5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah diterapkannya ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III, Kebun Sei Meranti, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 beberapa kurun waktu sehingga dapat
tergambarkan secara signifikasi perbedaan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000. ISO9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem
manajemen mutu dan menetapkan persyaratan-persyaratan dari rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan
untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin kepuasan pelanggan. ISO disimpulkan sebagai koordinasi internasional yang
bertujuan untuk mengharmonisasi menjadi standar internasional, ISO 9001:2000 digunakan sebagai fondasi dari kegiatan untuk kepuasan pelangan, sistem
dokumentasi yang benar dari perusahaan, mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem,untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu dan
berkompetensi dari perusahaan dan sistematika dari manajemen mutu.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas dapat diidentifikasikan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan ISO9001:2000 di PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?
2. Bagaimana perbedaanvolume penjualanCPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti?
3. Bagaimana perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?
4. Bagaimana perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III
Kebun Sei Meranti. 2. Menganalisis volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti. 3. Menganalisis harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di
PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti. 4. Menganalisis tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO
9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pemasaran CPO baik perkebunan bersertifikat ISO 9001:2000 maupun dari perkebunan
tidak bersertifikat ISO 9001:2000 2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sertifikasi ISO
9001:2000 oleh perkebunan yang belum bersertifikasi ISO 9001:2000. 3. Sebagai bahan informasi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi IS0
Seri ISO 9001 mengandung suatu rasionalisasidari banyak dan beragam pendekatan
internasional dalam bidang ISO International Standard Organization adalah sebuah badan swasta internasional yang menyelaraskan
standar-standar nasional menjadi standar internasional dan telah diakui menjadi standar sistem kualitas di Indonesia. ISO 9001 adalah suatu sistem mengenai
kualitas yang memberikan kualitas yang memberikan kapastian kualitas bagi perusahaan yang menerapkan. Sebuah perusahaan yang telah memiliki sistem
standar yang menjamin kualitas produk yang menghasilkan. Dengan demikian hasil produksi perusahaan yang telah menerapkan ISO dengan mudah dapat
diterima oleh negara-negara lain yang juga memberlakukan ISO 9001. ISO 9001 dikeluarkan tahun 1987 sebagai model sistem jaminan kualitas dalam
desain,pengembangan,proses produksi,instalasi,dan pelayanan. Tujuan dari ISO mengeluarkan pedoman tersebut yaitu untuk menjelaskan perbedaan dan
hubungan diantara konsep dasar kualitas serta melengkapi pedoman untuk penapisan dan pemakaian standar internasional dalam sistem kualitas yang
menyangkut sasaran manajemen kualitas di dalam dan luar industri Pahan, 2006. Sistem manajemen mutu internasional ISO 9001 disusun
berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu langkah kerja frame work yang
membimbing organisasi menuju peningkatan yang diturunkan dari pengalaman
kolektif dan pengetahuan ahli-ahli internasional yang berpatisipasi dalam komite teknik ISO TC Technik Comitte,yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9001. Menurut Tambunan, 2010 delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan
penyusunan ISO sebagai berikut: 1.
Prinsip fokus pelanggan adalah meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar yang
diperoleh memlalui terhadap kesempatan pasar, meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi menuju peningkatan
kepuasan pelanggan, meningkatakan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada percepatan perkembangan bisnis dalam transaksi
2. Prinsip
kepemimpinan adalah orang–orang akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan tujuan organisasi, aktivitas akan dievaluasi
disesuaikan dan diterapkan dalam satu kesatuan cara, meminimumkan kesalahan komunikasi antara tingkat dalam organisasi
3. Prinsip
keterlibatan orang adalah orang dalam organisai menjadi termotivasi memberikan komitmen dan terlibat, orang menjadi bertangung jawab
atas kinerja mereka, orang giat berpartisipasi dalam peningkatan terus menerus
4. Prinsip
pendekatan proses adalah biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus menjadi lebih pendek melalui efektivitas penggunaan sumber daya,
hasil meningkat, kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus.
5. Prinsip
pendekatan sistem terhadap manajemen adalah pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan tanggung jawab yang diperlukan untuk
mencapai tujuan bersama dan akan mengurangi hambatan antar fungsi dan organisasi
6. Prinsip
peningkatan terus menerus adalah suatu proses yang berfokus pada upaya terus menerus meningkatkan efektivitas kebijakan dari tujuan
organisasi 7.
Prinsip pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan berdasarkan pada
analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, keputusan
manajemen organisasi sewajarnya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektifitas implementasi sistem manajemen
mutu. 8.
Prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan saling bergantung
satu sama lain dan menciptakan nilai tambah. ISO 9001 merupakan standar yang diterbitkan oleh organisasi
internasional untuk standar yang berisi persyaratan manajemen mutu. ISO 9001 telah mengalami beberpa kali perubahan. Perubahan pertama pada tahun 1987,
kemudian ke dua pada tahun 1994, dan yang ketiga pada tahun 2000. Pada 14 November tahun 2008, ISO merilis standar ISO 9001 : 2008, Quality management
system requirement. Standar ini berisi persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutu diperusahaan. Persyaratan
sistem manajemen mutu yang terdapat dalam ISO 9001 lebih menekankan pada pendekatan proses Zuhrawati,2009.
Tabel 2.1 Perubahan-Perubahan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008
o Perubahan ISO
9001:2000 Perubahan ISO 9001 : 2008
1 Perubahan
mengembangkan standar yang lebih sederhana yang dapat
diaplikasikan bagi organisasi kecil, menengah dan besar,
selain untuk memberikan hasil aktifitas proses dari organisasi
Perubahan untuk menjelaskan maksud dari standar baru dalam hal
khusus untuk dokumentasi ISO 9001 : 2008
memungkinkan fleksibilitas organisasi dalam cara yang pilihannya
mendukumentasikan kualitas manajemen sistem
Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014
Tabel 2.2 Perbedaan Persyaratan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008
o Tahun
Persyaratan
1987
1994 Desain, pengembangan, produksi,
instalasi dan pelayanan.
2000
2008 Pengawasan produk, pemeriksaan
barang, meninjau keefektipan sistem kualitas, tersimpan data.
Pengawasan produk, pemeriksaan barang, meninjau keefektipan sistem
kualitas, tersimpan data.
Tidak muncul persyaratan baru hanya membandingkan versi tahun
sebelumnya hanya untuk mempertegas peryataan peryataan standar yang perlu,
misalnya pengendalian outsourced processes.
Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014.
ISO 9001:2000 yaitu suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk
desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak
itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu dan kebutuhan pasar tertentu sebagai mana ditentukan organisasi Iskandar, 2006.
2.1.2.Produksi dan Penggunaa CPO Indonesia
Selama periode 2002-2008, produksi CPO nasional meningkat dari 9,3 juta ton menjadi 19,3 juta ton, atau meningkat rata-rata 12,8 per tahun.
Provinsi Sumatra Utara dan Riau,yang menyumbang lebih dari 50. Produsen CPO nasional, beberapa di antaranya produksi CPO melampui rata-rata
pertumbuhan CPO nasional. Provinsi yang dimaksud adalah Kalimantan Barat dan Bengkulu, produksi CPO meningkat rata-rata 19,6 per tahun. Kemudian
diikuti dengan Provinsi Banten, Jawa Barat dan Lampung dengan laju pertumbuhan sekitar 16-17 per tahun, serta Riau dan Sumatra Barat dengan
laju pertumbuhan sekitar 14 per tahun. Sedangkan Provinsi lainnya tumbuh sedikit di bawah rata-rata nasional. Hal yang menarik adalah peran Provinsi
Sumatra Utara dan Riau. Sampai tahun 2002, Sumatra Utara masih bertahan sebagai Provinsi produsen terbesar CPO nasional. Namun sejak tahun 2003,
Provinsi Riau menobatkan diri sebagai produsen terbesar CPO di Indonesia. Diperkirakan kedepan Riau masih bertahan menjadi produsen terbesar mengingat
luas areal perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau juga terluas secara nasional yaitu sekitar 22, sementara luas areal perkebunan kelapa sawit Sumatra Utara
hanya sekitar 14. Selain itu, laju pertumbuhan produksi CPO Provinsi Riau selama periode 2002-2008 juga di atas laju pertumbuhan produksi CPO Sumatra
UtraraSipayung 2012
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Harga