Metode tradisional untuk pembuatan karbon aktif Metode yang diperbaharui

Banyaknya unsur karbon yang terdapat pada serbuk arang disebut dengan kadar karbon K k yang dinyatakan dengan persentase, persamaan yang digunakan untuk penentuan kadar karbon K k tersebut adalah : K k =100 - K r - K u - K v ........................................................... 3-4 Dengan : K k = Kadar karbon K r = Kadar air K u = Kadar abu K v = Kadar volatil Sembiring,M.T., 1990

2.2.5 Metode tradisional untuk pembuatan karbon aktif

Pembuatan karbon aktif dengan metode tradisional sangat sederhana yaitu dengan menggunakan derum atau lubang bawah tanah dengan cara pengolahan sebagai berikut. Bahan yang hendak dibakar dimasukkan ke dalam derum yang terbuat dari pelat besi atau lubang yang yang telah disiapkan, kemudian dinyalakan sehingga terbakar. Pada saat pembakaran derum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang dibiarkan terbuka, untuk sebagai jalan keluarnya asap, ketika asap yang keluar sudah berwarna kebiru-biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama lebih kurang 12 jam. Setelah itu dengan hati-hati tutup drum dibuka dan dicek apakah masih ada bara yang menyala jika masih ada tutup derum ditutup kembali, tidak dibenarkan menggunakan air untuk mematikan bara yang sedang menyala karena dapat menurunkan kualitas karbon yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan,1994. Pembuatan karbon aktif dengan metode ini biasanya menghasilkan keaktifan yang rendah bahkan dibawah keaktifan menurut standar industri Indonesia SII, hal ini Universitas Sumatera Utara disebabkan proses pembentukan karbon aktif tidak memungkinkan terbentuknya pori-pori dengan baik. Pada saat pembakaran, residu-residu yang ada pada bahan dasar berupa senyawa- senyawa hidrokarbon ikut terbakar tetapi masih ada tersisa dan tetap masih melekat pada karbon tersebut, residu yang terbakar ini menutupi pori-pori karbon sehingga menurunkan kualitasnya.Sudrajat,R.,1993

2.2.6 Metode yang diperbaharui

Metode pembuatan karbon aktif yang diperbaharui dilakukan dengan dua tahap yaitu tahap pengarangan karbonisasi dan tahap pengaktifan aktivasi, dalam metode ini bahan baku dipanaskan dengan jumlah udara seminimal mungkin agar rendemen yang dihasilkan cukup besar.Hasil yang diperoleh dengan metode ini berupa karbon yang memberi keaktifan dan rendemen yang cukup besar Supeno,M., 1990. Pada proses pengaktifan terjadi pemecahan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul pada permukaan karbon sehingga pori-pori atau 1uas permukaan menjadi lebih besar.Metode pengaktifan yang umum digunakan dalam pembuatan karbon aktif ada dua cara, yaitu pengaktifan secara kimia dan pengaktifan secara fisika Sembiring,M.T.,1990. 1. Pengaktifan secara kimia Pengaktifan karbon secara kimia yaitu dengan menggunakan aktivator zat kimia, dalam hal ini karbon direndam didalam aktivator sehingga sebagian hidrokarbon yang menutupi pori-pori karbon akan terekstraksi dan pada pemanasan aktivator akan melepaskan lebih banyak lagi residu-residu hidrokarbon sehingga pori-pori yang tadinya tertutup akan menjadi lebih banyak lags terbuka.Pada proses pemanasan sebaiknya suhu tidak melebihi 1000 C sehingga tidak menimbulkan abu yang dapat menutupi pori-pori karbon, yang akibatnya dapat mengurangi daya serapnya. Beberapa zat kimia yang dapat digunakan sebagai aktivator adalah sebagai berikut asam borat H 2 BO 3 , asam nitrat HNO 3 , asam phospatH 3 PO 4 , asam sulfatH 2 SO 4 , ferri Universitas Sumatera Utara kloridaFeCl 3 , kalium karbonatK 2 CO 3 ,kalium tiosulfatK 2 S 2 O 3 , kalsium klorida CaCl 2 , kalsium phospat[CaPO 4 2 ], natrium hidroksidaNaOH, natrium kloridaNaCl, magnesium klorida MgCl 2 , sulfur dioksidaSO 2 , zinkum klorida ZnCl 2 .Surya,L.,1990 2. Pengaktifan secara fisika Pada pengaktifan secara fisika karbon diaktifkan dengan menggunakan gas CO 2 , N 2 dan lain sebagainya, gas pengaktif akan mendorong residu-resedu hidrokarbon dan senyawa ter sehingga pori-pori karbon akan lebih banyak yang terbuka sehingga meningkatkan kualitas karbon tersebut Supeno,M., 1994

2.3 Briket arang

Briket arang dapat dibuat dari campuran bubuk arang ditambah dengan suatu bahan pengikat lalu dicetak dan dipres pada cetakan dan setalah itu dikeringkan, sifat fisis yang penting dari briket arang ini adalah nilai kalor bakar dan kuat tekannya, kuat tekan yang memadai diperlukan untuk mencegah agar briket arang ini tidak pecah pada waktu pengangkutannya. Pembriketan terhadap suatu material merupakan cara untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang dikehendaki agar dapat dipergunakan untuk keperluan tertentu, pembriketan biasanya lazim dilakukan terhadap coke, peat, garam arang dan mineral lainnya, secara garis besar pemberiketan dapat dibedakan atas dua macam : 1. Pembriketan dengan memakai pengikat hinder, hampir semuasebagian besar dari pemberiketan menggunakan cara ini. 2. Pembriketan tanpa memakai pengikat cara ini dipakai untuk material-material tertentu saja, sebagai contoh misalnya untuk coal bituminous, dalam hal ini digunakan tekanan yang sangat besar mencapai 10 tonin 2 . Arang di Eropa dan Amerika Serikat dijual dalam bentuk briket biasanya briket arang ini dihasilkan dalam bentuk oval atau pun bantal, dengan bentuk seperti ini udara akan dapat masuk diantara tumpukan arang tadi sehingga pembakaran yang sempurna dapat terjadi.Keuntungan lain dari briket ini adalah : Universitas Sumatera Utara