Menguji Kelayakan Model Regresi Hasil Pengujian Hipotesis

Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 2, memperoleh nilai sebesar 82,911. Kemudian pada tabel selanjutnya dapat dilihat nilai -2 log likelihood akhir dengan block number = 1, nilai -2 log likelihood pada tabel 4.5 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 log likelihood akhir pada step 20 menunjukkan nilai 76,552. Adanya pengurangan nilai antara -2 log likelihood awal dengan nilai -2 log likelihood akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2005:219. Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan variabel bebas yaitu debt to equity ratio, return on asset, total asset, umur perusahaan dan struktur kepemilikan ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini.

4. Menguji Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fitness test yang diukur dengan nilai chi square pada bagian bawah uji hosmer and lameshow. Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 4.398 8 .820 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian statistik menunjukkan probabilitas signifikansi sebesar 0,820. Nilai signifikansi yang diperoleh ini lebih besar dari 0,05, maka H tidak dapat ditolak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Tabel 4.7 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test KW = Tidak Tepat Waktu KW = Tepat Waktu Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 5 4.410 1 1.590 6 2 3 3.746 3 2.254 6 3 3 3.541 3 2.459 6 4 4 3.311 2 2.689 6 5 4 3.086 2 2.914 6 6 2 2.705 4 3.295 6 7 3 2.204 3 3.796 6 8 1 1.969 5 4.031 6 9 1 1.803 5 4.197 6 10 2 1.225 4 4.775 6 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Dari tabel kontinjensi untuk uji hosmer and lameshow, dapat dilihat bahwa dari 10 langkah pengamatan untuk kategori perusahaan dengan kondisi tepat waktu 1 maupun kondisi tidak tepat waktu 0, nilai yang diamati maupun nilai yang diprediksi, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya.

5. Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.8 Case Processing Summary Unweighted Cases a N Percent Selected Cases Included in Analysis 60 100.0 Missing Cases .0 Total 60 100.0 Unselected Cases .0 Total 60 100.0 a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diambil analisis sebagai berikut: a. jumlah observasi sebanyak 60, dan seluruh observasi telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis b. tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan dengan nilai dummy variabel. Variabel dependen bernilai 1 untuk kategori tepat waktu dan bernilai 0 untuk kategori tidak tepat waktu. Universitas Sumatera Utara c. metode yang digunakan untuk memasukkan data adalah metode enter dimana dengan menggunakan metode ini seluruh variabel bebas independen disertakan dalam analisis data untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap variabel dependen. Selanjutnya, variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen ditampilkan pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 76.552 a .101 .134 a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox Snell R Square sebesar 0,101. Cox Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R 2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Nagelkerke’s R 2 merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell. Untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari satu 1 sampai dua 2, dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R 2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R 2 pada multiple regression. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke’s R 2 menunjukkan angka sebesar 0,134 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel Universitas Sumatera Utara independen adalah sebesar 13,4, sedangkan 86,6 dijelaskan oleh variabel lain diluar model. a. Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Tabel 4.10 Classification Table a Observed Predicted KW Percentage Correct Tidak Tepat Waktu Tepat Waktu Step 1 KW Tidak Tepat Waktu 18 10 64.3 Tepat Waktu 11 21 65.6 Overall Percentage 65.0 a. The cut value is .500 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Tabel 4.10 di atas menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Kekuatan prediksi model untuk peringkat tepat waktu adalah sebesar 65,6. Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan ada 21 unit analisis yang diprediksi tepat waktu dalam pelaporan keuangan dari total 32 unit analisis yang mendapatkan peringkat tepat waktu dalam pelaporan keuangan. Kekuatan prediksi model untuk peringkat tidak tepat waktu adalah sebesar 64,3, yang Universitas Sumatera Utara berarti bahwa model regresi yang diajukan ada 18 unit analisis yang tepat waktu dalam pelaporan keuangan dari 28 unit analisis yang diobservasi. b. Menguji Koefisien Regresi Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik. Tabel 4.11 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB 95.0 C.I.for EXPB Lower Upper Step 1 a DER -.289 .348 .693 1 .405 .749 .379 1.480 ROA 3.488 7.705 .205 1 .651 32.721 .000 1.183E8 TA .000 .000 2.476 1 .116 1.000 1.000 1.000 UP -.068 .046 2.196 1 .138 .935 .855 1.022 SK .008 .018 .188 1 .664 1.008 .973 1.043 Constant .219 1.040 .044 1 .833 1.245 a. Variables entered on step 1: DER, ROA, TA, UP, SK. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2010 Tabel 4.11 di atas memperlihatkan hasil pengujian hipotesis regresi logistik pada tingkat signifikansi lebih besar dari 5 sehingga variabel Debt to Equity Ratio DER, Return on Asset ROA, Total Asset TA, Umur Perusahaan UP, dan Struktur Kepemilikan SK tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut pada kolom B maka diperoleh model persamaan regresi logistik sebagai berikut : Y= 0,219 – 0,289X 1 + 3,488X 2 + 0,000X 3 – 0,068X 4 + 0,008X 5 Universitas Sumatera Utara Konstanta sebesar 0,219 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan nilai DER, ROA, TA, UP, dan SK, maka kemungkinan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan sebesar 0,219.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Debt to Equity Ratio dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik di atas menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,289 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,405 lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Setiady 2006 dan bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Catrinasari 2006. Hal ini tidak sesuai dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa perusahaan dengan tingkat solvabilitas yang tinggi cenderung terlambat menyampaikan laporan keuangan. 2. Hubungan Return on Asset dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik di atas menunjukkan bahwa variabel return on asset memiliki nilai koefisien positif sebesar 3,488 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,651 lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 104 115

Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI

1 19 93

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 31

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU DALAM PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 5 106

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI

0 0 2

Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 25