PENDAHULUAN Eksistensi Pemuda Islam Dalam Perspektif Hasan Al-Banna

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, pemuda selalu memiliki peran yang besar dan strategis, karena untuk menuju kebangkitan bangsa dibutuhkan energi yang kuat berupa keyakinan yang kuat, ketulusan, motivasi yang jujur, kesungguhan dalam kerja dan pengorbanan. Dalam hal ini, pemudalah yang berpotensi untuk itu, karena pemuda adalah simbol purifikasi gerakan moral sehingga memiliki keyakinan dan iman yang kuat, kejujuran yang memungkinkan untuk memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam beramal serta agitasi yang menggelora. Semua itu mengindikasikan adanya peran yang cukup sentral dalam ranah perubahan, baik yang bersifat evolutif maupun revolusioner. Pemuda secara harfiah, kamus Webster Princeton mengartikan bahwa youth yang diterjemahkan sebagai pemuda adalah “the time of life between childhood and maturity, early maturity, the state of being young of immature or inexperienced, the freshness and vitality characteristic of a young person. Dari definisi ini, maka dapat diinterpretasikan pemuda adalah individu dengan karakter dinamis, penuh vitalitas bahkan bergejolak dan berpandangan optimistik, namun belum memiliki kontrol emosi yang stabil karena periode transisional psikologisnya. Pemuda juga menghadapi suatu periode perubahan yang signifikan dalam struktur sosial dan kultural yang terus berkembang dengan pesat. Dalam situasi psikologis seperti ini tidak jarang periode, -dalam perspektif psikologi perkembangan sebagai periode “pencarian jati diri”-, usia muda yang kemudian terjerumus dalam pola hidup yang justru merusak 1 dirinya sendiri atau ada sebaliknya justru masa muda yang penuh vitalitas ini dimaknai secara lebih positif sehingga tidak sedikit anak-anak muda juga telah mengukir prestasi di usia yang masih dini. 1 Pemahaman tentang Pemuda sebagaimana dijelaskan di atas sengaja dikemukakan untuk mempertegas betapa usia muda menjadi begitu menentukan perjalanan hidup seseorang di masa depan. Lalu, bagaimana Islam memandang Pemuda ? Pemuda memiliki rasa idealisme yang tinggi, berani menanggung resiko untuk keteguhan tujuannya, gesit, kuat, yang terpenting memiliki fitrah yang masih bersih. Sebagai produk generasi yang serba ingin tahu, pemuda selalu menunjukkan kebolehannya dan kemampuannya dalam mencapai cita-cita meraih izzah kemuliaan di dunia maupun akhirat. Pemuda juga memiliki semangat tinggi dan kemampuan belajar, mudah menyerap kebaikan bahkan kemungkinan dapat terpengaruh oleh kejahatan. Islam sebagai agama yang tsumul sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, al-Quran menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun. Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam al-Quran juga menceritakan tentang pemuda yang tegar dalam keimanannya kepada Allah SWT sehingga menyebabkan banyak masyarakatnya yang beriman dan membuat murka penguasa. 1 Ubaidilah Badrun “Pemuda Islam dan Kontribusinya bagi Masa Depan Politik di Indonesia” artikel ini di akses pada tanggal 13 Mei 2008 dari http:Ubed-Centre.Blogspot.Com 200608 Pemuda-islam-dan kontribusinya-bagi-html. Karakteristik pemuda yang penuh dengan “elan vital” dan gairah perubahan yang membuncah setiap saat, menjadi parameter tersendiri dalam pemilihan individu yang tepat sebagai sosok ‘Pembawa Risalah Kenabian’. Ibnu abbas ra, berkata tidak ada seorang nabi pun yang diutus Allah melainkan ia pilih dari kalangan pemuda saja sekitar30-40 tahun begitu juga seorang tidak alim pun yang diberi ilmu melainkan dari pemuda saja. tafsir Ibnu Katsir III63. Banyak pula yang tercantum dalam Al-Quran, kisah-kisah para pemuda , di antaranya: Nabi Yusuf, Musa, Ibrahim, dan lainnya. Dalam surat al-Anbiya 60 mereka berkata: kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim. Selanjutnya kisah-kisah lainnya dapat kita lihat dan renungkan bagaimana Ibrahim menentang raja Nambrud yang sangat kejam, bagaimana Daud mengalahkan Raja Jalut yang bengis dan berpengalaman tempur terhebat kala itu, bagaimana Musa dan Harun melawan Raja Firaun yang dzalim dan sombong, yang tega membunuh semua bayi laki-laki yang lahir tanpa berdosa itu untuk kepentingannya sendiri. Masih banyak lagi contoh-contoh kisah para pemuda lainnya, di antaranya bahwa mayoritas dari assabiquunal awwaluun orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah SAW adalah para pemuda. Ketika Nabi Muhammad SAW di utus Oleh Allah untuk menyampaikan risalah Islamiyah, yang mengimani saat itu diawali mayoritas oleh pemuda. Diantaranya Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam masing-masing 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah 11 tahun, Al-Arqam bin Abi Al-Arqom 12 tahun, seorang ahli tafsir terkemuka, Abdullah bin Mas’ud 14 tahun, Saad bin Abi Waqqash 17 tahun, Ja’far bin Abi Thalib 18 tahun, Zaid bin Haristah 20 tahun , Mush’ab bin Umair 24 Tahun, Umar bin Khattab 26 tahun, Abu bakar Ash-Siddiq 37 tahun. Bahkan seringkali di antara mareka di tunjuk oleh Nabi Saw menjadi panglima yang memimpin tidak hanya kaum muda saja tetapi juga yang tua yang lebih berpengalaman. Selain kisah-kisah usia muda yang mengagumkan pada masa assabiquunal awwaluun, juga tidak sedikit kita menemukan kisah- kisah usia muda yang mengagumkan pada periode salafus sholeh, semisal kisah Imam Syafii yang hafal al-Qur’an diusia tujuh tahun. Di penghujung abad 20, gerakan-gerakan pemuda Islam yang dipelopori oleh mahasiswa telah menjadi pemeran dalam menumbangkan rezim-rezim otoriter dan mendorong perubahan-perubahan mendasar di sejumlah negara. Kita bisa belajar dari perjuangan tokoh-tokoh pergerakan muda Islam seperti Hasan Al-Bana, Sayid Qutub, Abdullah Azzam, Said Hawa dan masih banyak lagi, ikut membangun kembali umat dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Kisah-kisah muda para perintis perjuangan Islam di Indonesia juga tak lapuk untuk dikaji oleh para pemikir Islam dan ilmuwan sosial, sebut saja misalnya bagaimana kisah muda Agus Salim yang hanya lulusan setingkat SMA Hoogere Burgerschool namun mampu menjadi pemikir besar yang mewarnai perkembangan Islam Indonesia, mempengaruhi arah politik nasional di periode awal kemerdekaan, hingga turut memberikan khazanah keislaman secara internasional karena aktifitasnya di dunia jurnalistik dan diplomasi. Kisah-kisah perjuangan H.O.S Tjokroaminoto yang menjadi pelopor penting lahirnya Syarikat Dagang Islam SDI dan kisah M.Natsir yang dengan prinsip Islamnya memberi warna tersendiri bagi perkembangan Dakwah Islam dan politik di Indonesia. Penjelasan yang bersifat eksploratif di atas tentang bagaimana Islam memandang pemuda dan bagaimana kisah-kisah pemuda Islam sejak para Nabi hingga beberapa catatan kisah pemuda di Zaman Rasulullah hingga kisah pergerakan pemuda Islam di belahan dunia lainya termasuk Indonesia sebagaimana dijelaskan di atas, kita bisa mengambil ibroh dari kisah-kisah yang mengagumkan itu. Bahwa betapa banyaknya pemuda-pemuda Islam di usianya yang masih muda telah memberi manfaat yang besar bagi kejayaan Islam, termasuk mampu memberi kontribusi bagi lahirnya model pergerakan politik Islam hingga saat ini. 2 Ranah perpolitikan Indonesia telah menunjukkan bahwa generasi muda hampir selalu tampil sebagai penentu perubahan-perubahan yang besar yang terjadi dalam kehidupan bangsa. George Mc.Turnan Kahin bahkan menggunakan penamaan “Revolusi Kaum Muda” untuk menyebutkan pergerakan tokoh-tokoh yang mempelopori terjadinya perubahan yang melahirkan bangsa dan negara Indonesia modern. 3 Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa Indonesia merdeka umumnya berupa upaya untuk merobohkan kekuasaan rezim-rezim totaliter dan keditaktoran yang membawa kehidupan bangsa jatuh pada kondisi kritis yang dapat membawa kehancuran. 2 Ubaidilah Badrun “Pemuda Islam dan Kontribusinya bagi Masa Depan Politik di Indonesia”…… 3 Rum Aly, Menyilang Jalan Kekuasaan Militter Otoriter Jakarta : PT.Kompas Media Nusantara, 2004, h.3 Sejarah mencatat bahwa runtuhnya kekuatan-kekuatan totaliter Soekarno maupun Soeharto dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pemuda dalam hal ini mahasiswa sebagai penentu. Namun sayangnya kemudian di ambil alih dalam proses-proses berikutnya oleh kekuatan pemegang kekuasaan baru yang cenderung menjadi totaliter dan diktator sedang pemuda hanya di balik kampus dan jalanan. Tepatnya 20 Mei 2008, seratus tahun Kebangkitan Nasional hendaknya pemuda melakukan langkah cepat untuk dapat tampil kedepan, tidak hanya jadi orator dan menuntut perubahan. Perubahan yang dimaksudkan haruslah benar-benar menjiwai totalitas kesadaran akan perbaikan di segala aspek kehidupan, bukan bersifat parsial apalagi cenderung oportunistik. Proses perubahan adalah suatu keniscayaan. Oleh karena itu, pemuda Islam yang menjadi mayoritas mampu mengambil peran yang konstruktif dalam mengusung proses tersebut. Proses maturitas dari gerakan pemuda Islam dewasa ini sedang mengalami gerak evolusi yang cukup membanggakan. Gerak kebangkitan pemuda ini dapat kita lihat dari media massa maupun elektronik atas kemengangan Hermawan dan Dede Yusuf sebagai pemenang Pilkada Jawa Barat dan terpilihnya golongan muda di Sumatra Utara ini membuktikan saatnya pemuda bangkit. Bahkan banyak analisis politik di Indonesia, atas kontroversi dari hasil pilkada tersebut mengindikasikan bahwa pemuda mulai dapat menaiki tangga kekuasaan untuk secepatnya melakukan perubahan di Indonesia yang memang di liputi krisis moral yang sangat memprihatinkan. Ada sebuah pepatah yang berbunyi “ negara yang tangguh salah satunya bisa dilihat dari sosok pemudanya” maka jika negara tidak membina pemudanya maka akan hilang satu generasi. Dari apa yang terjadi sekarang, terlihat pemuda tidak berada pada fitrahnya, bahwa pemuda merupakan reflika masa depan suatu bangsa, bahkan pemuda seakan terhipnotis dengan dunia hedonisme kepemudaanya. Inilah yang menjadi tantangan sebenarnya bagi seorang pemuda, bagaimana dia dapat melawan akan dirinya sendiri. Dan tantangan yang paling besar ada di pundak pemuda-pemuda Islam, mereka selalu dituntut untuk dapat bangkit membangkitkan dakwah Islam demi kebangkitan agama Islam yang memang selama ini terpinggirkan dengan budaya-budaya atau isme-isme yang dibuat oleh Barat. Jika dilihat dari uraian di atas, pemuda tidaklah seorang pemuda yang hanya mementingkan dirinya sendiri, pemuda yang didambakan adalah pemuda yang mempunyai karakter perjuangan yang kuat untuk membangun bangsa dan agamanya. Kemudian menjadi pertanyaan sudah benarkan jalur perjuangan pemuda Islam dalam kebangkitan negara dan agama untuk saat ini?. Sebagai penentu masa depan, pemuda haruslah mempunyai karakter- karakter yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman. Seperti yang di katakan oleh pejuang pemuda Islam Hasan Al Banna mengatakan bahwa untuk mencapai keberhasilan kebangkitan Islam pemuda harus mempunyai beberapa karakter yaitu iman yang kuat, keikhlasan , semangat dan amal. 4 Dalam konteks pemikiran Hasan Al Banna selalu menempatkan pemuda pada posisi istimewa dalam setiap putaran roda sejarah. Pemuda baginya akan selalu hadir dalam setiap proses perubahan. Pesan tersebut dapat di tangkap melalui ungkapannya yang popular “ sejak dulu dan sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan setiap umat, rahasia kekuatan dalam setiap kebangkitan dan pengibar panji setiap fikrah”. 5 Pemuda bagi Hasan Al Banna juga memandang bahwa generasi muda adalah rahasia kehidupan umat dan sumber mata air kebangkitannya. 6 Dari ungkapan-ungkapan Hasan Al Banna ini mengindikasikan bahwa bagaimana pemuda sebagai objek perubah sejarah, sebagai tokoh-tokoh yang akan membangkitkan suatu bangsa atau umat. Tidak dapat di pungkiri, kebangkitan pemuda Ikhwanul Muslimin melahirkan satu gagasan baru bahwa pemuda tidak hanya menjadi pengikut sejarah akan tetapi perubah sejarah. Terminologi kebangkitan renaissance adalah paradigma utama perubahan yang digagas oleh kaum muda dalam wadah Ikhwanul Muslimin. Gerakan Ikhwanul Muslimin yang di pimpin seorang pemuda seperti Hasan Al Banna, menjadikan gerakan ini sebagai gerakan pemuda yang mampu membangkitkan semangat pemuda Mesir. Namun tidak hanya di 4 Hasan al Banna, Kumpulan Risalah Hasan al Banna. Terjemahan: Khojin Abu Faqih,LC. Jakarta Timur: Al I’tshom Cahaya Umat, 2005, h.70 5 Hasan al Banna, Kumpulan Risalah Hasan al Banna, h.71 6 Hasan Al Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin 2. Terjemahan: Anis Matta, et.all.. Surakarta : Era Intermedia,1999, h.127 negara Mesir sebagai negara asal berdirinya, gerakan kebangkitan pemuda ini pun sampai ke negara-negara sekitar yang memang saat itu sedang di jajah oleh negara-negara Barat untuk bangkit dan membela tanah air mereka untuk merdeka. Gerakan kebangkitan Islam di belahan Timur Tengah, terutama di Mesir yang dimotori oleh Al-Afghani dan Muhammad Abduh, kemudian diikuti oleh murid setianya Sayyid Qutb telah berimplikasi luas terhadap gerakan revivalisme dan purifikasi Islam pasca kolonial. Faktor kebangkitan gerakan pemuda Islam di Mesir pasca kolonial bertujuan untuk meng-counter hegemoni barat yang dianggap merusak tatanan nilai Islam. Kemudian dalam konteks kekinian, kita dapat menyaksikan bagaimana pemuda mulai terlihat menunjukkan kebangkitannya. Ini kita dapat saksikan bagaimana perdebatan golongan muda vs tua menjadi tema yang sangat ramai menuju pemilu 2009. Kesadaran untuk memanfaatkan peluang ke arah perubahan yang radikal hanya dapat diraih dalam gerakan struktural, yaitu mengambil alih peran-peran politik, terutama mekanisme meraih kekuasaan politis. Momentum kebangkitan nasional dan 80 tahun hari Sumpah Pemuda kiranya dapat menjadikan sebagai tahun kebangkitan pemuda Indonesia untuk tampil sebagai pemimpin bangsa. Siklus kebangkitan pemuda membutuhkan mainstream tersendiri guna menempatkan pemuda Islam tidak dalam menara gading, hidup dalam lokalitas mereka tanpa mau berinteraksi dengan realitas sosial. Panggilan hati nurani untuk membela kaum dlu’afa adalah pertanggungjawaban moral ajaran agama yang harus dipikul secara simultan oleh pemuda. Kemudian tidak hanya di Indonesia, dengan slogan “ Harapan dan Perubahan” menjadi tema Barack Obama pada pemilihan Presiden Amerika Serikat 7 . Dengan tema ini Obama mampu membangkitkan histeria massa sehingga dukungan kepadanya begitu luar biasa. Tidak hanya di AS dukungan untuk Obama, Indonesia pun menjadikan Obama sebagai trendsetter untuk majunya pemuda dalam politik Indonesia dengan tema yang sama yaitu perubahan. Gaung kebangkitan peran pemuda Islam di awal milenium ketiga dapat dimaknai secara mendalam dengan menggunakan sudut pandang pemikiran Hasan Al-Banna. Alasan yang paling rasional dalam memilih tokoh pembaharuan politik Islam kontemporer asal Mesir ini adalah pergulatan pemikirannya yang mengeksplorasi potensi kepemudaan sebagai tokoh utama pembawa perubahan signifikan ke arah struktur politik yang berbasis Islam. Hal tersebut dapat dilihat dari pemikirannya tentang konsep tarbawi tarbiyah dan ciri-ciri seorang muslim ideal dengan karakter keimanan yang kuat, keikhlasan purifikasi amal dengan niat yang tulus, semangat yang dimanifestasikan dalam bentuk jihad, dan amal yang menjadi nilai praksis keimanan. Keempat karakteristik tersebut dalam pandangan psikologi kontemporer adalah ciri yang melekat pada diri pemuda. 7 Rama Pratama “Kaum Muda, Asa, dan Perubahan”, Republika, 23 Juli 2008. h.8 Proses perubahan yang dijalankan Hasan Al-Banna menggunakan pola pendidikan yang terstruktur rapi, dengan penanaman nilai-nilai religius pada diri pemuda. Cikal bakal perubahan melalui proses pendidikan yang dimaksudkan Al-Banna dapat dijalankan apabila pemuda termasuk bagian dari proses edukasi itu. Alasan-alasan di atas adalah bagian tak terpisahkan integrated elements dalam mengangkat tema yang cukup menarik tentang pemikiran Hasan Al-Banna tentang eksistensi pemuda Islam sebagai sebuah riset. Dengan demikian perlu kiranya penulis mengangkat tema pemuda yang sangat urgen ini dan dengan melihat seorang Hasan al Banna sebagai ulama, politikus, pejuang Islam yang sangat menginginkan mengembalikan kejayaan Islam melalui pemuda-pemuda yang mempunyai semangat kebangkitan. Untuk itu penulis mengambil judul skripsi ini yaitu “ Eksistensi Pemuda Islam Dalam Perspektif Hasan al Banna” Pembatasan dan Perumusan Masalah Mengingat kompleksitasnya permasalahan yang akan dibahas khususnya mengenai pemikiran Hasan Al Banna ini, maka penulis membatasi permasalahannya mengenai eksistensi pemuda Islam yang dikaitkan dengan gerakan-gerakan politik dan sosial Social and Political Movement saja menurut perspektif Hasan Al Banna. Dari pembatasan tersebut penulis merumuskan permasalahan : Bagaimana konsep pemuda Islam dalam berbagai perspektif? Bagaimana sejarah pergerakan kaum muda di dunia dan di Indonesia? Apa bentuk tipologi pemuda ideal dalam perspektif Hasan Al Banna? Apa implikasi gerakan pemuda Islam terhadap perubahan di Indonesia? Bagaimana proses transformasi perubahan politik kontemporer Indonesia dengan menggunakan pendekatan dakwah kepemudaan dalam metode Hasan Al-Banna? Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengeksplorasi konsep kepemudaan dalam perspektif Islam. Untuk mengetahui karakteristik pemuda Islam menurut Hasan Al Banna Untuk mengetahui formulasi pendidikan pemuda Islam menurut Hasan Al Banna Untuk Mengetahui kontekstualisasi pemuda Islam ideal di Indonesia modern b. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan oleh penulis agar memberikan manfaat, antara lain : 1. Untuk pengembangan ilmu politik kontemporer khususnya tentang peran pemuda Islam ideal dalam konteks pergumulan umat. 2. Bagi para pemuda Islam di Indonesia, diharapkan penelitian ini mampu menstimulasi kognisi intetelektualitas keislaman yang bersifat universal. Metode Penelitian Dalam membahas skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan Library Research, yaitu penulis berusaha memperoleh data-data dan informasi melalui literature-literatur kepustakaan, majalah-majalah maupun artikel-artikel yang berhubungan dengan masalah tersebut. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan metode deskripsi analisis. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini, agar lebih terarah dan terperinci terbagi kedalam bab-bab dalam tiap sub-babnya dijelaskan secara global. Di dalam bab I yang diawali dengan pendahuluan, ini terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penelitian. Di dalam bab II terdiri dari Biografi Hasan Al Banna serta Peranannya dalam negara Di dalam bab III terdiri dari tinjauan umum tentang pemuda Islam dari era Islam sampai Indonesia. Di dalam bab IV terdiri dari karakteristik pemuda Islam, formulasi pendidikan pemuda Islam, peranan pemuda dalam politik kenegaraan menurut Hasan Al Banna serta kontekstualisasi pemuda Islam ideal dalam Indonesia Modern. Dan dalam bab V terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

BAB II BIOGRAFI HASAN AL BANNA