Teory Agency Nilai Perusahaan

rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba melalui manajemen aktiva yang baik dan efisien. Menurut Wild, Subramanyan, Halsey 2005:41 rasio tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak atau sering disebut dengan ROA Return On Assets dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : ROA = ktiva rataTotalA Rata Tarifpajak bebanbunga Lababersih − − + 1 Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui 2007 menemukan hasil bahwa Return On Assets ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu, Return On Assets ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Makaryawati 2002, Carlson dan Bathala 1997 dalam Suranta dan Pratana 2004 juga menemukan bahwa Return On Assets ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana 2004 serta Kaaro 2002 dalam Suranta dan Pratana 2004 dalam penelitiannya menemukan bahwa Return On Assets ROAjustru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan Return On Assets ROA dengan nilai perusahaan.

B. Teory Agency

Universitas Sumatera Utara Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami isu corporate governanace dan nilai perusahaan. Dimana isu Agency Theory merupakan bidang popular akhir – akhir ini. Menurut Penelitian Akuntansi yang dilakukan oleh Wolk dkk 1989, maka Agency Theory menyatakan bahwa perusahaan adalah tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenen di antara principal dan agen. Jensen dan Meckling 1976, Watts Zimmerman 1986 menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya serta sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen. Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka investasikan. Corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer tidak akan mencurimenggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek- proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana kapital yang telah Universitas Sumatera Utara ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengendalikan para manajer Sheifer dan Vishny 1997.

C. Coorporate Governance

OECD Organization for Economic and Coorporative Development mendefinisikan corporate governance sebagai “Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, Pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Coorporate Governance juga mensyaratkan adanya truktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan kinerja. Corporate Governace yang baik dapat memberikan ransangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya yang lebih efisien.” Sedangkan menurut Keputusan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117M-MBU2002,coorporate governance adalah: ”Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang – undangan dan nilai etika.” Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan shareholders terutama minority interest. Mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok: Universitas Sumatera Utara

1. Internal Mechanism Mekanisme Internal

Seperti komposisi dewan direksi komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif.

2. External Mechanisms Mekanisme Eksternal

Seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Barnhart Rosentein 1998, Utama 2003. Prinsip-prinsip corporate governance yang diterapkankan memberikan manfaat diantaranya yaitu: a. Meminimalkan agency costs dengan mengontrol konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara prinsipal dengan agen b. Meminimalkan Cost of Capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para penyedia modal c. Meningkatkan citra perusahaan d. Meningkatkan Nilai Perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah. e. Peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan perusahaan yang lebih baik. Menurut Ho dan Wong 2000 dalam Sambas 2005 maka ada beberapa indikator dalam mengukur mekanisme penerapan good coorporate governance yaitu sebagai berikut :

1. Kepemilikan Manajerial

Jensen dan Meckling 1976 dalam Sofyan Safri 2007:183, menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi Universitas Sumatera Utara masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan - kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat. Sehingga apabila perilaku opurtunistik manajer meningkat maka nilai perusahaan akan menurun.

2. Komisaris Independen

Klein 2002 di Wirakusuma dan Yuniasih 2005, dalam penelitiannya membukt ikan bahwa besarnya discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki komite audit yang terdiri dari sedikit komisaris independen dibanding perusahaan yang mempunyai komite audit yang terdiri banyak komisaris independen. Hal ini mendukung penelitian Dechow et al 1996 dalam Wirakusuma dan Yuniasih 2005, bahwa perusahaan memanipulasi laba lebih besar kemungkinannya apabila memiliki dewan komisaris yang didominasi oleh manajemen dan lebih besar kemungkinannya memiliki Chief Executive Officer CEO yang merangkap menjadi chairman of board. Hal ini berarti tindakan memanipulasi akan berkurang jika struktur dewan direksi berasal dari luar perusahaan. Jika fungsi independensi dewan direksi cenderung lemah, maka ada kecendrungan terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh para direktur perusahaan untuk kepentingannya Universitas Sumatera Utara melalui pemilikan perkiraan-perkiraan akrual yang berdampak pada manajemen laba dan konsisten dengan Wedari 2004 yang menyimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Perusahaan yang menyelenggarakan system corporate governance diyakini akan membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.

3. Kepemilikan Instutional

Investor institusional yang sering sebut sebagai investor yang canggih sophisticated sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non institusional. Balsam et al 2002 menemukan hubungan yang negatif antar discretionary accrual yang tidak diekspektasi dengan imbal hasil di sekitar tanggal pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas sumber informasi yang lebih tepat waktu dan relevan yang dapat mengetahui keberadaan pengelolaan laba lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan investor individual. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada efek feedback dari kepemilikan instusional yang dapat mengurangi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan. Jika pengelolaan laba tersebut efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba

4. Kualitas Audit

Universitas Sumatera Utara Sambas 2005 berargumen bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan kualitas earnings yang diukur dengan Earnings Response Coeficient ERC. Karena pada saat penelitian ini Big six telah berubah menjadi Big Four, juga diduga bahwa klien dari auditor non big four cenderung lebih tinggi dalam melakukan manajemen laba. Hal ini berarti kualitas audit berhubungan negatif dengan pengelolaan laba. Artinya semakin rendah kualitas audit maka semakin rendah nilai perusahaan dan akuntabilitasnya.

D. Nilai Perusahaan

Seperti yang kita tahu, tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan dan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Ahli corporate strategy akan mengatakan bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas competitive advantage perusahaan. Orang marketing cenderung akan menekankan kepuasan konsumen sebagai tujuan utama bisnis. Ahli operations akan mengemukakan kualitas dan inovasi produk serta proses bisnis sebagai tujuan perusahaan. Human resource executives barangkali akan mengklaim kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan sebagai tujuan bisnis. Jika kita amati dengan baik semua kemungkinan tujuan perusahaan di atas, pada akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa kepuasan konsumen yang tinggi, produk yang berkualitas kelas dunia, proses bisnis yang kreatif dan inovatif, dan kepuasan yang tinggi dari karyawan sebagai strategic partners akan semakin meningkatkan competitive advantage perusahaan, yang kemudian secara konkrit diterjemahkan dalam bentuk peningkatan penjualan, efisiensi biaya, dan Universitas Sumatera Utara peningkatan laba dan arus kas yang pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan. Dengan demikian, semua perspektif di atas sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain, namun pada akhirnya mengarah pada satu tujuan utama perusahaan sebagai konsekuensi logis, yaitu maksimalisasi kemakmuran pemilik perusahaan. Setiap individu mempunyai kecenderungan untuk menjadi lebih kaya karena dengan menjadi lebih kaya berarti individu tersebut dapat memenuhi kebutuhan lebih banyak lagi, yang berarti menjadi lebih makmur. Semakin tinggi harga saham berarti kemakmuran pemegang saham semakin meningkat. Harga pasar saham juga menunjukkan nilai perusahaan. Pada dasarnya harga saham dihitung dari nilai sekarang deviden yang akan diterima, jadi semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor dan itu berarti semakin tinggi juga nilai perusahaan terkait dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham harga pasar ekuitas atau ekspektasi nilai total perusahaan harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar utang, atau ekspektasi harga pasar aktiva. Nilai perusahaan adalah variabel yang didefinisikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham harga pasar ekuitas. Nilai perusahaan memiliki dua variabel indikator yaitu MVE market value of equity dan MBR market to book asset ratio. Nilai perusahaan mencerminkan kemampuan manajemen pendanaan dalam menentukan target struktur modal aktivitas pendanaan, kemampuan Universitas Sumatera Utara manajemen investasi dalam mengefektifkan penggunaan aktiva aktivitas investasi dan kemampuan manajemen operasi dalam mengefisienkan proses produksi dan distribusi aktivitas operasi perusahaan. Brigham 2001:13 menyatakan bahwa nilai perusahaan mungkin dapat dimaksimalkan bila dibentuk sebagai perseroan karena tiga alasan berikut ini: 1. Kewajiban yang terbatas mengurangi risiko yang ditanggung investor, dan sementara hal-hal lainnya dianggap konstan, semakin rendah risiko perusahaan, semakin tinggi nilainya. 2. Nilai perusahaan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang pada gilirannya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan modal. Karena perseroan dapat menarik modal dengan lebih mudah dibanding bentuk perusahaan lainnya, maka perseroan memiliki peluang pertumbuhan yang lebih baik. 3. Nilai aktiva juga tergantung likuiditasnya, yaitu kemudahan menjual aktiva tersebut dan mengkonversinya menjadi kas pada nilai pasar wajar. Karena investasi dalam saham perseroan lebih likuid dibandingkan investasi serupa dalam perusahaan perseorangan atau persekutuan, maka hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang go public dapat diukur nilainya dengan melihat harga sahamnya, misalkan sebuah perusahaan menjual 100 sahamnya di pasar modal, maka nilai perusahaan adalah sebesar kapitalisasi saham yang beredar-tentunya dengan asumsi pasar modal yang efisien, dengan demikian apabila harga pasar saham meningkat berarti pula nilai perusahaan meningkat. Ini dapat dicapai Universitas Sumatera Utara dengan pengoptimalan kinerja perusahaan secara holistik. Semua usaha itu akan tercermin dari pengembalian kepada pemegang saham berupa deviden tunai dan harga saham yang semakin tinggi. Harga saham juga ditentukan dari nilai sekarang aliran arus kas dan persamaan nilai dasar dari saham. Perusahaan yang akan dilikuidasi dan setiap investor individual mengharapkan arus kas yang terdiri dari deviden yang diharapkan ditambah dengan harga jual yang diperkirakan atas saham, akan tetapi harga jual yang yang diterima saat ini bergantung pada dividen yang diperkirakan akan diterima investor berikutnya di masa depan. Karenanya, bagi seluruh investor saat ini maupun di masa depan, arus kas yang diharapkan harus didasarkan atas deviden yang diperkirakan di masa depan.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance, Total Asset Turnover, dan Earnings management Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 55 173

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variable Permoderasi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013

1 69 88

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 10 108

PENGARUH RETURN ON ASSET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 24

PENDAHULUAN Pengaruh Return On Total Asset, Debt To Equity Ratio Dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan (Study Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia).

0 4 8

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 0 15

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 29

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Asset Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3