Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan oleh Allah SWT dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya. Untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Menurut Martinis Yamin pendidikan merupakan “kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat”. 1 Pendidikan merupakan sebuah proses bagi seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan tingkah laku. Selain itu peranan pendidikan juga merupakan faktor penting terhadap kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah di dalam kehidupannya. Dengan adanya nilai-nilai di dalam kehidupan masyarakat. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang tentu sesuai dengan tingkat pendidikan yang diikutinya. Dapat dikatakan bahwa jika seseorang yang memilii tingkat pendidikan yang tinggi maka semakin tinggi pula kemampuan, keterampilan dan ilmu pengetahuan yang ,m,m,…. 1 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Persada Press, 2009, cet. 3, h. 1. dimilikinya. Hal ini dapat menggambarkan bahwa fungsi dari pendidikan adalah untuk membimbing seseorang untuk mencapai tujuan. Di dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, dijelaskan bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. 2 Salah satu lembaga formal yang bergerak dalam bidang pendidikan adalah sekolah. Dari lembaga itu seseorang dapat memperoleh tujuan tersebut dengan cara belajar. Setiap sekolah mengharapkan agar semua peserta didik dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan, tidak terkecuali IPS. Ilmu Pengetahuan sosial merupakan salah satu pelajaran pokok yang harus dapat dikuasai. Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi Pendidikan merupakan “salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang memberikan bagaimana menjalani kehidupan ini untuk mempertahankan hidup manusia yang mengemban tugas dari Allah SWT untuk beribadah”. 3 Menurut Alisuf Sabri pendidikan adalah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang”. 4 Sangat wajar jika bidang pendidikan mendapatkan perhatian maksimal dari kita semua. Hal ini mengingat ranah pendidikan menjadi jantung bagi kehidupan sebuah bangsa. Maju mundurnya sebuah Negara sangat ditentukan dengan berhasil tidaknya bangsa itu dalam mendidik 2 Depag RI, Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Pendidikan Islam, 2006, h.5 3 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2010 . Cet Pertama. h. 1 4 Alisuf Sabri. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999. Cet Pertama. h. 6 warganya. Jika pendidikan yang dilakukan berhasil niscaya sebuah Negara akan maju, jika pendidikan yang dilakukan gagal niscaya bangsa itu akan mengalami kemerdekaan atau kegagalan. Pengakuan akan pentingnya fungsi lembaga pendidikan telah ditetapkan oleh bangsa Indonesia. Di dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 Namun kenyataannya Undang-Undang tersebut belum terealisasi dengan baik. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak dibicarakan adalah rendahnya mutu pendidikan. Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia yang juga banyak dibicarakan Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat 5 Depag RI, Unang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional…h. 8 membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Salah satu solusi yang tepat untuk menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif dengan meningkatkan mutu proses belajar. Menurut Uzer Usman “proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama”. 6 Proses belajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi untuk mencapai tujuan tertentu. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan, dengan pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Selain itu, pendekatan dapat pula mengembangkan kemampuan siswa dengan paradigma pembelajaran baru. Pengajaran dan pembelajaran PAIKEM adalah salah satu solusinya. Karakteristik PAIKEM melipiti: 1 Aktif: Pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat aktif, baik dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. 2 Kreatif: Pembelajaran membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu merancang dan melaksanakan PAIKEM, 6 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 , h. 4 3 Inovatif: Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menerapkan beberapa metode dan teknik dalam setiap pertemuan. Artinya dalam setiap kali tatap muka guru harus menerapkan beberapa metode sekaligus. Namun dalam penerapannya harus memperhatikan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapainya, sehingga sangat dimungkinkan setiap kali tatap muka guru menerapkan metode pembelajaran yang berbeda. 4 Efektif: Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil belajar peserta didik, 5 Menyenangkan: Pembelajaran akan diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan di dukung lingkungan aman, bahan ajar yang relevan, menjamin bahwa hasil belajar secara emosional lebih positif. 7 Pendekatan PAIKEM dapat diterapkan dan dirasa sangat kondusif bagi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswanya masih individual, kerjasama antar siswa dalam belajar masih kurang sehingga perlu ditumbuhkan sikap kerjasama antar kelompok siswa karena dalam belajar kelompok jika ada seorang siswa yang belum memahami materi, maka teman sekelompoknya bertanggungjawab untuk menjelaskannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka akan dilakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH PENDEKATAN PAIKEM TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SMP ISLAM AL-FAJAR PAMULANG”.

B. Identifikasi Masalah