Sekelompok diterpena racun ialah grayanatoksin, contohnya grayanatoksin-1 yang terdapat dalam daun kebanyakan jenis Rhododendron dan Kalmia. Daun
tersebut beracun oleh adanya senyawa tersebut. Kelas diterpenoid yang ketiga adalah giberelin, segolongan hormon yang
merangsang pertumbuhan secara umum dan diketahui sangat tersebar luas pada tumbuhan. Asam giberalat adalah giberelin paling dikenal, tetapi sebenarnya
lebih dari 60 senyawa dalam deret ini sekarang telah dikenal. Secara kimia mereka sangat erat berkaitan, jadi, sukar dipisahkan dan dibedakan. Satu-satunya
cara penentuan yang memuaskan adalah KGC-SM. Harborne, 1987 Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon
dan dibangun oleh 4 unit isopren. senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor
pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik,
bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik dan tatanama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
Diterpen adalah senyawa bahan alam yang mengandung 20 atom karbon, yang secara luas terdapat dalam tumbuhan damar, yang berasal dari pohon-
pohonan. Beberapa senyawa diterpen telah dikenal sejak bertahun-tahun lalu, walaupun baru dipelajari mendalam pada akhir-akhir ini. Beberapa kelompok
dari diterpen diklasifikasi secara konvensional dengan dasar adanya cincin karbon. Pinder, 1960
2.4.1. Diterpen Alisiklis Fitol, adalah diterpen alkohol C
20
H
40
O, yang dikembangkan oleh Willstatter menjadi fragmen alkohol dari molekul-molekul klorofil dan kebanyakan di
isolasi dari tumbuhan jelatang. Fitol merupakan alkohol primer tak jenuh mengandung 1 ikatan rangkap dan merupakan senyawa alisiklis. Pada ozonolisis
akan menghasilkan aldehid glikolat dan keton jenuh C
18
H
36
O, yang mengandung
Universitas Sumatera Utara
gugus CH
3
CO- reaksi haloform. Keton ini dapat ditulis C
16
H
33
COCH
3
, dan fitol dapat dituliskan dengan struktur parsial:
C
16
H
33
C = CH . CH
2
OH CH
3
Fitol
2.4.2. Diterpen Monosiklik Vitamin A1, dikenal dalam lemak alam dan minyak misalnya, mentega,
minyak hati ikan, minyak ikan pecak merupakan senyawa penting yang dibutuhkan oleh hewan untuk pertumbuhan. Pada tahun 1942 vitamin A1 dalam
kondisi kristalin dari minyak ikan pecak dengan menggunakan metode kromatografi dan destilasi molekuler. Vitamin A1, C
20
H
30
O adalah alkohol primer dengan oksidasi akan menghasilkan aldehid bersesuaian, C
20
H
28
O.
Molekul ini memiliki 5 ikatan rangkap.
CH=CH. C = CH. CH = CH . C = CH . CH
2
OH CH
3
CH
3
Vitamin A1
Vitamin A2, dengan rumus C
20
H
28
O, merupakan alkohol primer dan memiliki
sifat kimia yang mirip dengan vitamin A1.
CH=CH. C = CH. CH = CH . C = CH . CH
2
OH CH
3
CH
3
Vitamin A2
Universitas Sumatera Utara
Kamforen, dengan rumus C
20
H
32
, merupakan diterpen hidrokarbon yang ditemukan dalam fraksi didih yang lebih tinggi dari minyak kamfor. Diperoleh
dengan destilasi fraksinasi, mengandung 4 ikatan rangkap tidak terkonyugasi.
Kamforen
2.4.3. Diterpen Disiklik Sclareol, dengan rumus C
20
H
36
O
2
, merupakan diterpen disiklik dengan bentuk kristal, yang ditemukan dalam Salvia sclarea L. Di isolasi dengan
ekstraksi pelarut dari daun.
OH
OH
Sclareol
Manool, memiliki rumus C
20
H
34
O, merupakan diterpenoid bisiklik alkohol tersier yang terkandung dalam minyak esensial yang berasal dari kayu pohon
cemara.
Universitas Sumatera Utara
OH
Manool Asam Agatendikarboksilat, diterpen ini berupa asam, dijumpai dalam berbagai
jenis damar. Merupakan asam dikarboksilat, C
20
H
30
O
4
, mengandung 2 ikatan
etilen, salah satunya dalam keadaan berkonyugasi dengan satu grup karboksil.
COOH COOH
Asam Agatendikarboksilat
2.4.4. Diterpen Trisiklik Asam Abietat, dengan rumus C