Dasar Teori Tenik Pemeliharaan Pada Bantalan Turbin

4.5 Tenik Pemeliharaan Pada Bantalan Turbin

4.5.1 Dasar Teori

Pada PKS. SINARMAS bagian bantalan pendukung poros turbin digunakan bantalan luncur journal bearing. Pelumasan yang terjadi pada bantalan ini adalah hydrostatic lubrication. Disini pada lapisan film minyak pelumas timbul karena adanya tekanan dari luar pompa. Tekanan ini dilakukan karena berat poros besar hingga gaya selancar tidak mampu menggankat poros. Gambar 4.6 Pelumasan pada poros turbin Beberapa penyebab kerusakan bantalan diantaranya adalah keretakan bantalan, keausan, pemasangan yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak cocok, kerusakan dalam pembuatan komponen dan material yang tidak sesuai dengan kondisi operasional. Yang terjadi di lapangan kerusakan pada bantalan akibat dari keausan. Akibat dari kondisi operasional ini, maka dicari bahan yang cocok untuk digunakan sebagai bantalan luncur, sebagai bahan altenatif bantalan luncur digunakan bahan paduan tembaga-seng kuningan yang diproduksi dari pabrik produk standar. Bahan bantalan yang cocok untuk temperatur tersebut adalah paduan tembaga-seng. Dalam memilih bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi syarat-syarat antara lain lebih lunak dari bahan poros, keras dan kenyal dan mempunyai sifat luncur yang sempurna dan memiliki daya hantar panas yang Universitas Sumatera Utara baik sehingga dapat membuang panas yang terjadi. Beberapa tipe keretakan atau patahnya material yaitu: patah rapuh, patah kenyal dan patah akibat faktor kelelahan fatigue serta pecah pada komponen akibat keausan karena gesekan. Pada saat poros berputar, gesekan terjadi berulang-ulang antar poros dengan bantalan, hal ini dapat mengakibatkan keausan pada bagian permukaannya. Besarnya gesekan bisa menyebabkan komponen struktur bantalan poros mengalami overheat hingga macet atau menyebabkan keausan pada bantalan poros. Kekasaran permukaan bidang kontak antara poros dengan bantalan roda dan dengan adanya gaya gesek yang besar, menyebabkan keausan pada bantalan poros roda semakin mudah.

4.5.2 Tahapan Pelaksanaan Analisa Corective Maintenance