BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PEMUDA ISLAM
Konsep Pemuda Islam
Mustafa Al-Rafi’ie menggambarkan masa muda dengan mengatakan bahwa pemuda adalah kekuatan, sebab matahari tidak dapat bersinar di senja
hari seterang ketika di waktu pagi. Pada masa muda ada saat ketika mati dianggap sebagai tidur, dan pohon pun berbuah ketika masih muda dan
sesudah itu semua pohon tidak lagi menghasilkan apa pun kecuali kayu.
42
Secara sosial, definisi pemuda adalah generasi antara umur 20 sampai 40 tahun. Sedang referensi lain juga ada yang menyebutkan usia 18
hingga 35 tahun. Sementara, dalam kajian ilmu sosial, puncak kematangan peran publik seorang manusia berkisar antara umur 40-60 tahun.
43
Sebenarnya konsep tentang pemuda bukanlah sebuah gagasan-gagasan yang hanya dibatasi oleh persoalan umur semata. Pemuda sebagai sebuah konsep
juga memiliki dimensi politis. Benedict Anderson, misalnya menggambarkan pemuda di masa revolusi dan di awal kemerdekaan Indonesia menyebut
bahwa pemuda sebelum Orde Baru selalu dikaitkan dengan dimensi politis. Pemuda adalah kelompok umur tertentu yang menghabiskan sebagian besar
42
Mohammaad Manzoor Alam. Peran Pemuda Islam Dalam Rekontruksi Dunia Kontemporer.
Jakarta : Media Dakwah, 1991, h.63
43
Aziz Samsudin. Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia. Jakarta : PT.Wahana Semesta Intermedia, 2008, h.8
35
-atau kalau tidak malah semua- waktu longgar mereka dalam kegiatan yang sifatnya politis.
44
Pemahaman tentang hakikat pemuda dapat dimaknai dalam perspektif psikologis. Artinya, seorang yang berusia 20 tahun tetapi lebih
suka berpikir mapan, pro status quo, dan tidak tergerak untuk melakukan perubahan, maka status “kepemudaan”-nya patut di ragukan. Karena, posisi
pemuda yang paling ideal adalah selalu menjadi garda terdepan “avan garde” dari perubahan.
Berbicara masalah pemuda, tentunya kita tidak boleh melupakan dari sosok pribadi penyokong dari idealisme pola pikir pemuda itu sendiri. Selain
itu, perlu pula pemahaman tentang makna realitas kehidupan bagi mereka. Pemuda merupakan istilah yang ditunjukkan bagi orang-orang yang berada
pada suatu tahap kehidupan tertentu dalam rangka perjalanan kehidupan mereka mencapai kedudukan usia dewasa. Bagi komunitas pemuda, realitas
kehidupan yang dihadapinya sehari-hari sering kali dipersepsikan sebagai kenyataan-kenyataan yang membatasi idealisme dan hasrat bersifat muluk
yang mendominasi pikiran mereka. Berbeda dengan orang dewasa, dimana tipikal orang dewasa cenderung untuk melihat kenyataan itu sebagai bagian
dari suatu dunia nyata yang mapan. Dari uraian diatas, tentunya pemuda dapat dipandang dalam arti
sempit dimana pemuda merupakan masa seseorang mengalami perubahan dari masa remaja menuju masa dewasa perubahan ini dapat dilihat dari perubahan
44
Aziz Samsudin. Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia..h.8
fisik mereka. Elizabet B. Hurlock, mengistilahkan pemuda menjadi dewasa dikatakan sebagai individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan
siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
45
Kemudian Elizabet B. Hurlock , membagi masa dewasa dengan tiga tahapan yaitu Masa dewasa dini yaitu masa dimana usia 18 tahun sampai
kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan refrodukif.
Kemudian masa dewasa madya, masa ini dimulai pada usia 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik
dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang. Serta masa dewasa lanjut usia lanjut yaitu masa usia 60 tahun sampai kematian.
Bagaimana Islam mendefinisikan pemuda. Islam merupakan suatu sistem yang menyeluruh dan sempurna. Islam bukan hanya agama. Ia juga merupakan
sistem sosial, sebuah kultur dan peradaban. Karena itu ia mempunyai nilai- nilai, ide-ide, dan tujuan-tujuan yang dipandangnya sebagai kulminasi dari
kesempurnaan manusia dalam seluruh aspek kehidupan.
Islam memandang masa muda sebagai masa yang menjadi dasar bagi pembentukan kepribadian dan kesuksesan seorang pemuda di masa depan.
Oleh karena itu, Islam mengajarkan agar dalam masa ini potensi-potensi fisik, intelektual dan mental pemuda ditumbuh-kembangkan dengan baik, sehingga
kelak ia dapat menimba ilmu pengetahuan, memiliki moral dan keterampilan dengan sempurna.
Pemuda merupakan kekuatan, kekuasaan, vitalitas dan energik. Tidak dapat disangkal, masa pemuda secara universal, baik fisik, mental, intelektual,
moral, maupun potensialitasnya mencapai tingkat perkembangan dan pemanfaatan yang optimum. Ia adalah masa ketika pikiran menunjukkan
kapasitas dan kapabilitas invensif dan imaginatifnya dalam bentuk yang terbaik.
Al Qur’an memang tidak menyebut langsung bagaimana pemuda itu, akan tetapi Al Qur’an menggambarkan melalui kisah-kisah seorang pemuda yang
45
Elizabet B. Hurlock. Psikologi Perkembangan.terjemahan dari “Developmental Psyclology A Life-Span Approach” oleh : Dra.Istiwidayanti. Jakarta ; Erlangga, 1994 cet. Ke-
4, h. 246
dapat menjadi teladan ibroh bagi pemuda-pemuda Islam. Seperti yang di kisahkan dalam surat Al Anbiya ayat 60 yang mengisahkan keberanian
seorang pemuda dalam menentang kezaliman raja yang kejam agar tidak sombong dan menyembah Allah SWT ini dapat kita lihat dalam kisah Nabi
Ibrahim AS. Ayat terbut berbunyi :
ﻥ
Artinya : Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim” QS. Al Anbiya
:60
Kemudian kisah seorang pemuda yang lari kedalam gua kisah ini disebut dengan ashhab al kahfi kisah ini didasari dengan kekuatan iman dan demi
mempertahankan keimanan mereka, mereka menyelamatkan diri dan masuk ke dalam goa dan tertidur selama ratusan tahun. Mereka itu disebutkan dalam
Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 10. yang berbunyi:
+ , -ﻡ ﺕ
01 234
5 671 ﻥ ﻡ+ -ﻡ
89 5 :1 ;ﻥ6 234
Artinya : Ingatlah tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung kedalam gua lalu mereka berdo’a : “Wahai Tuhan kami
berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan ini
”. QS.Al Kahfi : 10
9= ?ﻥ ; A BC ﻥ -ﻥ
ﻡ D5 30ﻥ
6 ﻥEF 39
234
G Artinya : “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu Muhammad
dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda- pemuda yang beriman pada Tuhan mereka dan kami tambahkan
kepada mereka petunjuk” QS. Al Kahfi:13
Dari kisah-kisah dalam Al Qur’an tersebut, Sayyid Quthb memberikan interpretasi bahwa pemuda adalah manusia yang memiliki
tingkat keimanan kepada Allah yang sangat kuat, mereka juga mempunyai
bentuk fisik yang prima, dan berani mengingkari tradisi yang bertentangan dengan nilai ketauhidan. Kekuatan dan keimanan mereka senantiasa
dipertahankan dengan segala resiko, sehingga mereka berani untuk meninggalkan kampung halaman, berpisah dengan keluarga, meninggalkan
kenikmatan harta dan kehormatan yang selama itu mereka sandang.
46
Nabi Muhammad SAW pun sangat memperhatikan masa muda seperti dalam sebuah hadits di bawah ini Rasulullah menegaskan
47
:
“Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati tulus. Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan
agama yang bijaksana ini, maka kaum mudalah yang pertama-tama menyambut saya, sedangkan kaum tua menentangnya”.
Dalam hadits lain juga beliau bersabda : “Raihlah lima perkara sebelum datangnya lima : masa mudamu
sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang miskinmu, kesempatanmu sebelum datangnya
kesempitanmu dan hidupmu sebelum engkau mati”
Dari hadits diatas dapatlah kita ambil kesimpulan bagaimana Rosulullah menegaskan masa pemuda adalah masa yang harus di jaga dan di manfaatkan
sebaik-baiknya. Sebab masa muda merupakan gambaran masa depan.
Sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Adalah pemuda yang memainkan peran utama serta penentu dalam memperjuangkan wahyu
dan Syari’ah Allah. Abdullah Abbas Ra, berkata : Allah tidak menunjuk Nabi kecuali ia seorang pemuda, dan tidak ada sarjana atau ulama memperoleh ilmu
pengetahuannya kecuali dalam masa pemudanya.
48
Periode atau masa kemampuan optimum dalam kehidupan manusia ini disebut dalam Al Qur’an dengan sebutan “bulugh al ashudd” mencapai usia matang
dan ia berada antara usia tujuh belas hingga empat puluh tahun.
Kemudian di sebutkan juga dalam surat Yusuf ayat 22, yang artinya: “Setelah Yusuf mencapai kedewasaanya, maka Kami berikan
kepadanya hikmah dan ilmu. Dan demikianlah Allah memberi pahala terhadap orang-orang yang berbuat baik”
46
Al Eurqon Hasan. “Pemuda Dalam Al Qur’an Studi Atas Penafsiran Sayyid Quthb” Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003, h. 29-31
47
Hasan Al Banna, et.all., Pemuda Militan.Terjemahan: Abu Ahmad Al Wakidy dan SA Zemool.. Solo : Pustaka Mantiq, 1992, h.61
48
Mohammaad Manzoor Alam. Peran Pemuda Islam Dalam, h.66
Sangat jelaslah Al Qur;an menggambarkan masa usia pemuda yang di gambarkan dengan kedewasaannya untuk dapat menerima keilmuan dan
amanat yang sangat besar serta ia juga dianggap sebagai usia ketika seseorang mencapai kematangan secara penuh dan menjadi qualified untuk memikul dan
menerima tugas-tugas dan tanggung jawab yang tertinggi dan paling diperlukan.
Sejumlah Nabi diangkat ke dalam kenabian ketika mereka mencapai usia ashud
termasuk Nabi Muhammad SAW yang mencapai kenabiannya pada usia empat puluh tahun.
Dikarenakan pentingnya masa muda untuk kebangkitan dan masa depan agama Islam oleh karena itu para ulama pun tidak lupa selalu menyerukan
kepada pemuda untuk tidak terlena dengan kemewahan hidup dan tantangan lainnya. Seperti sahabat Umar bin Khattab, pernah berkata kepada para
pemuda :
“Wahai kaum muda, hindarkanlah dirimu dari kemewahan hidup. Janganlah bertindak seperti bangsa Ajam bangsa asing selain Arab.
Usahakanlah berjemur di bawah sinar matahari, karena cara seperti itu adalah kebiasaan bangsa kita. Bertindaklah dengan tegas,
kendarailah kuda dan lemparkanlah panah”
Kemudian Ibnu Syihab Az-Zuhry memberikan nasihat kepada kaum muda : “Jangalah kamu merasa rendah diri karena usia mudamu. Sahabat
Umar bin Khattab selalu memberi peranan para pemuda jika menghadapi peristiwa penting. Kemudian beliau bermusyawarah
dengan mereka untuk memperoleh masukan dan pendapat pikiran mereka.
Dari uraian di atas, sangat jelaslah bagaimana perhatian Al Qur’an terhadap pemuda yang dikisahkan dengan keberanian dalam menegakkan agama Allah.
Kemudian Rasulullah juga menegaskan bahwa memanfaatkan masa muda merupakan perintah Rasulullah SAW. Tidak hanya Allah dan Rasulullah
memberikan perhatian penuh kepada pemuda, para sahabat Rasulullah pun memberikan perhatian khusus kepada pemuda untuk tampil membela agama
Allah. Tidak mengherankan jika di abad 20 seorang Mujahid seperti Hasan Al Banna menginginkan pemuda seperti yang dikisahkan dan diperintahkan
Rasulullah untuk tampil membela dan membangkitkan umat Islam demi kebangkitan Agama Allah SWT, sebab di tangan pemudalah masa depan
agama Islam dapat ditegakkan.
Sejarah Perkembangan Pemuda Islam di Dunia Pemuda Islam Pada Era Permulaan Islam
Pada awal uraian diatas telah dikemukakan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bahwa pertama-tama penyambut kedatangan agama yang dibawa beliau
adalah para pemuda, sedang kaum tua menentangnya. Timbul pertanyaan mengapa kaum tua menantang dakwah Islamiyah ? seorang Fisioterapi bangsa
Perancis mencoba mengungkapkan tabir pertanyaan ini. katanya : “Perbedaan mendasar antara kaum muda dengan kaum tua adalah
terletak pada daya pikirnya. Orang yang sudah tua telah mengalami kelemahan otak sehingga menjadi lemah dan tidak dapat mengikuti
perkembangan zaman yang sudah maju”.
49
Dalam menanggapi hadits Nabi Muhammad yang menyatakan : “Perkembangan Islam semula disambut oleh kaum muda,” Montgomeri
Watt dalam bukunya “ Muhammad di Makkah” memberikan pendapatnya. Menurut dia, ketika Nabi Muhammad membawa risalah suci di kalangan
bangsa Arab, maka pertama-tama beliau disambut oleh para pemuda dari kalangan keluarga terhormat. Kemudian diikuti pula oleh para pemuda
lainnya yang berasal dari kabilah suku-suku terkenal. Dari kenyataan ini dia menyimpulkan bahwa pada asasnya Islam adalah gerakan kaum
muda.
50
Untuk mendukung kebenaran pendapatnya, Montgomeri Watt mencatat beberapa nama pemuda yang mendukung perjuangan
49
Hasan Al Banna, et.all., Pemuda Militan, .h.67
50
Hasan Al Banna, et.all., Pemuda Militan, h.68
Rasulullah SAW. Mereka antara lain : Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam masing-masing 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah 11 tahun, Al-
Arqam bin Abi Al-Arqom 12 tahun, seorang ahli tafsir terkemuka, Abdullah bin Mas’ud 14 tahun, Saad bin Abi Waqqash 17 tahun, Ja’far
bin Abi Thalib 18 tahun, Zaid bin Haristah 20 tahun , Mush’ab bin Umair 24 Tahun, Umar bin Khattab 26 tahun, Abu bakar Ash-Siddiq
37 tahun. Peranan pemuda dalam sejarah awal perkembangan Islam dicatat
dengan tinta emas ketika Rasulullah menunjuk Usamah bin Zaid bin Haritsah untuk memimpin pasukan ke wilayah Syam. Padahal usia
Usamah pada saat itu belum mencapai 20 tahun.
51
Tentu saja keputusan Nabi ini mendapat banyak protes oleh sebagian besar sahabat yang sudah
terlebih dahulu masuk Islam. Alasan penunjukkan Usamah oleh Nabi dimaksudkan untuk menempati tempat ayahnya yang sudah gugur dalam
pertempuran di Mu’tah dulu. Ini akan membawa kemenangan yang akan dapat dibanggakan sebagai alasan atas gugurnya ayahnya, di samping
sebagai semangat yang akan timbul dalam hati pemuda-pemuda, juga untuk mendidik mereka membiasakan diri memikul beban tanggung jawab
yang besar dan berat. Gagasan perubahan yang diusung Nabi dari zaman jahiliyah ke
zaman peradaban Islam sangat membutuhkan instrumen kekuatan pemuda. Selain Usamah, barangkali yang paling menonjol peran kepemudaan pada
51
Kisah kepahlawanan Usamah sebagian besar dicatat dalam sejarah hidup Muhammad SAW. Lihat Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, terjemahan oleh Ali
Audah. Jakarta: Lentera Hati, 2008, h. 570-571.
masa awal Islam adalah Ali bin Abi Thalib, keponakan sekaligus menantu kesayangan Rasulullah. Salah satu peran yang dicatat dalam sejarah adalah
keberaniannya menggantikan posisi Rasulullah di waktu malam sebelum hijrah ke Madinah.
Sederet peran tidak cukup dimuat dalam skripsi ini, namun tak ayal lagi peran pemuda pada masa awal Islam memegang peranan yang
signifikan.
Pemuda Islam Pada Era Modern
Konsep pemuda Islam pada era moderen memiliki kompleksitas teoretik, terutama ketika bersinggungan dengan pemikiran barat. Konteks
modernitas dalam perspektif barat dimulai sejak akhir abad ke-17 sampai pada masa sekarang ini. Tema yang menjadi narasi besar modernitas barat
adalah rasionalitas. Semua unsur kehidupan harus bersentuhan dengan paham rasionalisme, dan proses pembaharuan harus pula berasaskan
rasionalitas.
52
Konstruksi ideologis pemuda Islam pada masa Moderen dimulai ketika Al-Afghani dan muridnya Muhammad Abduh menggunakan kaca
mata rasionalitas dalam mendeteksi penyakit umat. Dengan mengusung reformasi teologis dan jurisprudensi Islam, kedua tokoh ini mendapat
sambutan luar biasa dari para pemuda Mesir, India, Afghanistan, Turki,
52
Paham rasionalitas berdasarkan pada pemikiran filsuf Perancis, Rene Descartes yang dinggap sebagai Bapak Filsafat Modern, dengan ungkapan yang terkenal: Cogito Ergo Sum aku
berpikir maka aku ada
Pakistan, dan terus menjalar ke wilayah Asia Tenggara. Sebut saja tokohnya antara lain: Sayyid Qutub, Musthofa Kamal Attaturk, Hasan Al-
Banna, Muhammad Iqbal, Ali Abdul Razik, Abul A’la Al-Maududi, Rasyid Ridha, Fazlur Rahman, dan sederet pembaharu lainnya.
Ada sisi kesamaan di antara tokoh pembaharuan ini yaitu pada masa muda sebagian besar dari mereka berbasis pada pendidikan formal
yang meniru gaya barat. Mereka juga menggeluti dunia jurnalistik yang menjadi corong penyebaran gagasan pembaharuan Islam ke seluruh
pelosok dunia.
53
Meskipun berbasis pendidikan sekuler generasi muda Islam masa moderen tetap menggunakan landasan historis dan ajaran
klasik sebagai menu awal untuk melakukan otokritik. Konvergensi antara landasan normativitas-klasik dengan kreativitas-rasionalitas menghasilkan
pemuda Islam yang ideal guna menghadapi hegemoni barat. Gerakan pemuda Islam pada zaman modern sesungguhnnya ingin
melenyapkan imperialisme dan kolonialisme Barat. Mereka tak hanya merevitalisasi ajaran Islam dalam konteks perpolitikan nasional,
melainkan juga berupaya menjadikan ajaran tersebut sebagai ideologi perjuangan guna membela kebenaran yang substansial. Gerakan ini
cenderung bersifat radikal-revolusioner. Ada sebuah elan vital yang menjadikannya demikian, yakni gerakan berbasis syariat Islam, atau
mensekulerisasikan ajaran Islam ketika bersentuhan dengan negara- bangsa.
53
Akbar S. Ahmed dan Ziauddin Sardar. Islam, Globalization, and Postmodernity,.h. 190
Pemuda Islam di Indonesia
Dalam sebuah bangsa, kaum muda adalah aset yang tak ternilai harganya. Bahkan, kemajuan sebuah bangsa sangat tergantung kepada kemampuan kaum
mudanya untuk membuat perubahan-perubahan yang signifikan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ortega G. Yasset, pemuda
adalah the agent of change, agen perubahan yang pada pundaknya dibebani harapan-harapan sebuah bangsa. Bila kaum muda memiliki
kababilitas, visi, dan kinerja yang memuaskan, maka sebuah bangsa akan menuai keberhasilannya.
Dalam konteks sejarah Indonesia, peran pemuda dapat di bagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode Kebangkitan Nasional, periode
Sumpah Pemuda, periode, Proklamasi 1945, periode Revolusi, dan periode Pembangunan. Setiap periode itu menggambarkan bahwa pemuda secara
ideologis merupakan kelompok yang optimis, kritis, adaptif, dan mampu melahirkan gagasan baru yang diinginkan masyarakat. Selain itu, secara
kultural mereka adalah produk dari sebuah sistem nilai sosial kultural yang telah mengalami proses aktualisasi kesadaran dan kematangan identitas
sebagai agent of change. Periode awal atau dapat di sebut juga era Kebangkitan Nasional ini
di mulai sejak awal abad 20. Eskalasi terus meningkat hingga ke tahun- tahun berikutnya seiring dengan tekanan imperialisme yang begitu kuat
terhadap warga pribumi. Era kebangkitan nasional merupakan titik tolak
dimulainya sejarah baru dalam perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Rakyat pribumi yang pada masa-masa sebelumnya tidak pernah
menyadari dan mengenali terhadap situasi sebenarnya yang dihadapi, melalui gerakan itu semangat dan kesadaran itu berhasil ditularkan kepada
hampir seluruh masyarakat Indonesia. Hal yang menarik dari peristiwa kebangkitan nasional itu adalah
para pelaku yang berada di baliknya adalah kelompok muda atau pemuda. Untuk lebih fokus dalam penulisan skripsi ini, kami lebih menekankan
bagaimana kiprah pemuda Islam dalam proses kebangkitan nasional. Walaupun memang tidak dapat di pungkiri hampir seluruh elemen
masyarakat berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Bung Karno salah seorang tokoh pergerakan yang pernah
melontarkan gagasan agar perlawanan perlu ditingkatkan dan diefektifkan. Perlawanan tersebut perlu disusun secara rapih dalam bentuk organisasi
partai. Organisasi inilah yang menurutnya dapat mendidik rakyat jelata ke dalam ke-bewust-an
54
dan keadilan. organisasi dapat menuntun rakyat jelata ke dalam perjalanannya ke arah kemenangan. organisasi menjadi
pelopor rakyat jelata menuju kepada maksud dan cita-cita. organisasilah yang memegang obor, organisasilah yang berjalan di muka. organisasilah
yang memimpin massa di dalam perjuangannya merobohkan musuh, organisasilah yang memegang kendali komando barisan massa.
54
bewust berarti kesadaran
organisasilah yang harus memberikan ke-bewust-an pada pergerakan massa, memberi kesadaran dan memberikan keradikalan.
55
Bila kita lebih jauh memperhatikan pendapat Sukarno maka gagasan ini dapat kita artikan bahwa Sukarno melihat kegagalan
perjuangan perlawanan dengan cara sporadis sering kali mengalami kegagalan secara fisik pada masa sebelumnya. Untuk itu terlihat Sukarno
menginginkan agar perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara terorganisir.
Politik etis
56
yang diterapkan oleh Pemerintah Belanda secara tidak langsung berimplikasi timbulnya para pelajar dari golongan bawah.
Mereka di didik secara barat akan tetapi mereka tetap masih memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Sementara terjadi kulturisasi Barat dalam bidang pendidikan dengan adanya pengiriman pelajar-pelajar ke Eropa atau memasukan
orang-orang pribumi ke dalam sekolah-sekolah dengan sistem pendidikan Barat di Indonesia, pendidikan Islam yang berbasis madrasahsurau masih
berkembang. Banyak pelajar-pelajar dan guru-guru agama misalnya di Minangkabau pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah, serta bermukim
di sana untuk menuntut ilmu agama bertahun-tahun lamanya. Hal ini terjadi semenjak abad ke 19.
55
Dwi Purwoko, Pemuda Islam di Pentas Nasional Jakarta : Bonaciptama, 1993 cet.1. h.48
56
Politik etis dapat di sebut juga politik balas jasa yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda terhadap negara jajahannya.
Sepulangnya mereka ke Indonesia, mereka menyebarkan ilmu agama dan bahasa Arab yang diperolehnya di Mekkah kepada anak
didiknya di surau-surau
57
di tanah air. Di surau inilah para santri muda yang umumnya adalah orang kampung dan desa memecahkan masalah
sosial budaya termasuk membahas perkembangan politik yang melanda tanah airnya.
Yudi Latif menyatakan Kaoem Moeda Islam memainkan peran penting dalam memperluas ruang publik modern melampaui milieu priayi.
Para intelektual organik dari komunitas ini merupakan kombinasi antara ulama-intelek reformis clerical-intelligentsia dan intelek-ulama modernis
intelligentsia, yang keduanya merupakan produk sampingan dari politik “asosiasi” yang diterapkan pihak kolonial. Terekspos secara luas terhadap
wacana mengenai
isu-isu keagamaan,
ulama-intelek cenderung
memprioritaskan agenda “reformasi Islam” untuk mereformasi masyarakat Hindia melalui jalan kembali ke ajaran Islam murni.
Sementara itu, karena terekspos secara luas terhadap wacana mengenai isu-isu sekuler, intelek-ulama dari generasi pertama ini cenderung lebih
mengutamakan “modernisme Islam” dengan memprioritaskan agenda memodernisasi masyarakat Islam.
58
57
Istilah surau itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Melayu. Secara harfiah kata surau dalam bahasa Melayu berarti bangunan kecil untuk tempat sembahyang bagi pemeluk
agama Islam. Di samping itu surau juga dapat digunakan sebagai tempat belajar mengaji Al Qur’an bagi anak-anak Islam serta tempat pengajian untuk orang-orang dewasa.Namun
perkembangan selanjutnya surau di gunakan sebagai lembaga-lembaga pendidikan atau disebut juga dengan Pesantren Dwi Purwoko, Pemuda Islam di Pentas Nasional Jakarta :
Bonaciptama, 1993 cet.1. h.53
58
Yudi Latif, Intelegensia Muslim dan Kuasa, .h.174
Dalam perkembangan selanjutnya, terkadang antara tokoh-tokoh pergerakan yang mempunyai latar belakang pendidikan Barat dan
pesantren menimbulkan konflik di antara mereka. Konflik itu muncul karena adanya perbedaan persepsi sebagai produk dari latar belakang
pendidikan yang berbeda. Namun mereka sama-sama menentang penjajahan Belanda.
Situasi hingar bingar munculnya organisasi-organisai perlawanan secara terorganisir seperti Sarekat Islam SI. Budi Utomo BU Persatuan
Muslimin Indonesia Permi, Partai Islam Indonesia PII Nahdlatul Ulama NU, Muhamadiyah, serta Persatuan Islam Persis menimbulkan
semangat pemuda Islam turut mendirikan organisasi kepemudaan. Salah satu organisasi pemuda Islam yang sangat menonjol pada masa pergerakan
nasional adalah Jong Islamieten Bond JIB pada akhir tahun 1925.
59
Kelahiran JIB tidak terlepas dari keprihatinan dan kritik H.Agus Salim tokoh pergerakan nasional dari kalangan Islam terhadap pemuda-
pemuda Indonesia yang terdidik secara Barat. Selain itu kaum reformis maupun koservatif untuk beberapa lamanya sama-sama merasa gelisah
terhadap meluasnya westernisasi terutama dalam dunia pendidikan. Ketua JIB adalah R.Syamsurijal dan H.Agus Salim diangkat
sebagai penasehat.Adapun tujuan dirikannya JIB adalah untuk memajukan pengetahuan tentang Islam, hidup secara Islam dan persaudaraan dalam
Islam terutama ditujukan untuk pemudanya. Maksimal umur untuk
59
Dwi Purwoko, Pemuda Islam di Pentas Nasiona, h.57
menjadi anggota JIB adalah 30 tahun dan bersifat terbuka. Diharapkan terbentuknya JIB dapat memperkuat ke-Islam-an antar kaum terpelajar
Islam Indonesia. Sedangkan cita-cita JIB adalah ingin mempersatukan organisasi-organisasi pemuda Islam.
JIB bukanlah organisasi yang bersifat politik karena tidak mencampuri urusan politik praktis. Akan tetapi mereka di bebaskan untuk
masuk ke organisasi-organisasi politik di luar JIB atau ikut terlibat dalam salah satu partai politik pada masa pergerakan nasional.
Untuk menggalang persatuan di antara organisasi pemuda Islam yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, maka mereka sepakat untuk
membentuk federasi yakni Pemuda Muslimin Indonesia. Federasi ini salah satunya bertujuan untuk membentuk langkah yang satu dalam
menghadapi penjajah Belanda. Sementara itu organisasi-organisasi pemuda yang cenderung
berdasarkan diri pada nasionalisme dan yang bersifat kedaerahan membentuk federasi yang diberinama Indonesia Muda IM. Organisasi ini
dibentuk pada tanggal 31 Desember 1930 di Solo.
60
Gerakan yang banyak diluncurkan oleh organisasi-organisasi kepemudaan pada masa itu membuat gerah pemerintahan Hindia-Belanda.
Untuk memendam gerakannya semakin meluas, pemerintah kolonial mengeluarkan regulasi yang kemudian dikenal sebagai pasal-pasal karet
60
Dwi Purwoko, Pemuda Islam di Pentas Nasiona, .63
dan Exorbitance Rechten Gubernur Jenderal.
61
Regulasi ini mengatur larangan penyebaran informasi berbentuk tulisan atau gambar yang
memungkinkan mengganggu keamanan. Pada saat yang sama, politik Devide Et Impera yang diberlakukan
pemerintah Hindia Belanda yang bermaksud untuk memecah belah kekuatan politik pribumi tidak kalah menjadi tantangan sangat serius bagi
gerakan pemuda pada masa itu. Pemerintah kolonial melakukan adu domba atas pemimpin-pemimpin politik tanah air. Kebijakan politik ini
dibuat agar pemerintah Hindia Belanda dapat melemahkan gerakan separatis yang dilakukan oleh pemuda di tanah air.
Kebijakan politik yang dilakukan Hindia Belanda terasa tidak laku diakibatkan timbulnya kesadaran dari para pemimpin politik tanah air.
Hingga akhirnya pemuda-pemuda Indonesia yang tadinya terpecah belah belah sepakat untuk menggalang persatuan guna mencapai cita-citanya.
Sumpah pemuda adalah jawaban tegas terhadap politik Devide Et Impera pemerintah kolonial Belanda. Dan yang perlu di catat bahwa pemuda
Islam dan organisasi pemuda lainnya mendukung Ikrar Sumpah Pemuda. Organisasi pemuda Islam yang mendukung sepenuhnya dalam
pendeklarasian Sumpah Pemuda adalah Jong Islamieten Bond JIB dan federasi organisasi Islam dalam wadah Pemuda Muslimin Indonesia.
Deklarasi Sumpah Pemuda memiliki arti yang sangat mendalam bagi cikal bakal ide terwujudnya negara kesatuan dan persatuan Indonesia.
61
Aziz Samsudin. Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia..h.34
Sumpah Pemuda merupakan momentum yang berhasil menyatukan pemuda se Indonesia dalam satu ikatan kebangsaan.
Dapat disebut deklarasi Sumpah Pemuda sebagai wujud dari gelombang nasionalisme tahap kedua. Perbedaannya, bila pemuda pada 20
tahun sebelumnya 1908 disebut sebagai tahap angkatan perintis, pada tahun 1928 gerakan kelompok pemuda lebih disebut sebagai tahap
angkatan penegas. Yaitu antara tahun 1927-1934.
62
Disebut penegas karena manifestasi nasionalismenya semakin terwujud nyata melalui
kesepakatan di antara pemuda dalam deklarasi Sumpah Pemuda, di samping sifat politiknya yang digulirkan secara terbuka dan terang-
terangan terhadap Belanda. Periode selanjutnya adalah periode masa revolusi, di mana
pemuda mempunyai peran sangat besar dengan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia. Dengan desakan kaum mudalah akhirnya
Soekarno-Hatta berani membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Onghokham mengkategori golongan pemuda pada tahun 1945 sebagai pejuang. Mereka pemuda secara terang-terangan menyatakan
berperang angkat senjata terhadap pendudukan penjajah kolonial Belanda. Perjuangan yang diperlihatkan dengan sangat gagah berani oleh para
pemuda melawan penindasan Belanda.
63
62
Aziz Samsudin. Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia, h.41-42
63
Aziz Samsudin. Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia,h.43
Aksi-aksi penyerangan terhadap Belanda tidak henti dilakukan, bahkan terus meningkat. Bersamaan dengan itu, menyusul keluarnya
informasi kekalahan Belanda atas Jepang dalam peperangan yang terjadi hingga beberapa bulan.
Sejarawan Benedict Anderson menyebut apa yang terjadi ketika memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945 sebagai gejala Pemuda-
Revolution .
64
Kesadaran pemuda yang sudah ada secara tradisionil di pesantren-pesantren dan murid-murid di sekitar guru yang juga
memainkan peranan pada pemberontakan abad-abad yang lalu. Perpindahan pemerintahan Belanda ke Jepang menandai babak
baru perjuangan pemuda Islam. Jepang melihat bahwa para pemuda, khususnya pemuda Islam merupakan kelompok yang perlu diwaspadai,
oleh karenanya Jepang dalam upayanya membangun dan mempertahankan kekuasaan serta keberadaannya di dunia Internasional,
Jepang mengalihkan perhatiannya pada kalangan Islam.
65
Di zaman Jepang ini pula diaktifkan kembali organisasi pesantren Islam yang sejak zaman Belanda sudah ada yakni Majlis Islam A’la
Indonesia MIAI. Dalam perkembangan selanjutnya yakni tanggal 22 Nopember 1943 MIAI diubah menjadi Masyumi Majlis Syuro Muslimin
Indonesia.
66
Sementara itu Jepang juga mendorong dibentuknya organisasi lain. Di kalangan Islam dibentuk barisan pemuda yang dinamakan Hizbullah.
64
Aziz Samsudin. Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia, h.45
65
Mohammaad Manzoor Alam. Peran Pemuda Islam Dalam, h.70
66
Mohammaad Manzoor Alam. Peran Pemuda Islam Dalam, h.71
Hizbullah dibentuk pada bulan Desember 1944. Menurut terminologi bahasa, Hizbullah artinya Tentara Allah. Organisasi ini bersifat semi
militer. Hizbullah dibentuk Jepang atas permintaan dari pihak Indonesia. Di bentuknya Hizbullah awalnya diharapkan dapat membantu tentara
Jepang dalam melawan sekutu. Dan Hizbullah mempunyai peranan penting setelah Jepang kalah dalam perang tanda syarat terhadap sekutu.
Pasukan Hizbullah yang berpusat di Cibarusa Jawa Barat merupakan kekuatan hasil sikap dan siasat dari pemuda Islam untuk mendapatkan
latihan militer dari Jepang. Pada akhir masa pendudukan Jepang, muncul kembali organisasi-
organisasi pemuda. Para pemuda yang telah mengetahui kekalahan Jepang berdasarkan informasi yang diberikan pemuda bawah tanah, menjadikan
mereka mempunyai kepercayaan pada diri sendiri akan upayanya mencapai kemerdekaan. Pada bulan Mei 1945 sejumlah pemuda
mengadakan pertemuan yanag di pimpin BM. Diah dengan mengambil tempat di Gedung Asia Raya sekarang jalan Hayam Wuruk, Jakarta .
BM. Diah menganjurkan agar para pemuda Indonesia lebih berani lagi terhadap Jepang.
67
Pertemuan para pemuda diadakan kembali pada tanggal 6 Juni 1945 bertempat di Gedung Djawa Hokokai Gambir Selatan No.6,
Jakarta. Pertemuan ini menghasilkan kebulatan tekad untuk meraih kemerdekaan sekarang juga dengan kekuatan sendiri.
67
Mohammaad Manzoor Alam. Peran Pemuda Islam Dalam, h.81
Selain itu akan dibentuk organisasi Gerakan Angkatan Baru Indonesia. Dalam rencana pembentukan organisasi ini pemuda Islam turut
pula memberi dukungannya. Hal ini terlihat dari keikutsertaan yang aktif dari Harsono Tjoktoaminoto pemuda Islam dalam keanggotaana Gerakan
Angkatan Baru Indonesia. Gerakan Angkatan Baru Indonesia ini mempunyai prinsip yang
tegas. Ketua gerakan ini dengan tegas menyatakan : “Kami menghendaki agar kemerdekaan segera dapat di capai menjadi kenyataan. Kekalahan
Jepang sudah jelas..”
68
Ternyata apa yang dilakukan pemuda Islam dan kekuatan-kekuatan rakyat lainnya telah menghantarkan raakyat Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan yang diiringi dengan ridho dari Allah SWT. Proklamasi pun berhasil dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Masa revolusi penuh dengan gejolak. Adalah Bung Karno yang berpendapat bahwa revolusi belum selesai. Kalaulah demikian
pendapatnya, negara akan selalu digoncang oleh kekuatan-kekuatan ideologi yang ada.
Pada masa revolusi terbentuk beberapa organisasi pemuda Islam yang baru diantaranya HMI Himpunan Mahasiswa Indonesia, sebuah
organisasi mahasiswa muslim yang dibentuk pada tanggal 5 Februari 1947 di Yogyakarta, Jawa Tengah oleh Lafran Pane.
69
Dalam perkembangan selanjutnya HMI menjadi salah satu organisasi pemuda Islam yang
68
Mohammaad Manzoor Alam. Peran Pemuda Islam Dalam, h.82
69
Mohammaad Manzoor Alam. Peran Pemuda Islam Dalam, h.111
mengimbangi dominasi kekuatan organisasi Partai Komunis Indonesia PKI.
Pada tahun 1948, HMI berhasil mendirikan Yayasan Pendidikan Mahasiswa Islam, sebuah lembaga yang bertugas menyediakan bantuan
baik keuangan maupun barang bagi anggotanya yang berniat menjadi mahasiswa sepenuhnya. Dalam bidang kegiatan politik praktis HMI
terlihat tidak terlalu bergairah, ini terlihat dari tidak mendukung partai Islam tertentu termasuk Masyumi pada pemilu 1955.
Selain HMI, berdiri pula Perhimpunan Mahasiswa Muslim Indonesia PMII yang menjadi underbow NU. Ada pula Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah IMM yang berafiliasi ke Muhammadiyah. Secara umum, gerakan mahasiswa pada era Orde Baru bertujuan
mempertegas citra ke-Islam-an kaum muda meskipun berwawasan modern.
Menjelang kejatuhan rezim Orde Baru, gairah keberagamaan mahasiswa Muslim bertambah semarak, yang menurut Yudhi Latief berkat
gelombang Islamisme revolusi Iran.
70
Di sebagian kampus-kampus sekuler seperti UI, UGM, ITB, dan lain sebagainya banyak dijumpai pengajian,
halaqah, yang mengkerucut pada Lembaga Dakwah Kampus LDK yang berbasis masjid kampus. Generasi muda inilah yang mempengaruhi
perkembangan sejarah kebangsaan Indonesia, terutama peran Kesatuan
70
Yudi Latief, Intelegensia Muslim dan Kuasa, h. 550.
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia KAMMI dalam menjatuhkan Soeharto dari tampuk kekuasaanya.
BAB IV PEMUDA ISLAM DALAM PERSPEKTIF HASAN AL BANNA