mungkin saja terjadi akibat struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. Selain itu, hasil ini juga mungkin
disebabkan oleh kepemilikan manajerial yang tidak tepat sebagai indikator atau proksi dari good coorporate governance. Hasil yang tidak signifikan
menunjukkan bahwa pasar tidak menggunakan informasi mengenai kepemilikan manajerial dalam melakukan penilaian investasi.
E. Implikasi Hasil Penelitian
Dari pengujian variabel pada hipotesis pertama yaitu apakah ROA berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan MVE, maka didapati
hasil bahwa ROA berpengaruh secara signifikan terhadap MVE, Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan t tabel serta signifikasi variabel ROA tersebut.
ROA X dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan melaui MVE Y, dengan tingkat yang tidak terlalu tinggi yaitu 30.9 dan korelasinya
pun berada pada tingkat sedang yaitu 55.9 . Ini mendukung penjelasan logis yang dikemukakan oleh peneliti pada latar belakang yang menyatakan bahwa
hasil penelitian yang dilakukan untuk menguji pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan, menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Oleh sebab itu, peneliti
menyimpulkan bahwa ada variabel lain yang turut mempengaruhi hubungan antara ROA dan nilai perusahaan, dalam hal ini good coorporate governance
dipilih peneliti sebagai variabel yang dapat memoderasi hubungan diantara keduanya. Sebagai proksi dari variabel good coorporate governance, peneliti
Universitas Sumatera Utara
memilih kepemilikan manajerial KM, karena dianggap mampu memoderasi hubungan ROAX dengan nilai perusahaan melalui MVE Y.
Tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial teryata bukan merupakan variabel pemoderasi, hal ini dapat dilihat pada tingkat
signifikasi persamaan regresi sebelum dimoderasi sebesar 0.000 tetapi setelah dimoderasi maka tingkat signifikansi jauh lebih besar yaitu sebesar 0.003. Selain
itu dengan MRA Moderated Regression Analysis, persamaan 1, 2, dan 3 tidak menujukkan perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dan nilai perusahaan.
Dari keseluruhan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa ROA X berpengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu MVEY, hanya
saja korelasinya tidak begitu kuat karena ada pengaruh dari variabel lain. Selain itu kepemilikan manajerial KM tidak dapat dijadikan variabel yang memoderasi
hubungan antara ROA dan nilai perusahaan karena fenomena di Indonesia dimana perusahaan biasanya memiliki persentase kepemilikan manajerial yang kecil dan
didominasi keluarga. Selain itu informasi mengenai kepemilikan manjerial jarang dijadikan sebagai informasi untuk melakukan penilaian investasi.
Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan antara lain kualitas aktiva, kualitas laba, kinerja manajemen, dan sebagainya. Selain itu,
menurut Ho dan Wong 2002 ada beberapa proksi atau indikator dari good coorporate governance yaitu komisaris indpenden, kepemilikan institutional, dan
kualitas audit.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesmpulan.
1. ROA X memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
yaitu MVEY pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh positif dan signifikan ROA terhadap nilai perusahaan
memiliki korelasi yang tidak begitu kuat karena ada pengaruh dari variabel lain.. Hal ini mendukung penjelasan logis yang dikemukakan oleh peneliti
pada latar belakang yang dinyatakan oleh Modigliani dan Miller dalam Ulupui 2007 dimana nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan
menghasilkan laba earnings power dari aset perusahaan. 2.
Kepemilikan manajerial KM sebagai variabel pemoderasi tidak terbukti berpengaruh terhadap hubungan return on asset dan nilai perusahaan atau
dengan kata lain kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel pemoderasi. Dimana dengan menggunakan Moderating Variable Analysis
MRA yang dikembangkan oleh Sharma1981, persamaan 1, 2, dan 3 yang telah dibentuk, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dan nilai perusahaan. Hal
ini sesuai dengan fenomena yang terjadi di Indonesia, dimana perusahaan
Universitas Sumatera Utara