BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perseroan Terbatas PT adalah entitas bisnis yang penting dan banyak terdapat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Menurut Indra Surya dan
Ivan”dalam Penerapan Good Coorporate Governance 2006: 3. Kehadiran Perseroan Terbatas sebagai salah satu kendaraan bisnis, telah memberikan
konstribusi pada hampir semua bidang kehidupan manusia. Menurut I.G. Rai Widjaya, “Hukum Perusahaan”,2002:142, Perseroan terbatas merupakan badan
hukum legal entity, yaitu badan hukum “mandiri” yang memiliki sifat dan ciri kualitas yang berbeda dari bentuk usaha yang lain. Salah satu ciri yang
membedakan perseroan terbatas dengan badan usaha lainnya dapat dilihat dari doctrine of separate legal personality yang pada intinya adalah adanya pemisahan
kekayaan antara pemilik pemegang saham dengan badan hukum perusahaan itu sendiri. Menurut Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, “Perseroan
Terbatas”1999:14 kata “perseroan” menunjuk pada modalnya yang terdiri dari sero saham, sedangkan, kata “terbatas” menunjuk pada tanggung jawab
pemegang saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagiannya dan dimilikinya. Misaharadi Wilamarta, Hak Pemegang Saham
Minoritas dalam Rangka Good Corporate Governance 2002:27 menyebutkan bahwa dalam menjalankan kegiatannya, perseroan diwakili oleh direksi agents
yang ditunjuk oleh para pemegang saham principals. Dimana, menurut Teory
Universitas Sumatera Utara
Agency Agency Theory, agent harus bertindak secara rasional untuk kepentingan principal-nya. Teori ini menekankan kepada pentingnya pemilik perusahaan
pemegang saham dengan menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga- tenaga professional agents yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari
– hari. Menurut APB Accounting Principal Board Statemnent No.4,Salah satu
prinsip yang mendasari akuntansi keuangan adalah prinsip Going Concern yang dimiliki suatu perusahaan atau koorporasi. Dimana menurut Prinsip Going
Concern, Sofyan Safri “Teori Akuntansi”2007:12, perusahaan entity yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa – masa yang akan datang, sehinga,
dalam beroperasi perusahaan selalu meningkatkan nilai perusahaan Coorporate
Value itu sendiri.
Nilai perusahaan atau Coorporate Value, menurut Brigham ”Finacial Management” 2002:15 mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan
dalam menentukan target struktur modal aktivitas pendanaan, kemampuan manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva aktivitas
investasi dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses produksi dan distribusi aktivitas operasi perusahaan.
Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dimana, penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan
sendiri telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian menemukan bahwa struktur risiko keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Surantadan Pratana, 2004; Maryatini, 2006. Invesment opportunity set dan
Universitas Sumatera Utara
leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan Andri dan Hanung, 2007. Serta Luga 2004, mengungkapkan bahwa, arus kas berih dan struktur modal secara
signifikan dan positif mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan, penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini
Return On Asset ROA terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Modigliani dan Miller dalam Ulupui 2007 menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh Kemampuan menghasilkan laba earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings
power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui 2007 menemukan hasil bahwa Return On Assets ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode
ke depan. Oleh karena itu, Return On Assets ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Makaryawati 2002, Carlson dan
Bathala 1997 dalam Suranta dan Pratana 2004 juga menemukan bahwa Return On Assets ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil
yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana 2004 serta Kaaro 2002 dalam Suranta dan Pratana 2004 dalam penelitiannya menemukan bahwa Return On
Assets ROAjustru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan Return On
Assets ROA dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, peneliti memasukkan pengungkapan Good Corporate
Governance GCG sebagai variabel moderasi yang diduga ikut memperkuat atau
Universitas Sumatera Utara
memperlemah pengaruh tersebut. Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program Good Corporate Governance
GCG sebagai bagian dari strategi bisnisnya Pengelolaan perusahaan adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Masalah corporate governace
muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada Teori Agensi Agency Theory yang
dalam hal ini manajemen cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, selain memiliki kinerja keuangan
yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola coorporate governance yang baik. Dalam penelitian ini indicator mekanisme corporate
governance yang digunakan adalah Kepemilikan Manajerial. Dalam penelitian Sambas 2005 menyimpulkan bahwa Komite Audit sebagai indikator coorporate
governance dapat memepengaruhi dan meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan
berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan para pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh pihak manajemen juga akan memperoleh keuntungan bila
perusahaan memperoleh laba dan kinerja keuangan juga semakin baik. Dari yang telah uraian diungkapkan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul ”Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai PerusahaanValue of Firm dengan Good Coorporate
Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.”
B. Perumusan Masalah