Biosintesis Senyawa Terpenoida Isolasi Senyawa Diterpenoida Dari Ekstrak Metanol Daun Tumbuhan Merambung (Vernonia arborea Buch-Ham.)

Karotenoid sebagai reseptor cahaya untuk fototropisme. Sebagai pigmen bunga karotenoid mungkin berperan dalam menarik serangga tetapi sebagian besar perhatian dicurahkan pada fungsinya sebagai pigmen daun. Senyawa ini terdapat pada kloroplas dan terikat secara longgar pada protein.Karotenoid yang paling tersebar luas adalah - karoten. 2.2.7. Terpenoid campur Terpenoid campur adalah aneka golongan senyawa yang tampaknya terbentuk terutama dari satuan isoprena tetapi mengandung atom karbon tambahan atau jumlah atomnya kurang dari seharusnya. Kelompok paling umum dari golongan ini adalah furan alam. http:www.scribd.comdoc28436179Terpenoid-dari-bahan-hayati-laut

2.3. Biosintesis Senyawa Terpenoida

Secara umum biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar yaitu : 1. Pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat 2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-, seskui-, di-, sester- dan poli-terpenoid 3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesa terpenoid adalah asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalonat. Reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforilasi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan Isopentenil pirofosfat IPP yang selanjutnya berisomerisasi menjadi Dimetil alil pirofosfat DMAPP oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit Universitas Sumatera Utara isopren aktif bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi isopren untuk menghasilkan terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan Geranil pirofosfat GPP yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid. Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Farnesil pirofosfat FPP yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpenoid. senyawa diterpenoid diturunkan dari Geranil-Geranil Pirofosffat GGPP yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama. Mekanisme biosintesis senyawa terpenoid adalah sebagai berikut : H 3 C C SCoA O + H 3 C C SCoA O H 3 C C H 2 C O C SCoA O H 3 C C H 2 C C SCoA OH O CH 2 C SCoA O H 3 C C H 2 C C OH OH O CH 2 CH 2 OH H 3 C C H 2 C H 2 C OPP CH 2 H 3 C C CH CH 2 OPP CH 3 IPP DMAPP OPP + OPP DMAPP IPP Universitas Sumatera Utara OPP Monoterpen OPP + OPP + OPP Triterpenoid Seskuiterpen 2x OPP Diterpenoid Tetraterpenoid Berdasarkan mekanisme tersebut maka senyawa terpenoid dapat dikelompokkan sebagai berikut : Herbert, 1995 Tabel 1 : Penggolongan senyawa terpenoida No Jenis Senyawa Jumlah atom Karbon Sumber 1 Monoterpenoid 10 Minyak atsiri 2 Seskuiterpenoid 15 Minyak atsiri 3 Diterpenoid 20 Resin pinus 4 Triterpenoid 30 Damar 5 Tetraterpenoid 40 Zat warna karoten 6 Politerpenoid 40 Karet alam Universitas Sumatera Utara

2.4. Senyawa Diterpenoida