BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan meningkatnya secara pesat pembangunan pada segala bidang yang mengakibatkan pula meningkatnya kebutuhan akan energi, sementara cadangan energi seperti
minyak bumi, dan gas alam yang tersedia di perut bumi semakin menipis, oleh karena itu kita dituntut untuk memikirkan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui.
Salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui adalah pemanfaatan limbah tempurung kelapa yang diolah menjadi briket arang, karena selama ini penggunaan tempurung
kelapa hanya sebagai arang biasa dan belum dipergunakan secara optimal, sementara sediaan tempurung kelapa cukup banyak terdapat di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara dan
dapat diperbaharui.
Tempurung kelapa banyak juga dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu pada industri kerajinan tangan, tepung tempurung, arang, arang aktif serta briket. Pemanfaatan arang sebagai
arang aktif adalah didasarkan pada sifat-sifatnya yang merupakan bahan padatan amorf yang berpori. Keake, Hilda.F.G,1955.
Adapun komposisi arang tempurung kelapa terdiri atas unsur C=81,9; H=5,5; N=3,1 ; 0-9,5 dan pH=6,7 sedang karbon tempurung dapat disebut karbon polar atau karbon
nonpolar, hal ini dibedakan dari banyaknya gugus karbunil C=O yang melekat pada karbon J. Laine, A.Calafat, 1999. Karbon polar biasanya terjadi jika karbonisasi proses pengarangan
karbon di bawah suhu 700°C.
Universitas Sumatera Utara
Pada pembuatan briket arang, maka arang polar yang sering digunakan karena material arang polar akan merekat dengan binder atau perekat yang bersifat polar Suheng Wu,1999.
Pembriketan atau briquetting terhadap suatu material merupakan cara untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang di kehendaki agar dapat dipergunakan untuk keperluan tertentu. Pembriketan
ini lazim dilakukan terhadap coke, peat, garam, arang dan bahan mineral lainnya. Pembuatan obat dalam bentuk tablet ataupun katalis dalam bentuk pellet termasuk juga dalam cara
briquetting, Sudrajat, R.1993.
Karbon merupakan material berpori-pori dimana pori-porinya semakin besar setelah dilakukan aktivasi fisik atau kimia, pori-pori karbon yang besar diduga menurunkan nilai kalor
bakar dari briket 4000-5000 kalg Hartoyo Ando, 1996. Pori-pori ini dapat diimpregnasi dengan logam untuk keperluan katalis suhu tinggi A.Aslam Ali PD II-LIPI. Dengan
menggunakan teknik ini maka serbuk karbon jika diimpregnasi dengan NaCl akan memperkecil ukuran pori-pori karbon tersebut.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh impregnasi NaCl terhadap nilai kalor bakar dan kuat tekan briket arang tempurung kelapa.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah