuntungan dari skalabilitas dan efektifitas biaya yang ditawarkan public cloud tanpa memaparkan aplikasi dan data yang kritikal untuk kerentanan terhadap pihak ketiga. Sebagai contoh, sebuah organisasi mungkin menggunakan sebuah layanan public cloud, seperti Amazon Simple Storage Service Amazon S3 untuk data arsip tetapi tetap melanjutkan urusan pemeliharaan penyimpanan di rumah untuk operasional data pelanggan.

3.2.1.2 Pembagian Cloud Menurut Jenis Layanan

Pada dasarnya cloud memiliki 3 jenis layanan. Sebagian besar dari layanan ini digunakan ketiganya secara berkolaborasi. Akan tetapi ada juga yang hanya menggunakan salah satu dari ketiga jenis layanan ini. Ketiga jenis layanan tersebut antara lain Infrastructure as a service, Platform as a service, dan Software as a service.

3.2.1.2.1 Infrastructure as a ServiceIaaS

Layanan IaaS menawarkan perangkat keras komputer server, jaringan, storage dan ruang pusat data sebagai layanan. Adapun alasan penyewaan layanan perangkat keras ini disebabkan oleh empat hal: 1. Harga 2. Kumpulan resource 3. Kecepatan penyebaran 4. Keamanan Ada beberapa hal juga yang harus diperhatikan sebelum memilih provideryang menyajikan layanan ini Hurwitz, 2010. 1. Tingkat keamanan Keamanan merupakan hal yang fundamental menyangkut dengan keberadaan data, kepemilikan data, dan integritas data milik kita. Universitas Sumatera Utara 2. Transparansi kontrol Penyediaan antarmuka untuk pelanggan dengan kontrol penuh atau sebagian, bergantung dari layanan yang diberikan oleh cloudprovider. 3. Biaya untuk resourceaktual Tiap pengeluaran untuk resource yang kita gunakan harus diperhatikan. Biaya yang dikeluarkan belum tentu sepadan dengan apa yang kita dapatkan. Untuk itu perlu diteliti ulang untuk setiap rincian perangkat yang ada. 4. 99.9 uptime Jaminan bahwa infrastruktur yang kita sewa online 24 jam merupakan hal yang utama untuk sebuah aplikasi yang berjalan pada web. Keandalan infrastruktur diukur dari sistem backup data, integritas data, dan jaminan server online 24 jam. 5. Fitur tambahan yang diberikan Fitur tambahan memberikan nilai tambah untuk masing-masing cloudprovider. Fitur tambahan memberikan opsi tambahan untuk pengguna dengan fungsi yang tentu berhubungan dengan apa yang kita butuhkan. Berikut adalah komponen dari sebuah IaaS: Infrastructure as a Service IaaS Server Hosting Operating Sys. Virtual Instances CDN Info. Sharing Web Servers Web Services Storage Remote Access Load Balancing Internet Access DHCP NAT LAN WAN DNS Band- width Provisg X.509 Computing Hardw. Gambar 3.2 Komponen Infrastructure-as-a-Service

3.2.1.2.2 Platformas a ServicePaaS

Agar sebuah aplikasi berjalan pada cloud, dibutuhkan sebuah wadah yang berjalan disemua kondisi. Sebuah platform memberikan kemudahan bagi developer untuk membangun aplikasi serta memigrasikan aplikasinya ke dalam cloud. Universitas Sumatera Utara Kunci utama sebuah platform adalah memberikan developer sebuah dukungan full- environment dalam membuat aplikasi tanpa harus membeli tool secara terpisah. Adapun platform yang dibutuhkan harus memiliki elemen dasar sebagai berikut: 1. Workflow engine 2. Development tools 3. Testing environment 4. Integrating database 5. Third-party tools and services Berikut adalah gambaran dari komponen – komponen yang termasuk di dalam PaaS. Platform as a Service PaaS Session State Mgt. Instr. Testing Dev. Integ. Sand- box Knowledge Mgt. Data Mart Content Mgt. UDDI Gambar 3.3 Komponen Platform-as-a-Service

3.2.1.2.3 Software as aServiceSaaS

Layanan yang paling banyak digunakan pada cloud adalah Software as a Service SaaS. SaaS merupakan layanan yang paling cepat berkembang setelah penggunaannya mulai menyebar dengan pesat seiring dengan laju pertumbuhan pengguna layanan internet. SaaS adalah area yang paling matang pada cloud. SaaS memperoleh traksi awal dengan pasar customer relationship management CRM dan telah diperluas ke sektor lainnya — khususnya kolaborasi pasar dan penyediaan peralatan dan manajemen lingkungan. SaaS memiliki karakteristiknya tersendiri agar keberadaannya di pasar komersial tetap dapat berjalan. Adapun karakteristik itu adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Sebuah aplikasi SaaS perlu disamaratakan menjadi suatu yang umum sehingga banyak pelanggan yang tertarik pada layanan tersebut. Beberapa tipe aplikasi yang pada umumnya digunakan seperti accounting, collaboration, project management, testing, analytics, content management, internet marketing, risk management, dan CRM. 2. Aplikasi SaaS harus menyediakan navigasi yang canggih dan kemudahan penggunaan. 3. Aplikasi SaaS harus berupa berorientasi modular dan berorientasi layanan. 4. Aplikasi SaaS perlu menyertakan pengukuran dan pemantauan sehingga pelanggan dapat dikenakan biaya sesuai penggunaan aktual. 5. Aplikasi SaaS harus memiliki sebuah layanan billing built-in. 6. Aplikasi SaaS harus mempublikasikan antarmuka dan ekosistem dari partner yang dapat memperluas basis pelanggan perusahaan dan tujuan pasar. 7. Aplikasi SaaS harus memastikan bahwa setiap data pelanggan dan konfigurasi khusus terpisah dan aman dari data dan konfigurasi pelanggan lainnya. 8. Aplikasi SaaS harus menyediakan sebuah konfigurasi proses bisnis yang mutakhir untuk pelanggan. 9. Aplikasi SaaS perlu menyediakan peluncuran fitur-fitur yang baru dan kemampuan baru secara konstan. 10. Aplikasi SaaS harus melindungi integritas data pelanggan. Software as a Service SaaS Web 2.0 Applications Enterprise Services Blogs Metadata Mgt. Wiki Svcs Work- Flow Forms Mgt. HR Group- ware Collab oration Financial Mgt. Geo- Spatial Search Social Net- working Portal Svcs E-mail Digital Asset Mgt. CRM Desktop Software Process Auto Svcs. Digital Signature Commun ications Supply Chain Gambar 3.4 Komponen Software-as-a-Service Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Virtualisasi

Virtualisasi menggunakan resource komputer untuk meniru resource komputer lainnya atau seluruh komputer. Cloud computing sebagai sebuah transformasi dari komputasi menyatukan orientasi layanan dengan kemampuan untuk dikelola secara distribusi digabungkan dengan skala ekonomi dari virtualisasi. Dalam dunia dimana segala sesuatunya berupa layanan, virtualisasi merupakan mekanisme yang fudamental untuk memberikan layanan. Virtualisasi meyediakan sebuah platform untuk mengoptimalkan resource IT yang kompleks. Sangatlah penting memisahkan resource dari implementasi fisik mereka, tanpa virtualisasi cloud akan menjadi sangat sulit untuk dikelola. Virtualisasi sangatlah penting bagi cloudcomputing karena memungkinkan untuk membuat banyak aspek komputasi menjadi lebih mudah. Virtualisasi memiliki tiga karakteristik sebagai berikut Hurwitz, 2010: 1. Partitioning Pada virtualisasi, aplikasi dan sistem operasi didukung dalam sebuah sistem fisik tunggal oleh proses pemartisian memisahkanresource yang ada. 2. Isolation Setiap mesin virtual diisolasi dari sistem fisik host dan mesin virtual lainnya. Dikarenakan oleh isolasi ini, jika sebuah proses virtualisasi mengalami crash, hal tersebut tidak mengganggu mesin virtual lainnya. Sebagai tambahan, data tidak dibagi-pakai antara satu mesin virtual dengan yang lainnya. 3. Encapsulation Sebuah mesin virtual dapat direpresentasikan dan bahkan disimpan pada sebuah berkas tunggal sehingga kita dapat mengidentifikasinya dengan mudah berdasarkan pada layanan yang disediakannya. Pada dasarnya sebuah proses yang dienkapsulasi dapat berupa sebuah layanan bisnis. Mesin virtual yang dienkapsulasi dapat disajikan pada sebuah aplikasi sebagai entitas lengkap. Sehingga enkapsulasi dapat melindungi setiap aplikasi sehingga tidak mengganggu aplikasi lainnya. Pada virtualisasi cloud, data yang tersimpan akan menempati cluster-cluster yang terpisah. Sistem berkas pada cloud menggunakan konsep map reduce. Map reduce adalah konsep dimana data yang kontinu dipecah menjadi komponen data yang kecil Universitas Sumatera Utara dan didistribusikan di mesin-mesin yang terhubung secara cluster. Sistem berkas terkenal yang memanfaatkan konsep ini adalah Google File System GFS dan digunakan oleh Google sejak awal perkembangannya sampai sekarang.

3.2.3 Tingkat Keamanan IT

Sebelumnya ada resiko utama yang terdapat pada cloud yang harus diperhatikan ketika ingin menggunakan cloudHurwitz, 2010, yaitu sebagai berikut: 1. Audit compliance risks: meliputi kekuasaan hukum data, kontrol akses data, perawatan jejak audit. 2. Security risks: termasuk integritas data, konfidensial data, dan privasi. 3. Information risks: proteksi dari kekayaan intelektual 4. Performance and availability risks: termasuk ketersediaan dan tingkat performa yang dibutuhkan agar berhasil dijalankan dengan baik. 5. Interoperability risks: menyangkut pengembangan sebuah layanan yang mungkin tersusun atas beberapa layanan. 6. Contract risks: menyangkut hubungan antara user dan sang provider. 7. Billing risks: berkaitan dengan kepastian bahwa pengguna ditagihkan dengan jumlah yang tepat dengan sumber daya yang digunakannya. Pada dasarnya, ada 3 tingkatan keamanan yang diperlukan pada lingkungan cloud Hurwitz, 2010, yaitu sebagai berikut: 1. Manajemen identitas Hal yang paling pokok pada sebuah sistem adalah kewenangan. Sehingga suatu layanan aplikasi atau bahkan komponen perangkat keras dapat diberikan wewenang kepada pihak yang tepat. 2. Kontrol akses Diperlukan juga sebuah tingkatan kontrol akses yang tepat pada lingkungan cloud untuk melindungi keamanan dari resource. 3. Otorisasi dan otentikasi Diperlukan sebuah mekanisme agar orang yang tepat dapat mengakses data yang tepat. Universitas Sumatera Utara Cloud provider harus memastikan keamanan dan privasi dari data pengguna tetapi penggunalah yang paling bertanggung jawab atas data perusahaannya. Ini berarti peraturan yang dibuat oleh industri dan pemerintahan untuk melindungi informsai personal dan perusahaan masih digunakan bahkan jika data diatur dan disimpan oleh vendor asing. Tingkat keamanan IT menyangkut dengan data. Data merupakan hal yang paling konfidensial dari suatu perusahaan IT. Pada cloud, ada 3 hal yang berkaitan dengan masalah keamanan dan privasi data Hurwitz, 2010. Ketiga hal itu adalah sebagai berikut: 1. Lokasi dari data user 2. Kontrol data user 3. Jalur transfer yang aman dari data user

3.2.3.1 Lokasi Data di Cloud

Setelah data masuk ke dalam cloud, pengguna tidak dapat lagi mengakses data yang telah tersimpan secara geografis. Beberapa alasan mengapa pengguna tidak dapat mengakses data yang telah tersimpan secara geografis, yaitu : 1. Hukum Negara Tertentu Hukum yang mengatur data berbeda pada setiap wilayah batasan geografis. Sebuah perlindungan legal suatu negara tidak dapat diterapkan jika data berada di luar wilayah negara tersebut. 2. Transfer Data Melalui Perbatasan Negara Sebuah perusahaan global dengan anak perusahaan berada di negara lain dapat mengkhawatirkan tentang pemberlakuan hukum lokal pada transfer data antar negara. Virtualisasi dapat membuat hal ini menjadi masalah yang lebih rumit dikarenakan cloud provider tidak mengetahui keberadaan data pada saat tertentu. 3. Pembauran Data Bahkan jika data berada dalam satu negara yang memiliki hukum yang sangat nyaman, data masih mungkin tersimpan secara fisik pada basis data bersamaan dengan data perusahaan lainnya. Hal ini menaikkan kekhawatiran tentang serangan virus atau hacker yang mencoba mendapatkan data perusahaan lainnya. Universitas Sumatera Utara 4. Penggunaan Data Sekunder Pada situasi public cloud, sebuah data dapat menjadi sangat rentan untuk digunakan secara sekunder oleh cloud service provider.

3.2.3.2 Kontrol Data di Cloud

Kontrol meliputi kebijakan pemerintah yang ditempatkan untuk memastikan data dapat dipercaya. Intregritas, realibilitas, dan konfidensial dari data harus sempurna. Sebagai contoh, apabila diasumsikan seorang pengguna menggunakan layanan cloud untuk word processing. Dokumen yang dibuat tersimpan dengan cloud provider. Dokumen ini merupakan milik perusahaan tersebut dan mengharapkan sebuah akses kontrol untuk dokumen tersebut. Tidak ada yang bisa mendapatkan dokumen tersebut tanpa izin tetapi kemungkinan sebuah software bug membiarkan orang lain mengakses dokumen tersebut. Pelanggaran privasi ini dihasilkan dari sebuah kontrol akses yang tidak berfungsi. Hal inilah yang tidak diinginkan oleh setiap orang.

3.2.3.3 Keamanan Data untuk Transportasi di Cloud

Pada cloud perjalanan dari poin A ke poin B dapat mengambil tiga bentuk yang berbeda, yaitu : 1. Melalui lingkungan cloud 2. Melalui internet public antara perusahaan dan cloud provider 3. Antara cloud Proses sekuriti meliputi pemisahan data dari perusahaan data lain dan kemudian mengenkripsinya menggunakan metode yang diakui. Sebuah virtual private network VPN adalah sebuah cara untuk mengatur keamanan dari data selama data itu ditransportasikan dalam lingkungan cloud. Sebuah VPN pada dasarnya membuat membuat public network menjadi private network daripad menggunakan konektifitas koneksi terdedikasi. Sebuah VPN yang baik perlu menggabungkan 2 hal berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Firewall, bertindak sebagai pembatas antara internet publik dengan jaringan private. 2. Enkripsi untuk memproteksi data dari hacker. Adapun beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi kemungkinan untuk penerobosan keamanan: 1. Otentikasi seluruh orang yang mengakses jaringan. 2. Susun seluruh ijin akses sehingga pengguna hanya memiliki akses ke aplikasi dan data. 3. Otentikasi seluruh perangkat lunak yang berjalan pada setiap komputer dan segala perubahan yang terjadi pada perangkat lunak. 4. Susun proses dari permintaan ijin untuk akses data atau aplikasi. 5. Awasi setiap aktifitas jaringan dan catat setiap aktifitas yang tidak biasa. 6. Catat setiap aktifitas pengguna dan aktifitas program dan analisis untuk perlakuan yang tak terduga. 7. Enkripsi setiap data yang berharga yang memerlukan perlindungan yang lebih. 8. Cek jaringan secara teratur untuk kemungkinan kerentanan pada setiap perangkat lunak yang disajikan di internet atau ke pengguna eksternal lain.

3.2.4 Skalabilitas

Sistem cloud dirancang sehingga memiliki kemampuan untuk ditingkatkan, baik itu secara kuantitas maupun kualitas. Untuk sebuah sistem berskala kecil tentu saja penggunaan resource yang terlalu besar akan sia-sia. Untuk itulah cloud dibuat dengan berbagai macam kondisi. Pada dasarnya pusat data cloud dibangun dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Dibangun untuk tujuan dan fungsi yang berbeda 2. Dibangun untuk skala yang berbeda 3. Tidak dibatasi pada batasan yang sama 4. Melakukan beban kerja yang berbeda daripada pusat data tradisional Sebagai contoh dapat kita lihat pada salah satu cloud provider lokal yang menawarkan beberapa jenis layanan dengan harga yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Contoh Cloud ProviderLokal http:www.biznetnetworks.comEn?menu=CloudServer, 2010 Dari gambar di atas, kita dapat melihat layanan servercloud yang ditawarkan oleh cloudprovider lokal Biznet. Dengan biaya lima juta rupiah kita sudah mendapatkan fasilitas berupa cloudserver dengan 2 core, memori 2 GB, dan media penyimpanan hingga 100GB. Pada pusat data tradisional kita diharuskan memperbaharui unit yang telah usang setelah ± 4 tahun. Secara otomatis sistem akan melakukan migrasi ke unit yang baru. Tentu saja akan ada biaya lain yang mengikuti proses migrasi tersebut. Belum lagi jika aplikasi yang digunakan telah ditarik dari pasar, padahal aplikasi tersebut masih sangat dibutuhkan dan kita terpaksa menggunakan aplikasi yang baru. Solusi yang ditawarkan oleh cloud adalah dengan memangkas pengeluaran yang ditujukan untuk pemeliharaan perangkat keras maupun perangkat lunak. Jika kita memerlukan peningkatan kinerja kita hanya perlu menambahkan jenis layanan yang kita inginkan. Dari yang kita lihat sebuah cloudprovider memiliki batasan seberapa besar layanan yang dapat diberikannya kepada suatu perusahaan. Batasan tersebut akan berbeda Universitas Sumatera Utara dengan cloudprovider lainnya. Untuk itu sebuah perusahaan perlu memperhatikan layanan yang diberikan oleh cloudprovider sebelum menandatangani kontrak dengan sang provider tersebut.

3.2.5 Efektifitas Biaya

Dari catatan sebuah pusat data tradisional, diketahui pengeluaran terbesar dihasilkan adalah: 1. 42 persen: perangkat keras, perangkat lunak, pengaturan pemulihan bencana, uninterrupted power supplies UPS, dan jaringan. 2. 58 persen: air conditioningAC, properti, pajak penghasilan, dan gaji karyawan. Pada kenyataannya biaya yang dikeluarkan pusat data tradisional lebih rumit dikarenakan sebagian besar dari pengeluaran yang ada ditujukan untuk pemeliharaan aplikasi dan infrastruktur. Jika sebuah perusahaan kecil dengan 1 pengguna ingin membuat sebuah pusat data, tidak disarankan baginya untuk berinvestasi dengan cara tradisional. Hal tersebut akan berdampak buruk pada biaya pengeluaran untuk perawatan perangkat per setiap penggunanya. Gambar 3.6 Grafik Perhitungan Biaya per Pengguna per TahunHurwitz, 2010 Universitas Sumatera Utara Pada grafik di atas dijelaskan bahwa efisiensi tercapai pada kurva bagian kiri, dan tidak efisien pada kurva bagian kanan. Berikut adalah penjelasan dari setiap titik pada kurva yang mewakilkan resource komputasi yang melayani per ukuran grup tertentu Hurwitz, 2010: 1. Inefficient severs 2. Virtual machines 3. Efficient servers small clusters 4. Mainframe large Unix clusters 5. Grids 6. Large grids 7. Massively Scaled Grid Gambar 3.7 Perbandingan Cloud Data Center dengan Traditional Corporate Data Center Hurwitz, 2010 Kita akan melakukan sebuah perhitungan untuk biaya yang dihabiskan untuk dua buah server. Untuk sebuah pusat data tradisional tentu memerlukan biaya ekstra untuk biaya penempatan server serta biaya untuk bangunan. Untuk sebuah server IBM tipe X3620M3-32A Xeon E5507, 4GB DDR3-1333 ECC RDIMM, 250GB 7.2k SATA HDD HotSwap, DVD±RW, VGA Matrox G200e, 2x GbE NIC, Rackmount 2U Case menghabiskan biaya Rp 22.800.000,00 bhinneka.com, 6 November 2010. Maka udah 2 unit server diperlukan biaya Rp 45.600.000,00. Selanjutnya diperlukan perangkat lunak berupa sistem operasi serta aplikasi. Diperkirakan untuk pemasangan perangkat lunak hingga Rp 30.000.000,00. Kemudian biaya pemasangan jaringan dedicated-line Rp 3.000.000,00 dengan iuran Rp 3.000.000,00 per bulan. Dan yang Universitas Sumatera Utara terakhir adalah biaya bangunan sekitar Rp 6.000.000,00 per bulannya. Jika dijumlahkan hasilnya untuk per tahun adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Tabel Perhitungan Biaya Pusat Data Tradisional bhinneka.com, 2010 Perangkat keras Rp 45.600.000,00 Rp 45.600.000,00 Perangkat lunak Rp 30.000.000,00 Rp 30.000.000,00 Jaringan Rp 3.000.000,00 + 12 x Rp 3.000.000,00 Rp 39.000.000,00 Bangunan, dll 12 x Rp 6.000.000,00 Rp 72.000.000,00 Perawatan 12 x Rp. 3.000.000,00 Rp 36.000.000,00 Total Rp 222.600.000,00 Kita bandingkan jika menggunakan sistem cloud. Perangkat keras yang dibutuhkan sebuah pc standar untuk kantor Rp 5.000.000,00. Biaya layanan cloud CloudServer 4 Core, 4 GB RAM, 100 GB SAN Storage Rp 4.000.000,00 per bulan + pemasangan Rp 2.000.000,00 biznetnetworks.com, 6 November 2010. Untuk jasa aplikasi diperkirakan per bulannya sekitar Rp 1.000.000,00. Biaya internet Rp 1.500.000,00 per bulan. Untuk total per tahunnya diperkirakan sebagai berikut: Tabel 3.2 Tabel Perhitungan Biaya Pusat Data Cloud biznetnetworks, 2010 PC Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Cloud Service Rp 2.000.000,00 + 12 x Rp 4.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Aplikasi 12 x Rp 1.000.000,00 Rp 12.000.000,00 Internet 12 x Rp 1.500.000,00 Rp 18.000.000,00 Total Rp 85.000.000,00

3.3 Membandingkan CloudProvider dengan IT Service Provider Tradisional