BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Aceh Singkil
Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil yang dibentuk berdasarkan Undang- undang Nomor 14 Tahun 1999 merupakan daerah pemekaran Kabupaten Aceh
Selatan Secara geografis Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 02° 02’ - 03°00’ Lintang Utara dan 97°04’ - 98°12’ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 525
meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah keseluruhan 3.578 Km2, BPS Aceh Singkil 2000
. . Sedangkan secara administratif wilayah Kabupaten Aceh Singkil
berbatasan dengan : 1.
Sebelah Utara : dengan Kabupaten Aceh Tenggara.
2. Sebelah Timur
: dengan Provinsi Sumatra Utara. 3.
Sebelah Selatan : dengan Samudra Indonesia. 4.
Sebelah Barat : dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Sebagai kabupaten yang baru dibentuk, Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil menyadari benar akan amanah berat yang dipikulnya dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan dan ketenteraman masyarakat. Upaya-upaya optimal telah dilakukan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki sebagai daerah otonom dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
4.2 Perkembangan PDRB
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Singkil dihitung dengan pendekatan produksi Production Approach yang ddisajikan dalam
dua bentuk perhitungan yaitu Atas Dasar harga berlaku dan atas dasaar harga konstan 1993. PDRB Atas Dasar harga berlaku dipengaruhi oleh faktor perubahan harga,
sedangkan atas dasaar harga konstan memperlihatkan perkembangan PDRB tanpa dipengaruhi oleh faktor perubahan harga, jadi PDRB atas dasaar harga konstan
memperlihatkan perkembangan produk secara riil.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Aceh Singkil selama periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 menunjukan peningkatan
yang sangat tinggi yaitu sebesar 97,92 atau rata-rata 19,58. Pada tahun 1999 PDRB Kabupaten Aceh Singkil atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 292.872,67 juta,
kemudian meningkat menjadi Rp. 343.454,89 juta pada tahun 2000 terjadi peningkatan sebesar 17,27, dan terus meningkat sampai tahun 2003 yaitu
mencapai Rp. 510.719,85 juta. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Nilai PDRB Kabupaten Aceh Singkil Tahun 1999 – 2003
Tahun Atas Dasar
Harga berlaku jutaan Rp
Pertumbuhan Atas Dasar Harga
Konstan 1993 jutaan Rp
Pertumbuhan
1999 292.872,67
38,21 128.926,70
0,58 2000
343.454,89 17,27
132.986,16 3,15
2001 396.307,61
15,39 137.782,96
3,61 2002
454.067,35 14,57
143.480,37 4,14
2003 510.719,85
12,48 149.918,28
4,49 Sumber : BPS Kabupaten Aceh Singkil 2004
Kalau dilihat atas dasar harga konstan 1993, PDRB Kabupaten Aceh Singkil juga mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan selama periode 1999-
2003 terjadi peningkatan sebesar 15,97 atau rata-rata 3,19. Pada tahun 1999 PDRB Kabupaten Aceh Singkil atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp.
128.926,70 juta, kemudian meningkat menjadi Rp. 132.986,16 juta pada tahun 2000 terjadi pertumbuhan sebesar 3,15 selanjutnya terus meningkat secara signifikan
sampai dengan tahun 2003 mencapai sebesar Rp. 149.918,28 juta.
Upaya Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil dalam pemulihan ekonomi yang dilanda krisis semenjak pertengahan tahun 1997, hal ini terlihat dari nilai laju
pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan PDRB ADHK 1993 pada tahun 1999 hanya tumbuh sebesar 0,58 mampu ditingkatkan menjadi 3,15 pada tahun 2000 dan
terus meningkat menjadi sebesar 4,49 pada tahun 2003. Pertumbuhan ekonomi rata- rata Kabupaten Aceh Singkil selama periode 1999-2003 adalah sebesar 3,19. Yang
paling menggembirakan lagi adalah bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Singkil yang terjadi setiap tahunnya selalu berada diatas laju pertumbuhan
ekonomi nasional dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Pada tahun 1999 hanya ada satu sektor lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor Pertanian yaitu minus 2,65, sektor-sektor lainnya
semuanya mengalami pertumbuhan positif. Sejak tahun 2000 sampai dengan tahun
Universitas Sumatera Utara
2003 semua sektor perekonomian di Kabupaten Aceh Singkil mengalami pertumbuhan positif. Untuk sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang
cukup berat dalam menghadapi krisis yang berkepanjangan diberbagai daerah, namun untuk Kabupaten Aceh Singkil terjadi pertumbuhan yang cukup tinggi selama
periode tahun 1999 – 2003 yaitu rata-rata sebesar 22,87.
Ada tiga sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2003 agak relatif rendah yaitu sektor industri pengolahan sebesar 2,55, sektor jasa-jasa sebesar
2,85 dan sektor pertanian sebesar 2,87. Walaupun sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa terjadi laju pertumbuhan yang rendah namun tidak begitu terpengaruh
terhadap pembentukan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Singkil karena perannya yang masih sangat rendah. Dalam kaitan ini untuk jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2. Hubungan Antara Peranan Sektoral dengan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2003
Peranan Terhadap Total PDRB Laju
Pertumbuhan
10 1 – 9,9
1
perdagangan, hotel dan restoran
Pertambangan dan
pengalian
Listrik dan air minum
Diatas PDRB 4,49
Pengangkutan dan
komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Pertanian
Industri pengolahan
Bangunan Konstruksi
Dibawah PDRB 4,49
Jasa-jasa
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Singkil 2004 Pada tabel tersebut terlihat bahwa sektor pertanian yang mempunyai peran
yang cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Singkil namun mempunyai laju pertumbuhan ekonomi yang masih berada dibawah rata-rata,
berkaitan dengan kondisi ini maka kebijakan pemerintah Kabupaten Aceh Singkil dalam meningkatkan produksi pangan untuk mencapai swasembada pangan pada
tahun 2006 sangat tepat sekali. Dengan meningkatnya produksi maka diharapkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian akan dapat dicapai diatas rata-rata
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Singkil.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto Secara Sektoral
Setiap sektor lapangan usaha mempunyai peranan yang cukup variatif dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Singkil, sehingga dengan mudah dapat dilihat
sektor-sektor mana saja yang mempunyai kontribusi yang paling tinggi yang sangat menentukan dan sektor-sektor yang mempunyai kontribusi yang relatif kecil. Dengan
tinjauan secara sektoral ini juga dapat menggambarkan sektor-sektor yang cukup berpotensi atau mempunyai peluang untuk ditingkatkan peranannya dalam
pembangunan ekonomi daerah serta dapat memberikan gambaran keterkaitannya dengan skala prioritas pembangunan yang telah dan akan digunakan sebagai landasan
dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah, peranan masing-masing sektor sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3. Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Kabupaten Aceh Singkil Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku tahun
1999 – 2003
Tahun Lapangan Usaha
1999 2000
2001 2002
2003
Pertanian 68,56
69,06 69,23
68,90 66,32
Pertambangan dan Penggalian 1,83
1,82 1,88
2,02 2,33
Industri Pengolahan 3,07
2,80 2,75
2,70 2,62
Listrik dan Air Minum 0,31
0,29 0,28
0,33 0,33
BangunanKonstruksi 6,30
5,85 5,96
6,19 6,05
Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,60
10,87 10,61
10,34 11,77
Perhubungan dan Komunikasi 5,61
5,57 5,53
5,73 6,03
Bank dan Lemb. Keuangan Lainnya 1,46
1,64 1,79
1,80 2,53
Jasa-Jasa 2,26
2,10 1,98
1,99 2,02
Jumlah 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Singkil 2004 Selama kurun waktu tahun 1999 – 2003 Sektor Pertanian mempunyai peranan
yang sangat dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Singkil kemudian diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Besarnya peranan Sektor
Pertanian terutama disumbangkan dari Sektor Kehutanan dan Sektor Perkebunan, namun oleh karena produksi komoditi kehutanan terutama produksi kayu semakin
menurun maka peranan Sektor Pertanian secara umum terhadap PDRB juga semakin
Universitas Sumatera Utara
menurun. Yang cukup menggembirakan adalah penurunan kontribusi Sub Sektor Kehutanan secara perlahan telah diambil alih oleh Sub Sektor Perkebunan yang telah
menampakkan perkembangan yang sangat signifikan selama periode waktu tersebut.
Sektor lainnya yang mengalami peningkatan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Aceh Singkil adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor
Perhubungan dan Komunikasi, Sektor Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Peningkatan peranan sektor perhubungan dan komunikasi sebagian besar ditunjang
dari sub sektor komunikasi yang mengalami perkembangan yang pesat selama tahun 2003, hal ini terkait dengan mulai dapat berfungsinya pemakaian telepon seluluer
SatelindoMentari pada awal tahun 2003 yang lalu.
Kalau kita tinjau secara umum perekonomian Kabupaten Aceh Singkil sudah mulai menampakkan perkembangan ke arah ekonomi yang maju ditandai dengan
menurunnya secara perlahan peranan sektor tradisionalpertanian, dalam waktu yang bersamaan mulai terlihat meningkatnya peranan sektor Industri, Perdagangan,
PerhubunganKomunikasi, Keuangan dan Jasa.
4.2.2 Pendapatan Regional Perkapita
Pendapatan regional perkapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk Domestik Regional Netto PDRN atas biaya faktor produksi PDRN yang telah
dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung. Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Aceh Singkil atas dasaar harga konstan 1993 selama kurun waktu 1999 –
2003 terus mengalami peningkatan, kalau pada tahun 1999 sebesar Rp. 963.647,- terjadi peningkatan menjadi Rp. 1.043.444,- pada tahun 2003. Pada tahun 1999
pendapatan regional perkapita mengalami pertumbuhan yang negatif yaitu minus 2,14 , hal ini disebabkan oleh karena pada tahun tersebut laju pertumbuhan PDRB lebih
rendah yaitu sebesar 0,58 jauh lebih kecil dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang mencapai 2,86 . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.4. Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Aceh Singkil Tahun 1999 s.d 2003
Pendapatan Regional Perkapita ADHK 1993
Tahun Nilai Rp
Pertumbuhan Pertumbuhan
PDRB ADHK Pertumbuhan
Penduduk
1999 963.647,-
-2,14 0,58
2,86 2000
969.265,- 0,58
3,15 3,73
2001 982.524,-
1,37 3,61
3,40
Universitas Sumatera Utara
2002 1.010.549,-
2,85 4,14
6,83 2003
1.043.4444,- 3,26
4,49 5,22
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Singkil 2004 Sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 pertumbuhan PDRB atas
dasar harga konstan mulai dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, hasil ini mengakibatkan perkembangan pendapatan regional perkapita mengalami
pertumbuhan yang positif dan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
4.3 Struktur Keuangan Pusat dan Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 dan 34 tahun 2004 disebutkan bahwa sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri dari :
1. Pendapatan asli daerah yang terdiri hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
2. Dana perimbangan yaitu bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan
bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dan penerimaan dari sumber daya alam
3. Dana alokasi umum DAU
4. Dana alokasi khusus DAK
5. Lain-lain penerimaan yang sah
Pengeluaran atau belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak menambah asset atau kekayaan bagi daerah,
Universitas Sumatera Utara
yaitu belanja administrasi umum yang terdiri dari : belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan dinas, belanja pemeliharaan dan belanja operasi.
Berikut adalah tabel penerimaan daerah Kabupaten Aceh Singkil dalam rangka membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Struktur Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2000 – 2006
Penerimaan 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
PAD 1,608,263,000
2,766,610,000 5,130,438,000
3,549,968,221 4,307,088,209
3,697,872,889 6,199,131,809
Pajak Daerah 284,967,000
228,270,000 1,098,894,000
758,031,000 2,007,839,486
511,214,905 887,894,000
Retribusi Daerah
86,304,000 140,942,000
430,469,000 212,820,000
314,397,889 325,307,816
1,173,894,809 Pdpt.Pengelolaa
n kekayaan daerah yg
dipisahkan -
21,000,000 45,000,000
30,001,221 -
196,531,691 681,300,000
Lain-lain PAD 1,236,992,000
2,376,398,000 3,556,075,000
2,549,116,000 1,984,850,834
2,664,818,477 3,456,043,000
Bagi Hasil PajakBukan
Pajak 2,695,363,174
7,895,541,484 9,065,102,270
46,589,339,090 49,470,790,592
31,982,958,235 50,404,160,942
D A U 41,519,359,000
88,020,390,000 128,533,857,000
93,249,999,600 106,033,999,996
117,849,000,000 174,747,000,000
DAK -
27,817,339,000 10,517,672,000
14,246,409,996 11,530,534,823
11,190,000,000 26,820,000,000
Bagi Hasil Prov -
- -
3,110,625,243 1,180,000,000
34,530,492,807 19,579,153,302
Dana Bantuan -
9,363,631,000 16,239,605,982
9,363,631,000 13,703,473,700
16,608,255,014 -
Jumlah 45,822,985,174
135,863,511,484 169,486,675,252
170,109,973,150 186,225,887,320
215,858,578,945 277,749,446,053
Sumber : Laporan Keuangan Aceh Singkil diolah
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian dan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Kinerja pengelolaan keuangan daerah oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil
menunjukan tingkat efisiensi berkisar antara 24 persen sampai dengan 63 persen dan rata-rata selama penelitian sebesar 40 persen. Berdasarkan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan di Pemda Kabupaten Aceh Singkil tergolong sangat efisien, sedangkan tingkat efektivitas dari pengelolaan keuangan
pemerintah daerah berkisar antara 96 persen sampai dengan 109 persen, rata-rata selama tahun penelitian sebesar 101 persen hal ini menunjukan bahwa realisasi
penerimaan hampir selalu melampaui target diamping itu dapat juga diartikan apakah penetuan target yang ditetapkan sebelum penyusunan anggaran telah
tepat. Bila ditinjau dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan di Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil sangat efektif.
2. Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang
mempengaruhi PDRB Kabupaten Aceh Singkil secara signifikan. Ketiga variabel tersebut yaitu PDRBt-1, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta Pendapatan Asli
Daerah, sedangkan variabel Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten Aceh Singkil, ini disebabkan oleh besarnya belanja pegawai
dan operasional yang dialokasikan pada komponan dana alokasi umum.
Universitas Sumatera Utara