Pengaruh pendekatan paikem terhadap hasil belajar IPS siswa SMP Islam Al-Fajar Pamulang

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Disusun Oleh: AI SITI SAODAH NIM: 106015000450

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M


(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Oleh: AI SITI SAODAH NIM: 106015000450

Di Bawah Bimbingan

Drs. H. Nurochim, MM. NIP. 1959 0715 1984 03 1003

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M


(3)

v   

NIM 106015000450 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqosyah pada tanggal 16 Desember 2010 di hadapan para dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.1) pada Jurusan Pendidikan IPS.

Jakarta, 16 Desember 2010 Panitia Ujian Munaqosyah,

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Drs. H. Nurochim, MM. ………. .……… NIP. 19590715 198403 1 003

Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd ………. .……… NIP. 19730424 200801 1 012

Penguji 1

Drs. A. Banadjid ………. .……… NIP. 19541224 198103 1 004

Penguji 2

Syaripulloh, M.Si. ………. .……… NIP. 19670909 200701 1 033

Mengetahui

Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP. 19571005198703 1 003


(4)

vi   

approach, Innovative, Creative, Effective and Fun (PAIKEM) Toward Student Learning Outcomes IPS, IPS Thesis Departement of Education, faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University.

The purpose of this study was to find out how much influence or contribution PAIKEM approach to social studies students’ learning outcomes on the concept of economic actors in society research is done in the Junior Islam al-Fajar Pamulang in October-November 2010. The subject of this study amounted to 68 students from two classes. Instruments used were achievement test, questionnaire and interview. Test results are used to stady the from of 30 multiple choice questions, afther the test contained 19 questions a valid and reliability. The hypothesis Null Hypothesis (Ho): have no effect PAIKEM approach to social studies students’ learning outcomes on the concept of economic actors in society. Alternative Hypothesis (Ha): there are significant PAIKEM apporche to learning the results of IPS students to the concept to economic actors in socity. And Data Analysis Requirements test was used to tets for normality and homogeneity test indication that these study show that on average afher 77.6 PAIKEM approach compared to the control class students with an average value of 67.00.

Result from analysis data using a statistical hypothesis test result tcount-t = 13,42> t table (60,120) =1,99 tcount >t table . So Ho refused and Ha is received, which means that there are significant PAIKEM approach to social studie students’ learning outcomes on the concept of economic actors in socity. Thus it can be interpreted that the artifacts the significance of positive or PAIKEM approach to social studies students’ learning outcomes.

Keywords: influence PAIKEM' approach, conventional approaches to social studies students’ learning outcomes 


(5)

i   

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi IPS. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di SMP Islam Al-fajar Pamulang. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pegatahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu pada kesempatan kali inipenulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah menanamkan jasa dan kebaikan budi kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai.

Ucapkan terima ksaih penulis sampaikan kepada:

1. Kepada kedua orang tuaku tercinta Umi dan Bapak serta Mertua di Malang yang telah memberikan semuanya.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), semoga fakultas tarbiyah yang kita cintai senantiasa menghasilkan alumni yang diteima dan mampu memberikan perubahan kearah yang lebih baik dari kondisi umat saat ini.

3. Drs. H. Nurrochim, MM. Selaku ketua Jurusan Pendidikan IPS, sekaligus pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan serta pengarahan penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Drs. Syaripullah, M. Si, yang telah membimbing kami dalam Prktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMP Islam Al-Fajar Pamulang.


(6)

iii   

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ... 8

1. Hakikat PAIKEM ... 8

a. Pengertian PAIKEM ... 8

b. Prinsip-Prinsip Penerapan PAIKEM ... 11

c. Strategi PAIKEM ... 12

d. Kelebihan Dan kekurangan PAIKEM ... 13

2. Hakikat Hasil Belajar ... 14

a. Pengertian hasil Belajar... 14

b. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Hasil Belajar .... 19

c. Pengukuran Hasil Belajar ... 21

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) ... 22

a. Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) ... 22

b. Karakteristik Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) ... 24

c. Fungsi, Tujuan Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) ... 24

B. Penelitian Relevan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 28


(7)

iv   

D. Definisi Konseptul, Definisi Operasional, Dan Kisi-Kisi

Instrument Tes Hasil Belajar ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Kalibrasi Instrumen ... 35

a. Validitas Instrumen ... 35

b. Reliabilitas Instrumen ... 36

c. Tingkat kesukaran ... 37

d. Daya Pemeda ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Hipotesis Statistik ... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Sekolah SMP Islam Al-Fajar... 44

B. Deskripsi Data ... 48

a. Nilai Tes Awal (Pretest) ... 48

b. Nilai Tes Akhir (posttest) ... 52

C. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 55

D. Pengujian Hipotesis dan pembahasan ... 58

E. Analisis Dan Interperensi Data ... 59

F. Keterbatasan penelitian ... 60

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

4. Kisi – Kisi Intrumen Tes Hasil Belajar 5. Langakah – Langkah Validitas

6. Tabel Hasil Perhitungan Validitas Tes Pilihan Ganda 7. Langkah – Langkah Relliabilitas

8. Tabel Hasil Perhitungan Reliabilitas Tes Pilihan Ganda 9. Langkah – Langkah Taraf Kesukaran

10.Tabel Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran 11.Tabel Hasil Perhitungan Daya Pembeda

12.Rekapitulasi Nilai Pretes, Posttest, Dan Nilai N-Gain Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

13.Persiapan Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Eksperimen dengan Pendekatan PAIKEM

14.Persiapan Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Kontrol Tanpa Pendekatan PAIKEM

15.Perhitungan Uji Normalitas Siswa Kelompok Eksperimen dengan Pendekatan PAIKEM

16.Perhitungan Uji Normalitas Siswa Kelompok Kontrol Tanpa Pendekatan PAIKEM

17.Perhitungan Homogenitas Data Tes Awal (Pretes) 18.Perhitungan Homogenitas Data Tes Akhir (Posttest) 19.Angket Evaluasi Individu

20.Tabel Hasil Perhitungan Angket Individu Kelas Eksperimen dengan Pendekatan PAIKEM

21.Hasil Frekuensi Angket Evaluasi Individu 22.Perhitungan Uji T

23.Pedoman Wawancara 24.Tabel Daftar Uji Liliefors 25.Tabel Daftar F


(9)

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 34

Tabel 3. Interprestasi nilai “P” ... 38

Tabel 4. Interperestasi Angka Indeks Daya Pembeda... 39

Tabel 5. Statistik deskrptif kelas Kontrol Tes awal (Pretest) ... 48

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Kontrol Tes awal (Pretest) ... 49

Tabel 7. Statistik deskrptif kelas eksperimen Tes awal (Pretest) ... 50

Tabel 8.Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Eksperimen Tes awal (Pretest) ... 51

Tabel 9. Statistik deskrptif kelas control Tes Akhir (Posttest) ... 53

Tabel 10.Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Kontrol Tes Akhir (Posttest) ... 53

Tabel 11. Statistik deskrptif kelas Eksperimen Tes Akhir (Posttest) ... 54

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Eksperimen Tes Akhir (Posttest) ... 55

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal (Pretest) ... 57

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir (Posttest) ... 58


(10)

1   

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan oleh Allah SWT dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya. Untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.

Menurut Martinis Yamin pendidikan merupakan “kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat”.1

Pendidikan merupakan sebuah proses bagi seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan tingkah laku. Selain itu peranan pendidikan juga merupakan faktor penting terhadap kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah di dalam kehidupannya. Dengan adanya nilai-nilai di dalam kehidupan masyarakat.

Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang tentu sesuai dengan tingkat pendidikan yang diikutinya. Dapat dikatakan bahwa jika seseorang yang memilii tingkat pendidikan yang tinggi maka semakin tinggi pula kemampuan, keterampilan dan ilmu pengetahuan yang

,m,m,…. 

      

1

Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat satuan Pendidikan. (Jakarta: Persada Press, 2009), cet. 3, h. 1.


(11)

   

dimilikinya. Hal ini dapat menggambarkan bahwa fungsi dari pendidikan adalah untuk membimbing seseorang untuk mencapai tujuan.

Di dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, dijelaskan bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.2

Salah satu lembaga formal yang bergerak dalam bidang pendidikan adalah sekolah. Dari lembaga itu seseorang dapat memperoleh tujuan tersebut dengan cara belajar. Setiap sekolah mengharapkan agar semua peserta didik dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan, tidak terkecuali IPS. Ilmu Pengetahuan sosial merupakan salah satu pelajaran pokok yang harus dapat dikuasai.

Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi Pendidikan merupakan “salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang memberikan bagaimana menjalani kehidupan ini untuk mempertahankan hidup manusia yang mengemban tugas dari Allah SWT untuk beribadah”.3

Menurut Alisuf Sabri pendidikan adalah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang akan datang”.4

Sangat wajar jika bidang pendidikan mendapatkan perhatian maksimal dari kita semua. Hal ini mengingat ranah pendidikan menjadi jantung bagi kehidupan sebuah bangsa. Maju mundurnya sebuah Negara sangat ditentukan dengan berhasil tidaknya bangsa itu dalam mendidik       

2

Depag RI, Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Pendidikan Islam, 2006), h.5 

3

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2010) . Cet Pertama. h. 1 

4


(12)

   

warganya. Jika pendidikan yang dilakukan berhasil niscaya sebuah Negara akan maju, jika pendidikan yang dilakukan gagal niscaya bangsa itu akan mengalami kemerdekaan atau kegagalan.

Pengakuan akan pentingnya fungsi lembaga pendidikan telah ditetapkan oleh bangsa Indonesia. Di dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5

Namun kenyataannya Undang-Undang tersebut belum terealisasi dengan baik. Salah satu masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak dibicarakan adalah rendahnya mutu pendidikan. Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia yang juga banyak dibicarakan Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat       

5


(13)

   

membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar.

Salah satu solusi yang tepat untuk menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif dengan meningkatkan mutu proses belajar. Menurut Uzer Usman “proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama”.6

Proses belajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan, dengan pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Selain itu, pendekatan dapat pula mengembangkan kemampuan siswa dengan paradigma pembelajaran baru. Pengajaran dan pembelajaran PAIKEM adalah salah satu solusinya.

Karakteristik PAIKEM melipiti:

1) Aktif: Pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat aktif, baik dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. 2) Kreatif: Pembelajaran membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu merancang dan melaksanakan PAIKEM,

      

6

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 ), h. 4 


(14)

   

3) Inovatif: Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menerapkan beberapa metode dan teknik dalam setiap pertemuan. Artinya dalam setiap kali tatap muka guru harus menerapkan beberapa metode sekaligus. Namun dalam penerapannya harus memperhatikan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapainya, sehingga sangat dimungkinkan setiap kali tatap muka guru menerapkan metode pembelajaran yang berbeda.

4) Efektif: Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil belajar peserta didik,

5) Menyenangkan: Pembelajaran akan diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan di dukung lingkungan aman, bahan ajar yang relevan, menjamin bahwa hasil belajar secara emosional lebih positif. 7

Pendekatan PAIKEM dapat diterapkan dan dirasa sangat kondusif bagi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswanya masih individual, kerjasama antar siswa dalam belajar masih kurang sehingga perlu ditumbuhkan sikap kerjasama antar kelompok siswa karena dalam belajar kelompok jika ada seorang siswa yang belum memahami materi, maka teman sekelompoknya bertanggungjawab untuk menjelaskannya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka akan dilakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH PENDEKATAN PAIKEM TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SMP ISLAM AL-FAJAR PAMULANG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu di dominasi oleh guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek didik.

      

7

http://bicycleclubofjepara blogspot com/2010/04/pendekatan-pembelajaran-PAIKEM html 


(15)

   

2. Kurangnya keterkaitan antara maateri pelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan bagaimana materi tersebut dapat digunakan untuk memecahkan permasalhan kehidupan.

3. Ketidaksesuaian penggunaan strategi dan metode dengan materi yang akan dipelajari.

4. Belum diketahui pengaruh penggunaan pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa.

5. Belum diketahui peranan penggunaan pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang ada maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa. 2. Hasil belajar IPS dengan pendekatan PAIKEM.

3. Pengaruh atau kontribusi pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa SMP Islam Al-Fajar Pamulang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat disusun perumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana Penggunaan pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa?

2. Bagaimana hasil belajar IPS dengan pendekatan PAIKEM?

3. Seberapa besar pengaruh atau kontribusi pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa SMP Islam Al-Fajar pamulang?


(16)

   

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penggunaan pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa.

2. Untuk mengetahui hasil belajar IPS dengan pendekatan PAIKEM. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau kontribusi

penggunaan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa SMP Islam Al-Fajar Pamulang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis :

a. Memberikan masukan kepada guru dan calon guru terhadap ranah prndidikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengembangkan pendekatan PAIKEM untuk pembelajaran-pembelajaran pada mata pelajaran yang lain.

2. Manfaat secara praktis

a. Dapat digunakan sebagai referensi bagi studi kasus yang sejenis yang melibatkan pembelajaran IPS dengan Pendekatan PAIKEM. b. Masukan bagi penelitian yang lain yang bermaksud melakukan

penelitian lebih lanjut.  


(17)

8   

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat PAIKEM

a. Pengertian PAIKEM

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) ditetapkan Di dalam Permendiknas RI No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Pasal 1 menjelaskan “standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran”.1

Dapat disimpulkan dalam Permendiknas tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan tujuan ysng bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata 

      

1

Permendiknas, RI No 41 tahun 2005 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 


(18)

pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memeberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Menurut Ismail Pengertian PAIKEM merupkan

singkatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan. Istilah Aktif maksudnya sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri.

Inovatif, dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik. Kreatif bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses pengembangan kratifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Efektif, berarti model pembelajaran apapundipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran aka tercapai secara maksimal. Menyenagkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalm suasana yang menyenagkan dan mengesankan. 2

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan dan siswa tidak mempunyai rasa takut untuk mengutarakan pendapatnya juga pertanyaannya. Konsep pada pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif, jika siswa sudah menanamkan hal ini dipikirannya tidak aka nada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas,       

2

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), cet 1, h. 46-47. 


(19)

kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.

Membangun pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memnuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenagkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenagkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. “Aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai”. 34

Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa, maka keefektifan dalam proses pembelajaran harus diutamakan.

Secara garis besar, PAIKEM dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Siswa langsung terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui praktik.

      

4

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kratif Dalam Kelas. (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2010) . Cet Pertama. h. 36-38

   


(20)

2. Guru dituntut menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru harus bisa mengatur kelas dengan berbagai variasi seperti memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan alat-alat pembelajaran.

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok dalam segala suasana.

5. Guru mendorong, memberikan motivasi siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. 5

Gambaran di atas dapat disimpulkan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan diperhatikan dan dipraktikkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama Kegiatan Mengajar Belajar (KMB). Pada saat yang sama, gambaran terserbut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.

b. Prinsip-prinsip Penerapan PAIKEM

1. Memahami sifat yang dimiliki siswa yaitu sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi.

2. Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpeasangan atau berkelompok dalam bermain. 4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan

kemampuan memecahkan masalah.

Pada dasarnya hidup adalah untuk memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir dan kreatif.       

5

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kratif Dalam Kelas... h. 17 


(21)

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.

6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.

7. Memberikan umpan balik yang balik untuk meningkatkan kegiatan belajar.

8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. 6

Delapan prinsip di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan PAIKEM guru harus memperhatikan siswa secara menyeluruh. Kegiatan pemebelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap kritis dan kreatif. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.

c. Strategi PAIKEM

1. Everyone Is a Teacher Here (Setiap murid sebagai guru). 2. Writing In The Here And Now (Menulis Pengalaman

secara Langsung).

3. Reading Aloud (Strategi Membaca dengan Keras).

4. The Power Of Two and Four (Menggabung 2 & 4 Kekuatan).

5. Information Search (Mencari Informasi).

6. Point-counterpoint (Beradu pandangan sesuai perspektif). 7. Reading Guide (Bacaan terbimbing).

8. Active Debate (Debat aktif).

9. Index Card Match (Mencari jodoh kartu Tanya jawab). 10.Jigsaw Learning (belajar melalui tukar dengan antar

kelompok).

11.role play (main peran). 12.Debat Berantai

13.Listening Team (Tim Pendengar).       

6

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran… h. 134-137 


(22)

14.Team Quiz (Pertanyaan Kelompok).

15.Small Group Discussion (diskusi kelompok kecil). 16.Gallery Walk (Pameran Berjalan).

17.Card Sort (Menyortir Kartu). 18.6 SPA Rumpun Bahasa Arab 19.Strategi Ceramah Plus. 7

Strategi di atas dapat disimpulkan dalam melaksanakan PAIKEM menunjukkan bahwa pendekatan ini mengutamakan aktivitas siswa dalam pemahaman konsep dan pengetahuannya, strategi ini membedakan pembelajaran PAIKEM dengan model pembelajaran lainnya. Demikianlah berbagai alternatif strategi pembelajaran aktif dengan segala variasi dan karakteristiknya.

d. Kelebihan dan kelemahan PAIKEM

Beberapa kelebihan dan kelemahan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) di antaranya adalah:

1. Kelebihan PAIKEM:

a. Proses belajar mengajar menjadi proses yang menyenangkan (learning is fun) dan bermakna (meaningful).

b. Sesuai dengan berbagai gaya belajar (visual, auditorial, dan kinestetik)

c. Menjadikan siswa memiliki keterampilan sosial dan keterampilan berkomunikasi.

2. Kelemahan PAIKEM:

a. Membutuhkan waktu yang banyak.

b. Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan kreativitas. c. Sering terjadi proses pembelajaran hanya fokus kepada

permainanya saja.

d. Membutuhkan biaya yang besar. e. Membutuhkan persiapan yang matang.8

Dapat disimpulkan dalam PAIKEM terdapat kelebihan di mana proses belajar mengajar menjadi learning is fun dan       

7

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM… , h. 73 

8 

Yudhi Munadi dan Farida Hamid, Modul Pelatihan tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Erektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Sebagai Bahan Ajar pada Program Sertifikasi Guru yang dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, hal. 41-43


(23)

meaningful serta guru harus memeprhatikan gaya belajar siswa dalam indera penglihatan, indera pendengaran, dan mampu mengakses segala jenis gerak dan emosi –diciptakan maupun diingat– gerakan, koordinasi irama, tanggapan emosional dan kenyamanan fisik. siswa terlibat dan berpartisipasi aktif seperti berdiskusi dalam kelompok kecil, mempresentasikan hasil diskusi, menanggapi pertanyaan teman, membuat rangkuman baik secara individu maupun kelompok.

Kelemahan dalam PAIKEM ini Ketika guru harus melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara langsung seperti dalam diskusi kelompok, guru harus menghabiskan waktu paling tidak sekitar 5-10 menit hanya untuk membentuk kelompok. Kreatifitas juga sangat diperlukan untuk menciptakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi, tujuan, dan kondisi kelas. Seorang guru harus secara teliti membuat perencanaan secara rinci dan bila perlu guru harus memperhitungkan menit per menit semua kegiatan sehingga guru dapat mengambil tindakan jika proses pembelajaran melenceng dari tujuan yang telah dibuat. Ketika guru menerapkan pembelajaran dengan strategi PAIKEM, maka guru membutuhkan media atau alat peraga. Karena tanpa alat peraga proses pembelajaran tidak maksimal. Guru harus membuat berbagai persiapan

2. Hakikat hasil belajar a. Pengertian hasil Belajar

Menurut Ismail, belajar adalah “proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri”.8 Proses pembelajaran yang maksimal akan menapatkan hasil yang berkualitas, menurut Martinis Yamin UNESCO mensosialisasikan       

8

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2008), Cet Pertama, h. 45 


(24)

tentang kewajiban belajar, sebagai berikut: “Learning to know

(berpengetahuan), Learning to do (berbuat/berkerja), Learning to be (menjadi diri sendiri), Learning to life together (hidup bermasyarakat)”. 8

Dapat disimpulkan bahwa menurut konsep komisi Unesco belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetahuan. Belajar berkarya adalah belajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja. Dalam kehidupan global tiap kelompok dituntut agar bisa bekerja sama dan hidup bersama. Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks, menuntut pengembangan manusia secara utuh, untuk mencapai sasaran sedemikian individu dituntut banyak belajar mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya.

Menurut Alisuf Sabri “belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan”.9 Menurut Wasti Soemanto, belajar merupakan “proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar”.10

Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman dan belajar juga dapat membawa perubahan individu secara keseluruhan, sebagai hasilnya akan

      

8

Martinis Yamin, desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Persada Press),h. 114. 

9

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 2007), h. 54 

10


(25)

mengalami perubahan dalam sikap, keterampilan pengetahuan, dan sebagainya.

Dalam Permendiknas menjelaskan “belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi sesoang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukan”.11 S. Nasutioan, memberikan batasan dalam mengartikan belajar. Menurutnya definisi belajar tergantung pada teori belajar yang dianut seseorang. Beberapa batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat saraf. Belajar adalah pembentukan SR Bonds atau hubungan-hubungan tertentu dalam sistem urat saraf sebagai hasil respon-respon terhadap stimulus.

2) Belajar adalah penumbuhan pengetahuan. Definisi ini dalam praktikanya terdapat di sekolah dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu dan siswa menerimanya. (yang dianut oleh pendidikan tradisional).

3) Belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Peerubahan itu hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat dan penyesuaian diri. (yang dianut oleh pendidikan modern).12

Dengan demikian belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenal dan mempelajari jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat juga penyesuain diri.

Menurut Neni Zikri Iska, belajar adalah “proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu”.13

      

11

Permendiknas, Standar Proses Untuk Ssatuan Pendidikan Dasar Dan Menengah 

12

S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta Bumi Aksara, 2000),cet 11, hal 34  

13


(26)

Dalam pengertian ini terdapat perubahan yang berarti bahwa sesorang setelah mengalami proses belajar. Perubahan yang terjadi harus secara relatif berifat mantap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi prilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah “hakikat belajar adalah perubahan”.14

Kesimpulan bahwa dengan belajar juga dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu bakat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkunagnnya sehingga meraka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Omear Hamalik “belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu”.15 Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat. Guru dengan sengaja menciptakan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesempatan belajar kepada para siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

Briggs yang dikutip oleh Muhibbin Syah, mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, sebagai berikut:

1. Kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemempuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.

2. Institusional belajar adalah proses validasi atau mengabsahkan terhadap penguasaan siswa atau materi-materi yang telah dipelajari.

      

14

Syaiful Bahri djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), ct. 3, h. 38 

15

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System, (Jakarta: Bumi aksara, 2005), h. 154 


(27)

3. Kualitatif belajar adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.16

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar.

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah “kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.18

Perolehan hasil belajar ini didapatkan berdasarkan proses belajar yang telah dialami oleh seseorang dengan melakukan organisasi dalalm struktur kognitifnya sehingga seseorang dapat memahami dan mencapai pemahaman pengetahuan konsep pembelajaran. Hal ini sesuai dan ditegaskan oleh Sudjana, yang menyatakan bahwa kemampuan-kemampuan yang diperoleh siswa, setelah mengalami pengalaman belajar adalah hasil belajar.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang terdiri sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa.

2. Menumbuh keyakinan akan kemampuan dirinya. 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.       

16

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan baru, (Bandung: PT, Remaja Rosdakarya, 2005), cet XI, h. 91-92 

18

Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (banung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.22 


(28)

4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif).

5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapainyamaupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. 19

Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktif dalam membangun perubahan informasi dalam bentuk kemampuan pengetahuannya (kognitif), sikapnya (afektif) maupun keterampilannya (psikomotorik).

b. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto “faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golonganyaitu faktor intern (faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar) dan faktor ekstern (faktor yang ada di luar individu)”. 20

Menurut Muhibbin Syah, Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar sangat bergantung pada bebrapa macam faktor, dan faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni:

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal antara lain

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan itensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Aspek Psikologis

1) Intelegensi siswa / tingkat kecerdasan       

19

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), cet. II, h. 175 

20

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2010), cet. 5, h. 54  


(29)

kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

2) Sikap siswa (attitude)

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

3) Bakat siswa (aptitude)

kemampuan potensial yang memiliki seseorang untuk mencapai keberhsilan pada masa yang akan datang.

4) Minat siswa (interst)

kecenderunagn dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

5) Motivasi siswa

keadaan internal organism baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. 2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), terdiri

dari dua macam, yakni:

a. Lingkungan sosial; keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman.

b. Lingkungan nonsosial; rumah, sekolah, peralatan, alam. 3. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut.21

Dari paparan bebrapa teori dan konsep tentang belajar tersebut di atas, maka dibuat suatu kesimpulan, yakni belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapain tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Lebih dari itu proses belajar yang telah diikuti oleh siswa biasaanya ditandai dengan adanya perubahan perilaku berupa       

21

Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos Wancana Ilmu, 1999 ). cet, 2. h. 140 


(30)

pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, dan strategi kognitif. Ternyata, dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut siswa akan dihadapkan pada berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajarnya, seperti faktor Internal (dalam) yakni: Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. Psikologi, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif. Faktor Eksternal (luar) yakni: Lingkungan dan instrumental.

c. Pengukuran Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasioanal rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional menggunakan klasfikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 (tiga) ranah, yakni:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:

a) Pengetahuan atau ingatan (knowledge). b) Pemahaman (comprehension).

c) Penerapan atau aplikasi (application). d) Analisis (analysis)

e) Sintesis (syinthesis). f) Evaluasi (evaluation).

Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya kognitif tingkat tinggi.22

2) Ranah afektif, tujuan-tujuan afektif adalah tujuan-tujuan yang banyak berkaitan dengan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat prilaku peserta didik atau siswa. Ranah afekif terdiri dari lima aspek, yakni:

a) Penerimaan (receving), b) Pemberian respon (responding)

c) Penghargaan atau penilaian (valuing)

d) Pengorganisasian (organization

e) Karakterisasi (characterization)

3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertidak. Namun       

22

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet-10, h. 22. 


(31)

pengukuran ranah psikomotorik biasaanya disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus.23

Ada enam aspek ranah psikomotorik24, yakni: a. Gerakan reflex

b. Keterampilan gerakan dasar c. Kemampuan perseptual d. Keharmonisan atau ketetapan e. Gerakan keterampilan kompleks f. Gerakan ekspresif dan interpretatif

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil belajar sebagai objek penilaian dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori. Kategori yang banyak digunakan dibagi menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif, psikomotorik. Dari masing-masing ranah mempunyai aspek yang berkaitan. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Dalam bahan Pendidikan dan latihan Profesi Guru (PLPG) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah “suatu mata pelajaran yang bertujuan agar para siswa dapat memahami eksisitensi dirinya sebagai makhluk hidup, yang harus berkembang, berinteraksi berusaha memnuhi kebutuhan hidupnya, serta mampu berinteraksi dengan sesama manusia”.25 Peranan Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan dapat mendewasakan diri dan kepribadian peserta didik, sehingga mampu membina sampai menjadi manusia yang       

23 Suharsimi Arikonto, Dasar-Dasar Evaluasi Perdidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)

Cet-11, h. 182 

24

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar..., h. 22.

  25

UNJ Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan Nasional, Pendidikan dan latihan Profesi Guru, (Jakarta: Rayon 9, 2008), h. 468 


(32)

mandiri, sadar akan hak dan kewajibannya dan dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan yang dihadapinya.

Menurut Syafruddin Nurdin Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah.26

Menurut Nu’man Sumantri mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan sekolah sebagai berikut:

1. Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideology Negara dan agama. 2. Pendidikan IPS yang menekankan pada sisi dan metode

berpikir keilmuan sosial.

3. Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective in quiry 4. Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari

butir 1,2,3 di atas”.27

Menurut Sapriya dan dkk, IPS adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebaginya yang diperuntukan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan. IPS lanjutan di AS dinamakan sosial studies (studi sosial).28

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis, agar mereka dapat menalaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta masalah sosial yang ada disekitar mereka. IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada materi dari berbagai bidang ilmu sosial seperti; sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan kewarganegaraan. Meskipun Ilmu Pengetahuan Sosial dapat mempelajari kehidupan sosial didukung dan berdasarkan       

26

Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Sisiwa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Learning, 2005),cet. 1, h. 22  

27

Syafruddin Nurdin….h. 23 

28

Sapriya dkk, Pembelajaran Dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), cet. 1, h. 1 


(33)

pada kajian sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan kewarganegaraan, namu IPS bukan penjumlahan, himpunan atau penumpukan bahan-bahan ilmu-ilmu sosial.

b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Karakteristik pembelajaran pendidikan IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hokum dll). Pembelajaran IPS sebagaimana dikemukakan A. Kosasih Djahiri (1979:4).

1. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topic.

3. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses proes belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasionaldan analisis.

4. Program pembelajaran disusun dengan mwningkatkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahn, kebutuhan dan memproyeksikkannyakepada kehidupan di masa depan baik lingkunganmaupun budayannya.

5. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sngat stabil

6. IPS mengutamakanhal-hal, arti dan penghayatan antar manusia yang bersifat manusiawi.

7. Pemebalajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya.

8. Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui pergram maupun pembelajarannya.

9. Dalam penghargaan program pemebelajaran senantiasa melaksanakan prinsip, karakteristik, dan pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.

c. Fungsi, Tujuan IPS

Fungsi menurut bahan PLPG dari Pendidikan IPS dalam pandangan pendidikan dasar, yang pertama dan utama adalah “peletakan dasar kesadaran diri para siswa sebagai makhluk individu, serta menanamkan keberanian peserta didik untuk


(34)

menolak ajakan apapun yang akan mempengaruhi dirinya”.29 Kesadaran diri ini harus memiliki tujuan.

Ilmu pendidikan sosial (IPS) bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupunsebagai sosial budaya” (Hasan, 1993 : 92).30

Mengenai tujuan pendidikan IPS menurut Gross (1978) tujuan pendidikan IPS adalah “untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat”. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah “untuk mengembangkan kemampuan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya (Gross 1978)”.31

Menurut Enti Solihatin tujuan dari pendidikan IPS adalah “untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan jenjang yang lebih tinggi”.32

Dalam pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilan berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

Menurut Nu’man Somantri (2001:259) mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat empat pendapat mengenai tujuan pembelajaran IPS di tingkat persekolahan sebagai berikut:

      

29

UNJ Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan Nasional, Pendidikan dan latihan Profesi Guru…472 

30

Syafruddin Nurdin… h. 24 

31

Etin Solihatin Dan Raharja, Cooperative Learning, Analisi Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 3, h. 14 

32


(35)

1. Pendapat yang mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran IPS di persekolahan adalah untuk mendidik para siswa menjadi ahli sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan kewarganegaraan.

2. Pendapat kedua ini berbeda dengan pendapat pertama, pembelajaran IPS di sekolah untuk menumbuhkan warga negara yang baik.

3. Pendapat ketiga merupakan kompromi dari pendapat pertama dan kedua, pembelajaran IPS harus dapat menampung para siswa untuk studi lanjutan ke universitas maupun yang akan terjun dalam kehidupan masyarakat. 4. Pendapat keempat berpendapat bahwa pembelajaran IPS di

sekolah dimaksudkan untuk mempelajari bahan pelajaran yang sifatnya tertutup.33

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program- program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

      

33


(36)

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

B. Penelitian Relevan

Reni Uba Permatasari, 2009. Penggunaan Pendekatan PAIKEM Pada Pembelajaran PKn Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran PAIKM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Tlumpu Kota Blitar. Ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 74,55 dan pada siklus II meningkat menjadi 82,73. Jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar pada siklus II juga meningkat dibandingkan dengan dengan siklus I. Siklus I ada 23 atau 69,7% siswa yang tuntas dan siklus II ada 30 siswa atau 90,9% yang mengalami ketuntasan dalam belajar. Sedangkan siswa yang belum tuntas pada siklus I ada 10 siswa atau 30,3% dan siklus II ada 3 siswa atau 9,09% siswa yang belum tuntas dalam belajar. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran PAIKEM ada peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam siklus I dan siklus II. Selain peningkatan nilai individu hasil nilai belajar kelompokpun juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelompok pada siklus I adalah 76,67 dan siklus II rata-rata nilai kelompok adalah 86,67.


(37)

Ini terbukti bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan hasil nilai siswa baik insividu maupun kelompok.34

Pipit Teguh. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Melalui Strategi Pembelajaran PAIKEM Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan pada pra tindakan adalah 45,5% meningkat menjadi 74,9% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 81,3%. Pada siklus II yang belum tuntas ada 2 siswa (18,7%).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi PAIKEM dapat meningkatkan hasil belajar dan proses pembela-jaran IPS siswa kelas IV SDN Ketandan II kecamatan Lengkong di Nganjuk.36

C. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka.

Pelaksanaan PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut       

34

Reni Uba Permatasari, . 2009. Penggunaan Pendekatan PAIKEM pada Pembelajaran PKn Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/4669

36

Pipit Teguh. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Melalui Strategi Pembelajaran PAIKEM


(38)

menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasi guru untuk menciptakan keadaan tersebut.

Fokus PAIKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penyelidikan, penemuan dan beberapa macam strategi yang hanya dibatasi dari imajinasi guru. PAIKEM ini, guru memberikan latihan-latihan untuk membangkitkan semangat belajar siswa tentang apa yang dipelajari siswa sehingga memperoleh semangat belajar. Selain itu siswa juga dibekali ketrampilan untuk memecahkan masalah dalam bentuk latihan soal melalui tahapan yang sistematis.

D. Hipotesis penelitian

Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, efektif, dan menyenangkan merupakan metode yang sangat tepat. tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

Sesuai dengan perumusan masalah maka hipotesis dalam penelitian dapat diuji. Untuk memudahkan dalam analisis data, maka perumusan hipotesis adalah:

1. Hipotesis nol (Ho):-tidak terdapat pengaruh pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa pada konsep pelaku ekonomi di masyarakat.

2. Hipotesis alternatif (Ha): terdapat pengaruh pendekatan PAIKEM terhadap hasil belajar IPS siswa pada konsep pelaku ekonomi di masyarakat.


(39)

30   

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Adapun tempat yang dijadikan objek penelitian ini adalah SMP Islam Al-Fajar Pamulang.. Adapun waktu penelitian tanggal 13 oktober 2010 sampai 20 november 2010

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen (eksperimen semu)yaitu suatu eksperimen semu di mana penelitian menggunakan rancangan penelitian yang tidak dapat mengontrol secara penuh terhadap ciri-ciri dan karakteristik sampel yang diteliti, tetapi cenderung menggunakan rancangan yang memungkinkan pada pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada (situasional).1

Pada penelitian ini desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah Kontrol Group Pretest-Postest di mana di dalam desain ini tes yang dilakukan sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. tes yang dilakukan sebelum eksperiemen disebut pretest, dan tes sesudah disebut postest yang dibandingkan dengan kelompok yang lain yang disebut kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan.

 

      

1

S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004). cet ke 4. h. 111-113 


(40)

Dalam hal ini dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen dengan pencapaian kelompok kontrol.2

Adapun desain penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 1. Desain Penelitian

Group Pretest Treatment Postes

E T1 XE T2

K T1 XK T2

Keterangan

E : kelas eksperimen K : kelas Kontrol T1 : hasil Pretest

XE : perlakuan kelas dengan pendekatan PAIKEM

XK : perlakuan kelas yang tidak menggunakan pendekatan PAIKEM

T2 : hasil Postest

C. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah kumpulan seluruh elemen atau objek yang diteliti. Dalam hal ini populasi target adalah siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung Ciputat. Sedangkan untuk populasi terjangkau kelas VIII tahun Pelajaran 2010/2011. Sampel pada penelitian ini diambil dua kelas dari tiga kelas yang ada. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas adanya tujuan tertentu.3 kelas VIII C sebagai kelas eksperimen sedangkan VIII D sebagai kelas kontrol.

      

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 79-80 

3


(41)

D. Definisi Konseptual, Definisi Operasional Dan Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

1. Definisi Konseptual a. Pendekatan PAIKEM

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan dan siswa tidak mempunyai rasa takut untuk mengutarakan pendapatnya juga pertanyaannya. Konsep pada pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari pendekatan pembelajaran yang menyenangkan. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

b. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh siswa yang meliputi pengtahuan, sikap dan keterampilan setelah berinteraksi dengan lingkungan luar dalam kondisi pembelajaran. Hasil belajar IPS adalah hasil yang telah dicapai siswa dari proses belajar IPS dimana nilai hasil belajar IPS dapat diketahui pada tes mata pelajaran tersebut.

2. Definisi Operasional a. Pendekatan PAIKEM

Barlansungnya proses Pembelajaran aktif, inovatif, Kratif, efektif dan menyenangkan tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat


(42)

dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkuangan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan.

b. Hasil belajar

Hasil belajar IPS siswa adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran IPS, hasil belajar IPS akan dapat diketahui dari skor pretest dan posttest setelah seluruh siswa mengerjakan tes yang sudah diberikan.

3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Kisi-kisi dibuat berdasarkan Kajian Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disesuaikan dengan materi yang diajarkan, yaitu konsep pelaku ekonomi di masyarakat, penjabaran konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah; menyebutkan (C1), menjelaskan, mengklasifikasi (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4).

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Konsep Indikator Nomor Soal

C1 C2 C3 C4 1. Sumber daya

dan kebutuhan

1.1Pengertian kelangkaan 4* 1.2 Faktor-faktor yang

terjadinya kelangkaan 8 22 1.3 Upaya-upaya yang

dilakukan manusia dalam mengatasi kelangkaan

6 21,30* 28

1.4 Pengertian kebutuhan 7* 27* 1.5 Jenis-Jenis kebutuhan 18,2

5

12,17* ,20


(43)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode:

1. Tes Hasil Belajar

Tes berperan untuk mengetahui pengetahuan konsep awal dan konsep akhir sebelum dan setalah pembelajaran dilakukan.

2. Angket

Angket diajukan pada siswa setelah proses pembelajaan berakhir. Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai penguasaan sikap siswa terhadap nilai-nilai dalam bahan ajar. Tipe skala yang digunakan adalah likert. Setiap pertanyaan dihubungkan dengan jawaban atau dukungan sikap yang diungkapkan

1.6 Prioritas kebutuhan dan

pilihan 2*,24 3*

2. Pelaku ekonomi  

 

 

2.1 Ekonomi rumah tangga

10 26*,29*

2.2 Ekonomi pemerintah

1* 11,23 15

3. Pasar dan kegiatan ekonomi

3.1 Pengertian dan

terjadinya pasar 16

3.2 Fungsi pasar 19 13*

3.3 Jenis-jenis pasar 9

3.4 Hubungan pasar dan


(44)

dengan lima pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

3. Wawancara

Pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan, dan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan secara tuntas. Pedoman wawancara dengan guru menitikberatkan pada tanggapan dan kendala yang dialami dalam penerapan pendekatan pembelajaran dan cara penyelesaiannya. Wawancara dilakukan dengan guru yang bersangkutan setelah proses pembelajaran berakhir.

A. Kalibrasi Instrumen

Uji instrumen dilakukan dengan mengukur tingkat validitas soal, reliabilitas isntrumen, tingkat kesukaran butir saoal, dan daya pembeda sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak.

a. Validitas Instrument

Karakteristik instrument yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah memenuhi persyaratan tes, yakni memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. validitas (keabsahan) aalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan atau kebenaran suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan sah jika mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.5 Untuk mengukur keabsahan tes dilakuakan dengan menggunakan program Anates.

      

5


(45)

= koefisien korelasi Point Biserial

= mean responden yang menjawab benar = mean skor total

= standar deviasi total

= proporsi responden yang menjawab benar

= proporsi responden yang menjawab salah

b. Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrument penelitian yang digunakan harus reliable. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.6 rebliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan rumus KR20 sebagai berikut:7

=

Keterangan

= koefisien reliabilitas tes n = banyaknya butir item

piqi = varians skor butir

pi = proporsi jawaban benar untuk butir nomor i qi = proporsi jawaban salah untuk butir nomor i

      

6

Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik….h. 178 

7

Anas Sudijono,. Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009), h. 254


(46)

St2 = varaians skor total

Dengan kriteria sebagai berikut: 0.00 - 0.20 = reliabilitas kecil 0.20 - 0.40 = reliabilitas rendah 0.40 - 0.70 = reliabilitas sedang 0.70 – 0.90 = reliabilitas tinggi 0.90 – 1.00 = reliabilitas sangat tinggi

c. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Dalam penelitian ini, taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan Anates.

Untuk mengukur Tingkat kesukaran soal dilakukan analisis dengan rumus sebagai berikut:8

P = angka indeks kesukaran item

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes hasil belajar

Tabel 3. Interprestasi Nilai “P”

P Interprestasi Kurang dari 0,30 Terlalu sukar

0,30-0,70 Cukup (sedang)

      

8

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009), h. 372 


(47)

Lebih dari 0,70 terlalu mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasikan) antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjawab item tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak menjawab item dengan betul. Adapun untuk mengetahui besar kecilnya angka indeks diskriminasi item dapat dipergunakan rumus:

D= P

h

– P

t

Dimana:

D = angka indeks diskriminasi item

Ph = propesi kelompok atas yang menjawab benar Ph ini dipeoleh dengan rumus:

P

h

=

BA = Banyaknya testee kelompok atas yang menjawab benar

JA = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas

Pt = Propesi kelompok bawah yang menjawab benar Pt ini dipeoleh dengan rumus:9

P

t

=

      

9


(48)

BB = Banyaknya testee kelompok bawah yang menjawab

benar

JB = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah

Adapun inetrprestasi terhadap D adalah:10

Tabel 4. Interperestasi Angka Indeks Daya Pembeda

Angka D Klasifikasi Interprestasi 0,80 Excellent Daya pembeda baik sekali 0,60 Good Daya pembeda baik 0,40 Satisfactory Daya pembeda cukup 0,20 Poor Daya pembeda lemah 0,00 Poor

Tidak memilikidaya beda sama sekali

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Peningkatan Hasil Belajar

Dalam teknik analisis data hasil belajar, peneliti menggunakan N-Gain. N-gain adalah selisih antara nilai postset dan pretest, yang menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa pelajaran dilakukan oleh guru, dengan menggunakan rumus normalized gain.

Untuk mencari normal gain digunakan rumus sebagai berikut:11

      

10

Anas sudjino, Pengantar Evaluasi…, h. 395.

11

David E. Maltzer, the Relationship between mathematics preparation and conceptual lerning Gains in physics tetsedia on line: http://www.Physicseducation.net/docs/addendum on normalized gain diakses 01 Agustus 2010 


(49)

N-gain

=

Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut:12 Tinggi : g > 0,7

Sedang : 0,3 < g < 0,7 Rendah : g < 0,3

2. Uji Normalitas

Dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan uji liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:13

1. Urutan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar. 2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan persamaan:

Keterangan: Zi = skor buku X = nilai rata-rata Xi = skor data S = simpangan data

3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi,sebutkan dengan F (Zi) dengan urutan jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0,5+ nilai tabel, maka jika Zi < 0, maka F (Zi) = 0,5 – nilai tabel.

4. Hitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z dan sebut dengan S (Zi).

      

12

Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, Indiana University USA, dikutip dari http://www.physics.Indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.01 Agustus 2010 

13


(1)

Lampiran 8

Tabel 3. Hasil Perhitungan Validitas Tes Pilihan Ganda

Sis wa

Butir Soal

X X2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

a. 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 225 b. 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 16 256 c. 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 17 289 d. 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 14 196 e. 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 13 169 f. 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 19 361 g. 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 11 121 h. 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 13 169 i. 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 13 169 j. 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 12 144 k. 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 15 225 l. 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 13 169 m. 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 12 144 n. 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 11 121 o. 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 14 196 p. 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 12 144 q. 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 14 196 r. 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 14 196 s. 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 13 169 t. 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 14 196 u. 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 11 121 v. 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 14 196 w. 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 256


(2)

x. 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 17 289 y. 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 49 z. 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 11 121 aa. 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 14 196 ab. 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 15 225 ac. 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 13 169 ad. 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 14 196 ae. 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 49 af. 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 10 100 ag. 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 14 196 ah. 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 100 ai. 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14 196 Σ 8 12 13 14 28 14 9 21 32 31 22 19 5 18 20 17 12 11 12 14 14 12 23 7 26 13 10 10 11 8 462 6314

p

0.2

9

0.3

4

0.3

7

0.

4

0.

8

0.

4

6

0.2

0.

6

0.

9

0.

9

0.6

3

0.5

4

0.1

4

0.5

1

7

0.5

0.4

9

0.3

4

0.3

1

0.3

4

0.

4

0.

4

0.3

4

0.6

6

0.

2

0.7

4

0.3

7

0.2

9

0.2

9

0.3

1

0.2

9

q

0.77

0.66

0.63

0.6

0.2

0.6

0.74

0.4

0.1

0.1

0.4

0.46

0.86

0.49

0.43

0.51

0.66

0.69

0.66

0.6

0.6

0.66

0.34

0.8

0.26

0.63

0.71

0.71

0.69

0.71

Mp

13

.25

14

.22

13

.5

14

.14

13

.67

14

.8

13

.5

13

.83

13

.52

13

.6

14

.09

14

.3

11

.8

14

.33

13

.02

14

.3

13

.5

14

.64

14

.75

14

.29

14

.71

14

.83

14

.22

14

.91

13

.83

14

.23

14

.01

14

.5

12

.64

13

.75

r

pbi

0

.001

0

.232

0

.093

0

.310

0

.391

0

.533

0

.071

0

.393

0

.387

0

.483

0

.466

0

.479

0

.225

0.

465

0

.380

0

.435

0

.087

0

.389

0

.450

0

.360

0

.499

0

.473

0

.571

0

.344

0

.429

0

.319

0

.209

0

.335

-0

.106

0

.142

ket

TV

TV

TV

TV

val

id

val

id

TV

val

id

val

id

val

id

val

id

val

id

TV

val

id

val

id

val

id

TV

id

val

val

id

val

id

val

id

val

id

id

val

val

id

val

id

TV

TV

val

id

TV

TV

Mt

13.2

S

2.48


(3)

Lampiran 10

Tabel 4. Hasil Perhitungan Reliabilitas Tes Pilihan Ganda

Siswa

S0AL

X X

2

5 6 8 9 10 11 12 14 15 16 18 19 20 21 22 23 24 25 28

a. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0

13

169

b. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1

13

169

c. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0

11

121

d. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0

12

144

e. 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

11

121

f.

1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1

14

196

g. 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1

7

49

h. 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0

8

64

i.

1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0

11

121

j.

0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0

10

100

k. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1

12

144

l.

1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0

11

121

m. 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0

9

81

n. 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0

9

81

o. 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1

7

49

p. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0

10

100

q. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0

11

121

r.

0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0

11

121

s.

1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0

8

64

t.

1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0

12

144

u. 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1

9

81

v. 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0

9

81


(4)

x. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1

13

169

y. 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

5

25

z. 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0

9

81

aa. 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0

9

81

ab. 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1

10

100

ac. 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0

11

121

ad. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0

10

100

ae. 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0

5

25

af. 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

5

25

ag. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0

11

121

ah. 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0

7

49

ai. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1

12

144

Σ

28 14 21 32 31 22 19 18 20 17 11 12 14 14 12 23 7 26 10

347

3627

p

0.8

0.4

0.6

0.9

0.9

0

.63

0

.54

0

.51

0

.57

0

.49

0

.31

0

.34

0.4

0.4

0

.34

0

.66

0.2

0

.74

0

.29

q

0.2

0.6

0.4

0.1

0.1

0.4

0.46

0.49

0.43

0.51

0.69

0.66

0.6

0.6

0.66

0.34

0.8

0.26

0.71

p.q


(5)

Lampiran 5

Tabel 2. Hasil Perhitungan Angket Evaluasi Individu Kelas Eksperimen Dengan Pendekatan PAIKEM

siswa

Nomor Soal

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

a.

4 4 3 4 3 2 5 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5

76

b.

4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 3 4 4

85

c.

4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 3 5

3 4 4

82

d.

4 4 5 5 3 4 4 5 5 2

3 3 5 1 5 5 5 5 5 4

82

e.

3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5

77

f.

4 4 5 3 3 1 1 1 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

68

g.

5 4 5 5 3 4 2 2 4 5 5 5 4 3 3 5 3 5 4 5

81

h.

5 3 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4

90

i.

3 3 5 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 5 5 3 5 5 3 3

74

j.

4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4

88

k.

4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5

80

l.

4 4 3 4 3 2 5 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5

76

m.

4 3 5 4 3 2 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5

84

n.

4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 4 3 4 2 2 2 3 2 4 5

74

o.

3 3 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5

86

p.

4 3 5 4

3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 4 3 2 4 4 5

67

q.

4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4

68

r.

5

3

5

4

5

4

5

5

4

5

5

5

4

4

3

4

4

4

5

5

88

s.

4 5 4 4 4 4 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4

70

t.

4 3 3 4 2 4 3 3 2 2 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4

64

u.

4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4

86

v.

4 4 5 4 3

4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4

74

w.

4 5 4 3 4 4 4 5 2 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 2

77


(6)

y.

5 4 5 4 5 5 4 5 3 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 3

87

z.

4 4 3 4 3 2 5 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5

76

aa.

5 4 4 5 3 2 4 2 3 5 4 5 5 2 2 5 2 4 5 3

74

bb.

4 3 5 5 3 5 4 3

2 3 5 5 3 5 5 4 4 5 4 3

80

cc.

4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5

84

dd.

4 5 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 5 2 2 5 5 5 3 5

74

ee.

4 4 3 4 3 2 5 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5

76