1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah dengan mengimpregnasikan NaCl ke dalam pori-pori arang akan meningkatkan nilai kalor bakar dan kuat tekan briket arang ?
2. Konsentrasi pengimpreg NaCl mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap nilai kalor bakar dan kuat tekan dari briket arang sebagai sumber energi
alternatif ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengubah ukuran pori-pori dari arang aktif menjadi lebih kecil dengan mengimpregnasikan NaCl juga untuk mengetahui kondisi optimal
konsentrasi pengimpreg NaCl terhadap nilai kalor bakar dan kuat tekan dari briket arang tempurung kelapa.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan nilai kalor bakar dan kuat tekan dari briket arang sehingga menjadi lebih layak digunakan sebagai sumber energi alternatif dan mengetahui
konsentrasi yang baik dari NaCl sebagai bahan pengimpreg.
1.5 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia PTKI Pendidikan Teknologi Kimia Industri. Karakterisasi spektroskospi FT-IR dan foto SEM dilakukan di laboratorium kimia
organik FMIPA UGM Yogyakarta.
1.6 Metodologi Percobaan
Tempurung kelapa dikarbonisasi pada suhu 600-700 °C kemudian diimpregnasi dengan
merendamnya dalam larutan natrium klorida NaCl dengan variasi konsentrasi 0,1-1,0 selama satu hari kemudian dianalisa kadar air, kadar abu, kadar volatil, kadar karbon, dan adsorbsi I
2
. Arang sebelum dan sesudah impregnasi dengan NaCl dikarakterisasi dengan spektroskospi FTIR
dan foto SEM. Arang yang telah diimpregnasi dengan NaCl kemudian dicampur dengan perekat organik dan dicetak menjadi briket kemudian diuji nilai kalor bakar dan kuat tekannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi Alternatif
Akhir-akhir ini masalah kebutuhan energi menjadi salah satu topik pembicaraan yang sangat hangat di Indonesia, terutama setelah langkanya tersedia bahan bakar minyak tanah, solar
dan premium, sehingga sukar untuk mendapatkannya di pasar, hal ini tentu berpengaruh terhadap sistem perekonomian kita secara umum.
Pemerintah Republik Indonesia tak henti-hentinya menyerukan kepada rakyat agar hemat menggunakan sumber energi, jika kita tidak mentaati anjuran pemerintah ini maka akibatnva
dapat mengancam kehidupan anak cucu kita dimasa yang akan datang.
Dalam konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa di Naerobi, Agustus 1981 dalam pembahasan masalah sumber energi menyimpulkan bagaimana pentingnya penggunaan kayu
bakar dan arang sebagai sumber energi bagi sebagian besar penduduk dunia.
Konsumsi kayu bakar di Indonesia pada tahun 1981 diperkirakan mencapai dua per tiga ton perkapita pertahun, maka konsumsi total akan mencapai 100 juta ton dan terbanyak di pulau
Jawa, yaitu sebesar 60 juta ton. Dengan lajunya konsumsi energi tersebut dapat membahayakan kelestarian hutan dan lingkungan hidup, dalam hal ini perlu dicari jalan keluarnya sebab masalah
penyelamatan hutan dan lingkungan hidup mengandung multi dimensi, maka perlu dicari sumber-sumber energi alternatif yang kompetitif untuk pengganti sumber bahan bakar minyak.
Universitas Sumatera Utara
Lajunya kebutuhan energi ini disebabkan karena lajunya pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi, untuk itu maka penulis mencoba membuat suatu peneltian tentang
briket arang tempurung kelapa yang diimpregnasi dengan silikat untuk meningkatkan nilai kalor bakar dan kuat tekannya.
Berdasarkan pemakaian, energi alternatif dapat digolongkan atas dua golongan: l. Energi alternatif jangka pendek, yaitu energi biomassa yang menurut istilah Herman
Johannes, briket biomassa, energi surya, energi mikrohidro dan energi angin. 2. Energi alternatif jangka panjang yaitu energi gelombang laut.
Kedua bentuk energi alternatif ini sudah digunakan guna penghematan energi fosil dan kayu bakar. Dari banyaknya pendayagunaan energi alternatif ini, briket arang karbon mempunyai
kaitan yang sangat erat dengan program pemerintah untuk lingkungan hidup yang sehat. Pembuatan briket arang ini perlu dikembangkan di perkotaan dengan memanfaatkan sampah-
sampah dikalangan petani kelapa, sehingga upaya penyediaan sumber energi alternatif lebih terpenuhi.Sukamto,Ir.,2001.
2.2 Karbon