Analisis Rasio Likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara (Persero) III Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

TUGAS AKHIR Diajukan Oleh:

MAISARAH LUBIS 122101140

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara (Persero) III Medan” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Diploma dari Program D-III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulisan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Lusy Anna, M.S selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dosen penyelesaian tugas akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

6. Kepada Bapak Pimpinan beserta seluruh staf dan pegawai PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan terima kasih atas didikan, arahan, pelajaran dan kerjasamanya selama saya magang dan mengadakan riset dlam rangka penyelesaian tugas akhir.

7. Teristimewa buat ayahanda, Sofyan Lubis dan Ibunda, Darawati yang senantiasa melimpahkan kasihsayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun meteri, dan doanya kepada saya.

8. Kedua abng saya Sandri Andika Lubis,SE dan Robi Ibnul Lubis serta kakak ipar saya Asri Wahyuni,SE yang selalu memberi semangat kepada saya. 9. Teman-teman seperjuangan sri karlina, dian yunita, dessy dan siti fauziah serta

teman-teman satu program studi D-III Manajemen Keuangan. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan didalam penyajian dan penyampaian laporan ini, sungguh hanya Allah yang memiliki kesempurnaan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat.

Medan, Juni 2014 Peneliti,

Maisarah Lubis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian...4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan Perusahaan... 5

B. Struktur Organisasi... 13

C. Deskripsi Tugas Struktur Organisasi...16

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan... 23

1. Pengertian laporan keuangan... 24

2. Tujuan laporan keuangan...24

3. Sifat laporan keuangan...24

4. Keterbatasan laporan keuangan...25

5. Pihak yang memerlukan laporan keuangan...25

6. Jenis laporan keuangan...28

B. Analisis Laporan Keuangan...28

C. Analisis Rasio Keuangan... 29


(6)

2. Analisis rasio likuiditas... 33 D. Persentase Rasio Likuiditas...39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 42 B. Saran... 43 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 3.1 Current Ratio... 36

Tabel 3.2 Quick Ratio... 37

Tabel 3.3 Current Ratio... 38

Tabel 3.4 Persentase Likuiditas... 39


(8)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Logo PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan... 12 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang berorientasi untuk mencari keuntungan membutuhkan laporan keuangan. Laporan keuangan ini menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan keuangan perusahaan, perlu dilakukan analisis atas laporan keuangan yang meliputi: Neraca, Laporan Laba Rugi, Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

Hasil dari analisis laporan keungan ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut, baik pihak-pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern khususnya manajer , hasil dari analisis ini merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada pemilik atau pemegang saham perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan untuk mengelola perusahaan. Sedangkan pihak ekstern perusahaan yang terdiri dari investor, kreditor dan pemerintah, berguna untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Hasil dari analisis laporan keuangan berguna bagi pihak intern perusahaan dan ekstern perusahaan untuk menyusun langkah-langkah dan kebijakan yang akan diambil pada tahun berikutnya. Analisis dan interpretasi laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan analisis rasio yang bertujuan untuk menentukan


(10)

tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas usaha dari perusahaan dan profitabilitas perusahaan.

Analisis rasio likuiditas sebagai salah satu analisa rasio keuangan merupakan analisis pengukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo. Rasio-rasio likuiditas perusahaan terdiri dari current ratio, quick ratio, dan cash ratio. Analisis dapat dilakukan dengan membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio waktu yang lalu atau tahun sebelumnya, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan rasio tersebut dari tahun ke tahun.

Hasil analisis rasio merupakan bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan hasil ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencegah kegagalan dalam memperoleh dana dan pengalokasiannya.

Berdasarkan uraian ini penulis merasa tertarik untuk mengambil judul “Analisis Rasio Likuiditas pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN”

Untuk mengetahui Faktor lain yang memotivasi penulis memilih judul ini adalah: kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi seluruh kewajiban/hutang jangka pendek yang segera jatuh tempo.


(11)

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum sampai pada tahap analsis dan evaluasi, tujuan serta manfaat yang telah ditetapkan. Tanpa perumusan masalah yang jelas, data-data yang dikumpulkan dan dianalisis tidak berguna. Berdasarkan uraian-uraian terdahulu, maka penulis membatasi pembahasan masalah pada penyusunan laporan keuangan tentang “Bagaimana kemampuan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN dalam membayar kewajiban/hutang jangka pendek (likuiditas) selama tahun 2012 dan 2013?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan cara mengukur tingkat likuiditas perusahaan.

b. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata bagi penulis, sejauh mana perusahaan menganalisis posisi likuiditas perusahaannya dan penggunaan hasil analisis tersebut dalam pengambilan keputusan.

c. Untuk membandingkan antara teori yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dengan praktek yang diterapkan diperusahaan.


(12)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti.

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan penulis dalam hal rasio likuiditas perusahaan.

2. Bagi Perusahaan.

Sebagai bahan masukan bagi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN untuk memperbaki kekurangan-kekurangan yang terdapat didalam perusahaan.

3. Bagi peneliti lain.

Sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan analisis rasio likuiditas perusahaan.


(13)

BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) MEDAN

A. Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Sumatera Utara

Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan perusahaan-perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan Perkebunan Asing hasil nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN), embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV. Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam (RcMA) dan NV. Cultuur Mij`de Oekust (CMO) merupakan Perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda.

Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah beberapa kali mengalami perubahan bentuk/status hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1968 PPN oleh Pemerintah di restrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP). Selanjutnya pada tahun 1974 status hukum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan diberi nama PT.Perkebunan (Persero).

Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha, Perusahaan-perusahaan dalam lingkungan BUMN Sub Sektor Perkebunan


(14)

melakukan kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi. Selain itu, dilakukan perampingan struktur organisasi dari program restrukturisasi tersebut telah dilakukan penggabungan 27 BUMN Perkebunan, yaitu PT. Perkebunan I sampai PT. Perkebunan XXXII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT. Bina Mulia Ternak menjadi 14 BUMN Perkebunan baru yang bernama PT. Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT. Perkebunan Nusantara XIV.

Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan manajemen. Tiga BUMN perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero), dan PT. Perkebunan V (Persero). tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut yang wilayah kerjanya di Propinsi Sumatera Utara digabung menjadi satu yang diberi nama “PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)” yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat keputusan No.C2-8333.HT.01.01 TH.96 Tanggal 08 Agustus 1996 yang dimuat didalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 dan tambahan Berita Negara No.8674 tahun 1996.

Seiring dengan perubahan pola berbisnis paradigma baru PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merancang program transformasi bisnis sejak bulan Agustus 2003 sebagai kata kunci dari “kinerja” PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) sedang melakukan perubahan terhadap


(15)

pola Target of strategis of business as usual menjadi pola target of strategic of business, untuk mendukung keberhasilan program tersebut PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic Initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan transformasi bisnis unit”. Usaha melalui intruksi langsung dari Distrik Manajer / General Manajer setempat kepada jajarannya, dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga Milik PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Disamping itu melalui Malcolm Baldrige PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah dan sedang melakukan pelatihan terhadap sejumlah karyawan pimpinan yang telah ditunjuk untuk memberikan pemahaman yang memberikan komprehensif sebelum melakukan assessment terhadap jalannya proses program strategic initiative (CBHRM, OPEX, TQM, CRM, dan QFI) Sebagai upaya dalam meningkatkan “kinerja” perusahaan.

2. Kegiatan Operasional PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, Sumatera Utara

Setiap bagian pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, memiliki tugas yang berbeda, namun membentuk alur perkerjaan yang bermuara pada meningkatkan kualitas produksi dan jumlah produksi perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dan mensejahterakan karyawan.


(16)

Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan dimasa mendatang PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) mempunyai visi dan misi seperti yang tercantum dibawah ini :

a. Visi :

" Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik."

b. Misi :

1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan. 3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan

mengembangkannya secara optimal.

4. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor.

5. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. 6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.


(17)

4. Paradigma Bisnis Baru

Untuk mencapai sasaran Visi dan Misi secara optimal PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) melakukan (lima) Tata Nilai, (dua belas) Paradigma Baru dan (tujuh) Strategi yakni sebagai berikut :

1. Perubahan, Perbaikan dan Peningkatan metode dan kinerja adalah salah satu keharusan.

2. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan.

3. Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan.

4. Pengembangan hubungan industri yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan dan kebhinekaan.

5. Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun Kapital Insani (Human and Intellectual Capital) yang dibutuhkan perusahaan. 6. Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui

kemampuan mengajar dan membagi ilmu, membina hubungan baik dan menjadi panutan.

7. Penghargaan di berikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya.

8. Efektivitas operasional harus di dukung oleh Struktur Organisasi yang sederhana dan dinamis.

9. Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan produktifitas kerja dan keunggulan kompetitif.


(18)

10.Keputusan bisnis diambil berdasarkan fakta dan data yang akurat. 11.Setiap tugas dan operasional perusahaan dilaksanakan dengan cepat

tanggap, cepat tindak lanjut, tuntas, berkualitas dan penuh tanggung jawab.

12.Seluruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu dan lingkungan.

5. Tata Nilai (Values) Perusahaan

Perusahaan memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi integritas professional dan melaksanakan tata nilai yang berbasis :

1. Proactivity (Proaktif)

Selalu besikap proaktif dengan penuh inisiatif dan mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.

2. Excellence (Terbaik)

Selalu memperlihatkan gairah keunggulan dan berusaha bekerja keras untuk hasil maksimal sesuai kompetensi kita.

3. Team-Work (Kerjasama)

Selalu mengutamakan kerja sama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal bagi perusahaan.

4. Inovation (Perubahan)

Selalu menghargai kreatifitas dan menghasilkan inovasi dalam metoda dan produk baru.


(19)

Selalu bertanggung jawab atas akibat perusahaan diambil dan tindakan yang dilakukan.

6. Strategi Bisnis

1. Menjalin dan Mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra strategik untuk mewujudkan peluang bisnis.

2. Melaksanakan Manajemen Berorientasi Pasar, sensitif terhadap Kecenderungan Industri dan Pergerakan Pasar dan mencermati Pesaing.

3. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan kemampuan laba serta pendapatan dan arus kas.

4. Mematuhi aturan–aturan SHE–safety, health and Environment (Keselamatan, Kesehatan dan lingkungan).

5. Melaksanakan Keunggulan Operasional agar perusahaan menjadi cost effective.

6. Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan Tata Nilai dan Paradigma Baru.

7. Membangun dan Mengimplementasikan manajemen Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dan kinerja.

7. Logo Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara, lembaga/ Organisasi dan hal-hal lainnya yang dianggap


(20)

membutuhkan hal yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.

Gambar 2.1. Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Adapun makna yang terkandung dalam logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Gambar 12 helai daun kelapa sawit di sebelah kiri dunia dan 7 urat pada daun karet yang berwarna hijau disebelah kanan bola dunia melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki paradigma baru dan 7 strategi bisnis, yang saling mendukung tercapai tujuan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dalam tim work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan Green Bussines dan Ramah Lingkungan.

2. Gambar 5 garis lintang horizontal dan vertikal berwarna biru melingkari bola dunia, melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki


(21)

tata nilai dan harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha. 3. Gambar 2 meteor yang mengelilingi sehingga membentuk angka 3 melambangkan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk menguasai pasar modal. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi lateks dan turunnya sedangkan yang berwarna orange adalah produksi CPO berserta turunannya yang memancar tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Secara keseluruhan makna logo ini adalah lambang dari niat dan motivasi tinggi seluruh personil PT. Perkebunan Nusantara III yang telah direncanakan bersama, dan tunjangan dengan 5 tata nilai, 12 paradigma baru dan 7 strategi bisnis yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III.

B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan 1. Struktur Organisasi

Sebuah perusahaan yang besar maupun kecil tentunya sangat memerlukan adanya struktur organisasi perusahaan, yang menerangkan kepada seluruh karyawan untuk mengerti apa tugas dan batasan–batasan tugasnya, kepada siapa dia bertanggung jawab sehingga pada akhirnya aktifitas akan berjalan secara sistematis dan terkoordinir.

Struktur Organisasi merupakan suatu bentuk yang menunjukkan aspek-aspek pokok dan hubungannya antara satu bagian dengan bagian yang


(22)

lain serta saluran pengawasan yang menduduki masing-masing jabatan. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan, disamping faktor kunci lainnya seperti lingkungan eksternal, internal perusahaan, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, sumber wewenangnya berasal dari Direktur Utama yang selanjutnya didelegasikan kepada 4 (empat) Direktur Teknis terkait yang terdiri dari : 1. Direktur Produksi

2. Direktur Keuangan

3. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum

4. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan berbentuk organisasi garis dan staf dimana tanggung jawab dan wewenang di dalam perusahaan secara vertikal dan mencerminkan hubungan antara bagian-bagian yang horizontal.

Struktur Organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan digambarkan pada gambar 2.2 berikut:


(23)

Gambar 2.2

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

C. Deskripsi Tugas Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

Adapun uraian tugas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah :

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

RUPS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR PRODUKSI

DIREKTUR PEMASARAN & PERENCANAAN

PENGEMBANGAN DIREKTUR

KEUANGAN DIREKTUR SDM &

UMUM BAGIAN TANAMAN BAGIAN TEKNIK BAGIAN TEKNOLOGI KOMITE AUDIT BAGIAN SPI

KOMITE PEMANTAU RISIKO

BAGIAN SDM BAGIAN UMUM BAGIAN PKBL BAGIAN KEUANGAN BAGIAN AKUNTANSI BAGIAN PELELANGAN BAGIAN KOMERSIL

BAGIAN TI/TB & MANAJEMEN RISIKO (CMR)

BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN BAGIAN SEKRETARIAT PERUSAHAAN DISTRIK MANAGER LABUHAN BATU I DISTRIK MANAGER LABUHAN BATU II DISTRIK MANAGER LABUHAN BATU III DISTRIK MANAGER ASAHAN DISTRIK MANAGER SIMALUNGUN DISTRIK MANAGER DELI SERDANG I DISTRIK MANAGER DELI SERDANG II DISTRIK MANAGER TAPANULI SELATAN DISTRIK MANAGER ACEH TIMUR MANAJER SAWIT SAPI KEPALA PERWAKILAN JAKARTA MANAJER KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI MANAJER PLTBS

Garis Komando Operasional Garis Komando Fungsional Garis Koordinasi

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III Direksi

DEWAN KOMISARIS

BAGIAN HUKUM


(24)

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat dibawahnya.

Tugas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah sebagai berikut:

1. Mengangkat dan Memberhentikan Dewan Komisaris.

2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau asset perubahan dalam mencapai tujuan perusahaan.

3. Mengawasi Dewan komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Susunan anggota Komisaris PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Komisaris Utama : Joefly J.Bahroeny 2. Komisaris : Sardan Marbun 3. Komisaris : Dahlan Harahap 4. Komisaris : Subur Budhisantoso 5. Komisaris : Heri Sebayang


(25)

1. Memantau dan memastikan bahwa GCG telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.

2. Membuat pembagian tugas Dewan Komisaris yang diatur oleh Dewan Komisaris.

3. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKAP.

3. Anggota Direksi

Susunan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama : Bagas Angkasa 2. Direktur Perencanaan dan

Pengembangan : Alexander Maha 3. Direktur Keuangan : Erwan Pelawi

4. Direktur Produksi : Tengku Syahmi Johan 5. Direktur SDM dan Umum : Harianto

1. Direktur Utama

Fungsi Direktur Utama adalah mengarahkan, memberdayakan, seluruh sumber daya perusahaan secara optimal untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Tugas Direktur Utama adalah sebagai berikut :


(26)

2. Melaksanakan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang (GCG) di semua jajaran.

3. Meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaksanaan The Business Succes Model seperti tercermin dalam Key Performance Indicator (KPI).

4. Mewujudkan portofolio business perusahaan yang memberikan keuntungan dan nilai tambah.

5. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan SMK3 serta RSPO.

6. Menetapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database, serta memberdayagunakan secara maksimal.

2. Direktur Produksi

Fungsi Direktur Produksi adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya produksi, sarana dan prasarana sehingga tercapainya kinerja bidang produksi secara optimal.

Tugas Direktur Produksi adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan dan mewujudkan sasaran strategic di bidang produksi. 2. Menetapkan upaya strategic di bidang produksi.

3. Menetapkan sistem kerja (work system) bidang produksi untuk mewujudkan operational excellence.


(27)

4. Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional bidang produksi.

5. Melaksanakan program sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, SMK3 dan RSPD.

6. Mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang lebih efisien. 7. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO

14001 dan SMK3 dan RSPD.

8. Menerapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database, serta memberdayagunakan secara maksimal.

3. Direktur SDM dan Umum

Fungsi Direktur SDM dan Umum adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia, dan sarana pendukung lainnya sehingga tercapainya kinerja bidang SDM/Umum secara optimal.

Tugas Direktur SDM dan Umum adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan sistem kerja (work system) bidang SDM untuk mewujudkan operational excellence.

2. Menetapkan sistem–sistem SDM dengan berbasis kepada kompetensi (Competency Based Human Resources Management System) yang dilaksanakan secara terintegrasi.

3. Menetapkan kebijakan untuk memenuhi aspek legal perusahaan. 4. Menjalin hubungan yang harmonis dengan stakeholder.


(28)

5. Menetapkan kebijakan dan mengevaluasi pelaksanaan bina lingkungan.

6. Mengendalikan biaya pembinaan SDM dan Umum secara efisien. 7. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO

14001 dan SMK3 serta RSPO.

8. Menerapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database, serta memberdayagunakan secara maksimal.

4. Direktur Keuangan

Fungsi Direktur Keuangan adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna sehingga tercapainya cash flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien.

Tugas Direktur Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.

2. Melaksanakan Assets Assessment secara berkesinambungan untuk memberdayakan asset potensial.

3. Memonitor dan mengevaluasi biaya produksi (harga pokok FOB). 4. Memelihara Cash Reserve Requirement minimum 2 (bulan)

kebutuhan dana operasional.


(29)

6. Membuat laporan Manajemen Interim dan Laporan Keuangan Konsolidasian.

7. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan SMK3 serta RSPO.

8. Menerapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database, serta memberdayagunakan secara maksimal.

5. Direkur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan

Fungsi Direkur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran pengadaan secara optimal, sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok serta mengelola dan memberdayakan sumber daya riset dan perencanaan secara optimal, sehingga tercapainya pengembangan bisnis perusahaan.

Tugas Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan adalah :

1. Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategik dan kebijakan pemasaran serta pengadaan barang dan jasa.

2. Mencari dan membina hubungan dengan mitra bisnis (pemasok dan pelanggan) serta mitra aliansi.

3. Menetapkan sistem pengendalian persediaan hasil produksi serta bahan baku dan pelengkap.


(30)

5. Menetapkan dan mengevaluasi Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

6. Menetapkan sistem riset, perencanaan dan pengembangan yang baku.

7. Menetapkan kajian pengembangan areal bisnis non komoditi serta pengembangan industri yang berbasis perkebunan sesuai RJP/RKAP/KPI perusahaan.

8. Menetapkan kajian terhadap inovasi baru yang dapat diaplikasikan dalam upaya pengembangan areal bisnis non komodidti serta pengembangan industri.


(31)

BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 1), “laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya, sebagai pelaporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan keuangan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.

Menurut Sundjaja (23 : 68) laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas tersebut. Menurut Kasmir (2010 : 7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Harahap (2002 : 7) laporan keuangan adalah produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya.

Dari defenisi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu atau periode tertentu yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan perusahaan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan.


(32)

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 11) terdapat 8 tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini,

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini,

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu,

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu,

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan,

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode,

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan, h. Informasi keuangan lainnya.

3. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 12) laporan keuangan memiliki dua sifat yaitu:

1. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang,


(33)

2. Bersifat menyeluruh, artinya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Maksudnya, laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 16) ada 5 keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan antara lain:

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data yang diambil dari data masa lalu,

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua oranf, bukan hanya untuk pihak tertentu saja,

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu,

4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian,

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

5. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untuk laporan keuangan ada 5 pihak yang meliputi yaitu: pemilik, manajemen, kreditur, pemerintah, dan investor.


(34)

1. Pemilik

Kepentingan bagi pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah:

a. Untuk melihat kondisi dan posisi keuangan saat ini,

b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode,

c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. 2. Manajemen

Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Berikut ini nilai penting laporan keuangan bagi manajemen, yaitu:

a. Manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, apakah telah mencapai target-terget atau tujuan yang telah ditetapkan atau tidak,

b. Manajemen juga akan melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang ada selama ini,

c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang akan datang,

d. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan ke depan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan,


(35)

baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian kedepan sehingga target-terget yang diinginkn tercapai.

3. Kreditor

Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan.

4. Pemerintah

Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dilihat dari perusahaan. Arti penting laporan keuangan bagi pihak pemeritahan adalah:

a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya,

b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laoran keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepasa negara secara jujur dan adil.

5. Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana disuatu perusahaan. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai saham kedepan, setelah itu barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak.


(36)

6. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2002 : 9) dalam pratiknya, secara umum ada 5 macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perushaan pada saat tanggal tertentu,

2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu,

3. Laporan sumber penggunaan dana, 4. Laporan arus kas,

5. Catatan penjelasan laporan keuangan,

6. Daftar lainnya sebagai penunjang laporan utama, seperti: daftar laba ditahan, daftar perubahan modal, daftar perhitungan harga pokok.

B. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan


(37)

Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kekuatan yang dimiliki perusahaan akan dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikam modal selanjutnya kedepan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki akab tergambar kinerja manajemen selama ini.

Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan dengan cermat, dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai, kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara teliti, mendalam, dan jujur.

C. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2002 : 27) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan sedangkan menurut Ridwan


(38)

dan Inge (2003 : 128) analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan. Data dasar untuk analisis rasio adalah laporam laba rugi dan neraca pada suatu periode tertentu yang akan dievaluasi.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan, kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2010 : 110) terdapat enam rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan yaitu meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio penilaian.

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo.


(39)

b. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Hal ini berarti besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalan suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

e. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham dan dividen per saham.


(40)

f. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Rasio penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.

2. Analisis Rasio Likuiditas a. Pengertian Rasio Likuiditas

Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan

rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Hal ini berarti apabila perusahaan ditagih, perushaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

b. Tujuan dan Manfaat Likuiditas

Menurut Kasmir (2010 :132) ada 9 tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas.

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Hal ini berarti, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Hal ini berarti, jumlah


(41)

kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

f. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.

g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki persahaan dari masing komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.

i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga.


(42)

c. Jenis Rasio Likuiditas

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan ada tiga, yaitu rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas (cash ratio).

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Rumus dari current ratio:

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Hal ini berarti nilai sediaan diabaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lma untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.


(43)

Rumus dari quick ratio:

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

Rumus dari Cash Ratio:

Berdasarkan laporan keuangan pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yaitu neraca dan laporan laba rugi selama dua tahun, mulai dari tahun 2012 s.d tahun 2013, maka selanjutnya peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap tingkat rasio likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sebagai berikut:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio adalah untuk menghitung sejauh mana perusahaan


(44)

Perhitungannya adalah dengan membandingkan total aktiva lancar dengan hutang lancar.

Rumus untuk menghitung rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Current Ratio

Komponen Laporan Keuangan 2012 2013

Current Assets 2.326.765.730.890 2.112.986.995.642 Current Liabilities 1.724.098.937.216 1.787.946.591.654


(45)

Pada tahun 2012 current ratio diperoleh sebesar 134% sedangkan pada tahun 2013 current ratio diperoleh sebesar 118%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa current ratio perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 16% dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 8,85%. Ini menunjukkan menurunnya kemampuan perusahaan dalam membayar utang janka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan aktiva lancar yang paling likuid.

Rumus untuk menghitung rasio lancar atau quick ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Quick Ratio

Komponen Laporan Keuangan 2012 2013

Current Assets 2.318.056.053.351 2.126.848.464.533 Inventory 335.573.693.725 274.217.700.726 Current Liabilities 2.126.848.464.533 2.135.704.102.534


(46)

Quick Ratio pada tahun 2012 sebesar 93%, sedangkan pada tahun 2013

quick ratio diperoleh sebesar 86%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa quick ratio

mengalami penurunan dari tahun 2012 ketahun 2013 sebesar 7%. Hal ini disebabkan oleh current assets yang mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan inventory juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 8,85%. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

3. Rasio Kas (cash ratio)

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan kas.

Rumus untuk menghitung rasio lancar atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut:


(47)

Tabel 3.3 Current Ratio Komponen Laporan

Keuangan

2012 2013

Cash or Cash Equivalent 1.793.333.369.398 1.476.285.474.034 Current Liabilities 2.126.848.464.533 2.135.704.102.534

Cash ratio pada tahun 2012 sebesar 84%, sedangkan pada tahun 2013 cash

ratio sebesar 69%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio mengalami

penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 15%. Hal ini disebabkan oleh penurunan cash pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364 dan disertai pula naiknya current liabilities sebesar 8,85%. Penurunan rasio ini juga sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


(48)

E. Persentase Rasio Likuiditas

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka rasio likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Persentase Rasio Likuidi

Keterangan 2012 2013

Rasio Likuiditas

Current Ratio 134% 118%

Quick Ratio 93% 86%

Cash Ratio 84% 69%

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

1. Current Ratio

Pada tahun 2012 current ratio diperoleh sebesar 134%, sedangkan pada tahun 2013 current ratio diperoleh sebesar 118%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa current ratio perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 16% dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 8,85%. Current ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena

current ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari


(49)

2. Quick Ratio

Quick ratio pada tahun 2012 sebesar 93%, sedangkan pada tahun 2013

quick ratio diperoleh sebesar 86%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa quick ratio

mengalami penurunan dari tahun 2012 ketahun 2013 sebesar 7%. Hal ini disebabkan oleh current assets yang mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan inventory juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 8,85%. Quick ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena quick ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari utang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

3. Cash Ratio

Cash ratio tahun 2012 sebesar 84%, sedangkan pada tahun 2013 cash

ratio diperoleh sebesar 69%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio

mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 15%. Hal ini disebabkan oleh penurunan cash pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364 dan disertai pula naiknya current liabilities sebesar 8,85%. Cash ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena

cash ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari utang


(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis dan evaluasi yang sudah dilakukan pada BAB III, maka peneliti memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam suatu peningkatan operasional PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

a. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari current ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2012 ke tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengalami penurunan yaitu dari 134% ke 118% di tahun 2013. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan current ratio sebesar 16%. Ini menunjukkan menurunnya kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. 2. Berdasarkan quick ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

dari tahun 2012 ke tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengalami penurunan dari 84% menjadi 69% di tahun 2013. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan quick ratio sebesar 15%. Hal ini tejadi karena kenaikan persediaan yang menyebabkan berkurangnya total aktiva lancar untuk melunasi utang jangka pendeknya. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.


(51)

3. Dilihat dari cash ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2012 dan tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga mengalami penurunan dari 84% menjadi 69% di tahun 2013. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan cash ratio sebesar 15%. Terjadinya penurunan cash ratio ini disebabkan karena turunnya total kas atau setara kas pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364 dan disertai pula naiknya current liabilities pada tahun tersebut. Penurunn rasio ini juga sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Saran

saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk current ratio dan quick ratio, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengurangi total current assets yang ada.

2. Untuk quick ratio, sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengurangi total persediaan agar current liabilities dapat terpenuhi.

3. Untuk cash ratio, sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan lebih menjaga jumlah kas yang tersedia serta memerlukan kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perusahaan. Seperti dalam melakukan pinjaman jangka pendek agar perusahaan dapat memperhatikan


(52)

nilai aktiva yang dimiliki sebagai pertimbangan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Aksara, Jakarta, 2002.

Irawati, Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung.

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Rjawali Pers, Jakarta, 2010.

Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Liberty, Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan S, Inger Barlian, Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Intan Sejati, Klaten, 2003.

Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan, Teori Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Ekonosia, Yogyakarta.


(1)

E. Persentase Rasio Likuiditas

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka rasio likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Persentase Rasio Likuidi

Keterangan 2012 2013

Rasio Likuiditas

Current Ratio 134% 118%

Quick Ratio 93% 86%

Cash Ratio 84% 69%

Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

1. Current Ratio

Pada tahun 2012 current ratio diperoleh sebesar 134%, sedangkan pada tahun 2013 current ratio diperoleh sebesar 118%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa current ratio perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 16% dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 8,85%. Current ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena current ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari utang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.cgjfut8ufyhc


(2)

2. Quick Ratio

Quick ratio pada tahun 2012 sebesar 93%, sedangkan pada tahun 2013 quick ratio diperoleh sebesar 86%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa quick ratio mengalami penurunan dari tahun 2012 ketahun 2013 sebesar 7%. Hal ini disebabkan oleh current assets yang mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan inventory juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sedangkan untuk current liabilities mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 8,85%. Quick ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena quick ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari utang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.

3. Cash Ratio

Cash ratio tahun 2012 sebesar 84%, sedangkan pada tahun 2013 cash ratio diperoleh sebesar 69%. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 15%. Hal ini disebabkan oleh penurunan cash pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364 dan disertai pula naiknya current liabilities sebesar 8,85%. Cash ratio perusahaan untuk tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat untuk perusahaan jasa karena cash ratio yang baik yaitu 100% (1:1), sebaliknya perusahaan menghindari utang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi likuid.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari analisis dan evaluasi yang sudah dilakukan pada BAB III, maka peneliti memberi kesimpulan terhadap perkembangan keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dan saran-saran yang mungkin berguna dalam suatu peningkatan operasional PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

a. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dilihat dari current ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2012 ke tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengalami penurunan yaitu dari 134% ke 118% di tahun 2013. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan current ratio sebesar 16%. Ini menunjukkan menurunnya kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. 2. Berdasarkan quick ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

dari tahun 2012 ke tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengalami penurunan dari 84% menjadi 69% di tahun 2013. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan quick ratio sebesar 15%. Hal ini tejadi karena kenaikan persediaan yang menyebabkan berkurangnya total aktiva lancar untuk melunasi utang jangka pendeknya. Penurunan rasio ini sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.


(4)

3. Dilihat dari cash ratio PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan pada tahun 2012 dan tahun 2013, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga mengalami penurunan dari 84% menjadi 69% di tahun 2013. Maka dapat disimpulkan terjadi penurunan cash ratio sebesar 15%. Terjadinya penurunan cash ratio ini disebabkan karena turunnya total kas atau setara kas pada tahun 2013 menjadi Rp 1.317.047.895.364 dan disertai pula naiknya current liabilities pada tahun tersebut. Penurunn rasio ini juga sangat berpengaruh bagi perusahaan sehingga perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Saran

saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk current ratio dan quick ratio, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengurangi total current assets yang ada.

2. Untuk quick ratio, sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengurangi total persediaan agar current liabilities dapat terpenuhi.

3. Untuk cash ratio, sebaiknya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan lebih menjaga jumlah kas yang tersedia serta memerlukan kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perusahaan. Seperti dalam melakukan pinjaman jangka pendek agar perusahaan dapat memperhatikan


(5)

nilai aktiva yang dimiliki sebagai pertimbangan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Aksara, Jakarta, 2002.

Irawati, Susan, 2005, Manajemen Keuangan, Pustaka, Bandung.

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Rjawali Pers, Jakarta, 2010.

Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Liberty, Yogyakarta.

Sundjaja, Ridwan S, Inger Barlian, Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Intan Sejati, Klaten, 2003.

Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan, Teori Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama, Ekonosia, Yogyakarta.