Poros Dasar Perencanaan Elemen Mesin 1. Perencanaan Daya Motor

2.5. Dasar Perencanaan Elemen Mesin 2.5.1. Perencanaan Daya Motor Untuk menghitung daya motor terlebih dahulu mendefinisikan daya yaitu : Daya = waktu usahakerja Daya motor dihitung dengan ; P= T. ω Atau P= 60 n 2 T.  R.S.Khurmi,Machine Design,hal:12 Dimana : P = Daya yang diperlukan watt T = Torsi N.m ω = Kecepatan sudut rad s n = Putaran motor rpm Maka daya rencana : Pd = P. Sularso, Elemen Mesin, hal:7 c f Dimana : Pd = Daya rencana Watt P = Daya yang diperlukan Watt Faktor koreksi  c f

2.5.2. Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi dipegang oleh poros. Universitas Sumatera Utara

2.5.2.1. Macam –Macam Poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut : 1. Poros Transmisi Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi, puli sabuk atau sproket, rantai dan lain –lain. 2. Spindel Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti. 3. Gandar Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, keculai jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga. Universitas Sumatera Utara

2.5.2.2. Bahan Poros

Poros untuk umunya biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi disebut bahan S-C yang dihasilkan dari ingot yang di- “ kill ” baja yang dideoksidasikan dengan ferosilikon dan dicor ; kadar karbon terjamin JIS G3123. Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar. Untuk mengetahui jenis baja karbon yang sering dipakai untuk poros dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3. JIS G3123 Batang baja karbon difinis dingin sering dipakai Untuk poros Sumber: sularso;Elemen Mesin; hal:330 Didalam perancangan mesin tepung beras ini bahan poros yang dipakai adalah dengan menggunakan bahan S50C, karena jenis ini digunakan untuk Universitas Sumatera Utara konstruksi umum, dengan kekuatan tarik B  62 Kg mm². Pada tabel 2.4 menjelaskan macam–macam jenis baja karbon cor. Tabel 2.4. Baja karbon JIS G 4051 Sumber: Sularso; elemen mesn;, hal: 330 Poros berfungsi untuk memutar piringan penumbuk. Untuk itu poros harus direncanakan mampu untuk menahan beban-beban yang dialami oleh poros tersebut. Diameter poros harus juga diperhitungkan terhadap beban-beban yang akan dialami poros. Maka perencanaan diameter poros dapat dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut : 3 . . 16 s d T    Supaya konstruksi aman maka timbul a izin     kgmm 2 3 . . 16 s a d T    3 1 . . 16        a s T d   Universitas Sumatera Utara 3 1 . 1 , 5        a s T d  Dimana : d s = Diameter poros mm T = Torsi kg.mm a  = Tegangan izin kgmm 2 Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak kW, maka berbagai faktor keamanan bisa diambil, sehingga koreksi pertama bisa diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya perencana adalah : P fc Pd .  Dimana Pd = Daya perencana kW Harga fc dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.5. Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan Sumber: Sularso;Elemen Mesin; Hal: 7 Daya yang Akan Ditransmisikan f c Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2 Daya normal 1,0 - 1,5 Untuk menghitung Torsi T kg.mm dapat dihitung dari daya perencana kW sebagai berikut :  Pd T  Universitas Sumatera Utara n Pd T  2 1000 60 102     T = 9,74. 10 5 1 n Pd Sularso, Elemen Mesin, hal: 7 Dimana : T = Momen Puntir rencana kg.mm Pd = Daya rencana watt = Putaran motor rpm 1 n Tegangan geser yang diizinkan : 2 1 xSf Sf B a    Sularso, Elemen Mesin, hal: 8 Dimana : a  = Tegangan geser izin kgmm² B  = Kekuatan tarik kg mm² = Faktor keamanan untuk baja karbon, yaitu 6,0 1 Sf 2 Sf = Faktor keamanan untuk baja karbon dengan alur pasak dengan harga 1,3 – 3,0 Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros : 3 1 5 1 , 5        T C K d b t a  Dimana : Diameter poros mm  5 d Faktor koreksi untuk momen puntir :  t K = 1,0 jika beban halus = 1,0 - 1,5 Jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan Universitas Sumatera Utara = 1,5 - 3,0 Jika beban dikenakan dengan kejutan  b C Faktor lenturan = 1,2 - 2,3 jika tidak ada beban lentur maka Cb = 1 T = Momen puntir 2.5.3.Perencanaan Sabuk Dan Puli Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya motor kebagian poros. Pemilihan sabuk dan puli dilakukan agar tidak terjadinya kehilangan gaya-gaya yang ditransmisikan. Untuk mengetahui diameter puli digunakan rumus: p p D d N N  2 1 Sularso,Elemen Mesin, hal:166 Dimana : rpm penggerak poros Putaran 1  N   rpm digerakkan yang poros Putaran 2  N mm penggerak puli Diameter  p d mm digerakkan yang poros Diameter  p D Untuk menghitung panjang keliling sabuk digunakan :   2 4 1 2 2 p p p p d D C D d C L       Jarak sumbu poros adalah : C = 8 8 2 2 p p d D b b    Dimana : Universitas Sumatera Utara b = 2L -3,14   p p d D  Sularso,Elemen Mesin, hal:170 ket : L = panjang keliling sabuk mm C = jarak sumbu poros mm

2.5.4. Perencanaan Bantalan