BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit Elaeis Guineensis Jacq dimasukkan pertama kali ke Indonesia pada tahun 1848 dan ditanam di kebun Raya Bogor.
Percobaan demi percobaan telah dilakukan dan telah dimulai diperkebunan secara komersial pada tahun 1911 di tanah hitam Sumatera Utara. Perkebunan kelapa
sawit ini terus berlanjut dan berkembang menjelang Perang Dunia ke II.Indonesia merupakan pengekspor utama minyak sawit di dunia dengan luas areal 109.600 ha
dan produksi 239.887 ton minyak sawit.Pengembangannya terhenti bahkan luas areal terus berkurang sampai tahun 1967.Pada tahun 1968, luas areal kembali
mencapai luas keadaan sebelum Perang Dunia ke II.Sejak saat itu,sampai berakhirnya tahun 19931994,perluasan areal sangat cepat berlangsung terutama
sejak tahun 1983 yang setiap tahun bertambah 100-150 ribu ha.Luas areal pada tahun 1993 telah mencapai1.619.998 Ha.
Jika 20 tahun yang lalu perkebunan kelapa sawit hanya terdapat pada beberapa provinsi saja yaitu Sumatera Utara,Aceh dan Lampung, kini sudah
menyebar ke beberapa Provinsi Riau, SumateraBarat,Sumatera Selatan,Jambi, Bengkulu, Jawa barat,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya. Perkembangan perkebunan kelapa sawit menyebabkan daerah yang selama ini
terisolir menjadi terbuka dan berpeluang mendorong kegiatan ekonomi sekitarnya. Sumber daya alam yang mendukung sarana produksi yang tersedia kemudahan
yang diberikan pemerintah dan harga minyak sawit yang cukup baik telah terbukti mampu meningkatkan pendapatan perkebunan di beberapa daerah.
Peningkatan produksi ini juga telah mendorong ekspor untuk menambah devisa. Sehinga Indonesia sebagai Negara pengahasil minyak sawit terbesar setelah
Malaysia Lubis, 1994. Persaingan komoditas sawit dengan minyak nabati lainya semakin lama
semakin sengit. Salah satu komponen terpenting adalah masalah mutu klasifikasi mutu tergantung pada kandungan asam lemak bebas ALB. Kadar air dan kadar
kotoran daya saing yang semakin kuat dapat diciptakan jika dapat digambarkan karakter lain yang lebih luas dari ketiga hal tersebut. Konsumen menuntut lebih
banyak lagi persyaratan bukan saja kualitas minyaknya tetapi bagai mana juga memperosesnya. Kualitas kontrol bahan yang digunakan keramahan terhadap
lingkungan dan lain-lain.Hal ini dikenal dengan istilah penerepan ISO 9001:2000 bagai manapun juga,cepat atau lambat manajemen sistem pengedalian mutu harus
dilaksanakan dikebun,dipabrik.Hendaknya setiap kegiatan harus mengacu pada norma–norma kerja atau standar yang sudah ditentukan agar tidak menyimpang.
Jika sistem jaminan mutu ini dilaksanakan dengan baik, maka dengan mudah akan dapat dilacak pada bagian mana terjadi penyimpangan. Untuk dapat
hasil yang baik maka organisasi kerja perlu ditata dengan baik,mekanisme yang baik,intruksi kerja tertulis,standart kerja,sistem laporan yang cepat dan
dokumentasi baik. Pada awalnya,pelaksanaan memang sulit tetapi jika sudah berjalan akan banyak manfaatnya yang diperoleh dalam meningkatkan tanggung
jawab dan wewenang disiplin kerja dan produktivitas kerja serta efisiensi yang baikLubis, 1994.
Kenyataan menujukkan bahwa banyak pelaku industri dan konsumen yang cenderung menyukai dan mengunakan minyak sawit. Dari aspek ekonomis
harganya relatif murah dibandingkan dengan minyak nabati lain.selain itu komponen yang terkandung di dalam minyak sawit lebih banyak dan beragam
sehingga pemanfaatannya juga beragam. Dari aspek kesehatan yaitu kandungan kolestrolnya rendah. Saat ini telah banyak pabrik pengolahan yang memperoduksi
minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolestrol yang rendah. Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak
sawit maupun inti sawit melalui prooses fraksinasi,rafinasi dan hidrogenesis. Produksi CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehinga dihasilkan fraksi
olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai pelengkap minyak goreng Yan, 2012.
Sesudah pembukaan mengenai kebijakan,tanggung jawab dan beberapa keterangan umum mengenai sistem ini,maka unsurkhusus dari ISO 9001
diberikan.Satu unsur berupa pengkajian kontrak. Ini menyangkut definisi dan dokumentasi kontrak resolusi perbedaan dari tender dan penilaian dari
kemampuan pemasok untuk memenuhi syarat kontrak. Unsur lain adalah pengendalian desain yang melibatkan perencanaan pemberian tugas organisasi
masukan dan keluaran serta verifikasi desain. Juga menyangkut perubahan desain,persetujuan dokumen dan permasalahan pengendalian perubahan serta
modifikasi dokumen. Sisanya yang bersifat rutin termasuk pembelian identifikasi produk dan pelacakan,pengendalian produksi inspeksi dan tes. Inspeksi dan
penggukuran serta kalibrasi alat ukur dan tes itu juga dimasukkan termasuk penggendalian produk yang tidak sesuai penanganan gudang, pengepakan dan
pengiriman juga termasuk juga pencatatan mutu audit dan pelatihan Rothery, 1993.
Pohon kelapa sawit menghasilkan buah sawit yang terkumpul di dalam satu tandan. Oleh karena itu sering disebut dengan istilah TBS tandan buah
segar. Pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi optimal dapat menghasilkan TBS dengan berat antara 15-30 kgtandan.Tandan–tandan inilah yang kemudian
diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut menghasilkan minyak sawit.Produksi utama pabrik sawit adalah CPO Crude palm oil dan inti sawit.CPO diekstrak
dari sabutnya,yaitu bagian antara kulit dan cangkangnya. Sementara dari biji sawit akan menghasilkan minyak inti sawit. Varietas dengan kulit tebal banyak dicari
orang karena mampu menghasilkan rendemen minyak yang tinggi.Penggolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha
perkebunan kelapa sawit. Hal yang paling penting dalam pengolahan kelapa sawit antara lain sasaran pengolahan dan proses pengolahan TBS dan
CPOPardamean,2011. PT Perkebunan Nusantara III Persero Kebun Sei Meranti merupakan
perusahaan yang mengelola unit kerja yang terdiri dari 1 unit kantor pusat, Saat ini kantor pusat berkedudukan di jl. Sei Batanghari no. 2 Medan,dengan unit -unit
usaha yang tersebar di berbagai Kabupaten ada di Provinsi Sumatera Utara. Diantaranya unit kebun intiplasma,pabrik kelapa sawit PKS,pabrik pengolahan
karet PPK dan rumah sakit. Areal yang dikelola oleh Perusahaan seluas 143.160,42 ha karet :41.751,29 ha dan kelapa sawit: 101.409,13 ha dalam
pengolahan perusahaan dikelompokan menjadi 8 delapan distrik manager,34 tiga puluh empat manager kebun 11sebelas.
Dengan adanya penelitian ini dampak tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 perusahaan akan ditinjau dalam jangka waktu
5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah diterapkannya ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III, Kebun Sei Meranti, Kabupaten Labuhan Batu Selatan.
Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 beberapa kurun waktu sehingga dapat
tergambarkan secara signifikasi perbedaan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000. ISO9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem
manajemen mutu dan menetapkan persyaratan-persyaratan dari rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan
untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin kepuasan pelanggan. ISO disimpulkan sebagai koordinasi internasional yang
bertujuan untuk mengharmonisasi menjadi standar internasional, ISO 9001:2000 digunakan sebagai fondasi dari kegiatan untuk kepuasan pelangan, sistem
dokumentasi yang benar dari perusahaan, mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem,untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu dan
berkompetensi dari perusahaan dan sistematika dari manajemen mutu.
1.2 Identifikasi Masalah