Truck Mounted Crane Cara Kerja Truck Mounted Crane

19 c. Kondisi lokal yang spesifik. Kondisi ini termasuk dalam hal luas, bentuk lokasi, jenis dan desain gedung. Berdasarkan atas berbagai pertimbangan diatas, maka dipilihlah crane yang dipasang pada sebuah truk sebagai sebuah pesawat pengangkat mobil yang rusak karena crane yang dipasang pada truk ini lebih efisien selain dapat mengangkat juga dapat mengangkut mobil yang rusak tersebut ke tempat yang relatif jauh.

2.4 Keadaan Lapangan Pembangunan PKS

Adapun kondisi dilapangan dalam pembangunan pabrik kelapa sawit dilapangan dalam hal pemasanganereksi setiap unit pabrik sangat luas tempatnya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat yang efisien guna mempercepat pembangunannya. Dalam hal ini, Truck Mounted Crane merupakan salah satu alat yang efisien karena alat tersebut dapat berpindah – pindah.

2.5 Truck Mounted Crane

Crane yang dipasang di atas truck truck mounted crane dalam tugas sarjana ini adalah seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.1 di bawah ini. Crane dilengkapi dengan rangkaian peralatan yang dipasang di atas meja putar. Untuk penjelajahan traveling, crane beroperasi seperti layaknya truk yang dikemudikan oleh supir. Pada dasarnya pengoperasian tipe crane tergantung kepada sifat beban dan kondisi lapangan. Jadi berhubungan dengan kendaraan pengangkutnya. Gambar 2.1 Truck Mounted Crane Universitas Sumatera Utara 20

2.6 Cara Kerja Truck Mounted Crane

Truck Mounted Crane ini menggunakan menggunakan motor bakar sebagai penggerak utama yang dipakai untuk semua arah gerakan. Adapun gerakan-gerakan utama dari Truck Mounted Crane ini adalah sebagai berikut: Pada dasarnya Truck Mounted Crane bekerja terdiri dari sebuah reservoir fluida, pompa hidrolik yang digerakkan dengan motor bakar diesel, sistem katup valve untuk mengendalikan dan mengarahkan aliran pompa, aktuator untuk melakukan kerja yang diinginkan, swing motor untuk melakukan gerakan memutar hingga sudut 360 derajat, travel motor untuk melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Agar sistem hidrolik dapat dioperasikan maka sistem tersebut harus memiliki komponen-komponen berikut: a. Fluida oli hidrolik b. Reservoir tangki c. Filter d. Pompa e. Katup pengarah f. Silinder Hidrolik g. Travel motor h. Swing motor i. Joystick j. Lines k. Katup pengatur tekanan l. Pendingin cooler Pada saat Truck Mounted Crane hidup tanpa beban maka proses kerja dari sistem hidroliknya adalah pompa utama digerakkan oleh engine sehingga oli hidrolik akan dialirkan dari tangki melalui filter menuju katup pengarah control valve. Dari sini oli akan kembali lagi ke tangki melalui relief valve katup pengatur tekanan pada katup pengarah. Pada pilot pump, oli hidrolik akan mengalir dari tangki menuju pilot filter dan akan kembali ke tangki melalui relief valve pada filter itu sendiri. Perhatikan gambar 2.2 berikut ini. Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.2. Sistem hidrolik tanpa beban Namun jika Truck Mounted Crane hidup dengan beban maka pompa akan mengalirkan oli hidrolik dari tangki melalui filter menuju katup pengarah. Karena joystick digerakkan maka oli dari pompa pilot akan mengalir dari tangki melalui pilot filter menuju joystick. Lalu oli hidrolik dialirkan dari joystick menuju katup pengarah untuk memberikan perintah menggerakkan katup pengarah. Maka oli hidrolik dari pompa utama akan mengalir menuju bagian yang diberikan perintah untuk bekerja misalnya; silinder hidrolik, swing motor atau travel motor. Tekanan yang bekerja pada boom, stick, dan travel sirkuit adalah 5000 psi, tekanan ynag bekerja pada swing sirkuit adalah 3630 psi, sedangkan tekanan yang bekerja pada pilot pump adalah 566 psi. Tekanan ini harus tercapai untuk menghasil kerja yang baik. Tangki Pompa utama Pompa pilot Katup Pengarah Control Valve Filter Pilot Filter Hidrolik Engine Joystick dan Travel stick Universitas Sumatera Utara 22 Pompa utama terdiri dua buah pompa yaitu pompa 1 dan pompa 2. Satu buah pompa berfungsi untuk mengalirkan oli hidrolik sehingga dapat melakukan langkah kerja gerakan silinder boom, dan travel motor sebelah kanan yang diatur oleh joystick sebelah kanan. Sedangkan pompa lainnya berfungsi untuk mengalirkan oli hidrolik sehingga dapat melakukan langkah kerja gerakan silinder stick, swing motor, dan travel motor sebelah kiri dan diatur oleh joystick sebelah kiri. a. Gerak Traveling Yang dimaksud dengan gerak traveling adalah gerakan menjelajah seperti truck pada umumnya. Bila truck hanya digunakan untuk traveling, aliran transmisi daya dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini : Joystick dan Travel stick Tangki Pompa utama Pompa pilot Katup Pengarah Control Valve Filter Pilot Filter Hidrolik Gambar 2.3. Sistem hidrolik dengan beban BebanLoad Engine Universitas Sumatera Utara 23 Gambar 2.4 Mekanisme Gerakan Traveling Dari Engine 1 dilanjutkan ke poros transmisi 2 lalu ke roda gigi pengatur 3. Dengan menggunakan tuas, roda gigi pengatur dapat saling berhubungan atau terpisah dengan pasangannya. Bila roda gigi pengatur berhubungan dengan pasangannya maka poros gardan 4 tidak berputar. Bila truck dalam keadaan traveling menjelajah maka poros gardan harus berputar sehingga roda gigi pengatur terlepas dari pasangannya. Oleh sebab itulah dalam keadaan traveling, crane tidak dapat dioperasikan. Selanjutnya putaran dari poros gardan diteruskan ke poros roda 6 melalui roda gigi diferensial 5. b. Gerakan Hoisting Gerakan Hoisting adalah gerakan naik turun beban dimana beban yang telah dipasang pada kait hook diangkat atau diturunkan dengan tali baja yang terpasang pada hoisting drum. Dalam hal ini beban dapat naik turun sesuai dengan arah putaran drum. Untuk menaikkan beban digunakan hoisting drum dengan cara rem dalam hoisting drum yang berputar karena terikat dengan poros drum akan bekerja menjepit drum sehingga drum ikut berputar pula. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.5 dibawah ini: Universitas Sumatera Utara 24 Gambar 2.5 Gerakan Hoisting Drum Apabila ketinggian beban telah sesuai dengan yang diinginkan, maka hoisting drum yang berputar akan dihentikan oleh rem diluar hoisting drum bersamaan dengan dilepasnya rem dalam hoisting drum. Pada keadaan ini posisi beban dalam keadaan tergantung sebab hoisting drum tidak lagi berputar. Selanjutnya untuk gerakan penurunan beban, rem diluar hoisting drum dilepas secara perlahan-lahan agar penurunan beban dapat terkendali. Maka secara gravitasi beban akan turun dengan sendirinya. c. Gerakan Elevating Gerakan Elevating adalah gerakan naik turun boom sekaligus menyebabkan beban terangkat atau menjadi turun. Boom yang diangkat atau diturunkan dengan memakai tali baja yang dipasang pada elevating drum. Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.6. Gerak Elevating Drum Untuk menaikkan boom maka rem dalam elevating drum yang berputar karena terikat dengan poros drum, akan bekerja menjepit elevating drum sehingga elevating drum ikut berputar pula. Apabila ketinggian boom telah sesuai dengan yang diinginkan, maka drum yang berputar akan dihentikan oleh rem di luar elevating drum bersamaan dengan dilepasnya rem dalam elevating drum. Pada keadaan ini posisi boom dalam keadaan tergantung sebab elevating drum tidak lagi berputar, karena bobot boom begitu besar ditambah boom harus menahan beban, supaya boom tidak melorot turun maka rem luar perlu dibantu dengan racet. Dengan adanya racet, elevating drum dapat berputar menaikkan boom tetapi elevating drum tidak dapat berputar untuk menurunkan boom karena desain bentuk gigi racet itu sendiri. Untuk penurunan boom juga dilakukan secara gravitasi. Elevating drum yang telah berhenti berputar dilepas pengunci racet-nya bersamaan dengan dilakukannya pengereman di luar elevating drum secara perlahan-lahan agar penurunan boom dapat terkendali. d. Gerak Swing Gerak swing adalah gerakan berputarnya boom dan beban baik ke kiri maupun ke kanan pada turn table. Gerakan ini dapat memutar turn table 360º. Turn table adalah landasan bagi boom dan peralatan angkat lainnya. Universitas Sumatera Utara 26

BAB III PERENCANAAN PERLENGKAPAN CRANE

Perlengkapan crane diperlukan untuk melayani gerakan naik, gerakan turun, ataupun gerakan swing dari beban. Perencanaan perlengkapan crane yang akan dibahas berdasarkan kebutuhannya yang sangat dominan yaitu: a. Kait b. Mur pengikat kait c. Batang lintang d. Tali baja e. Pulley f. Drum

3.1 Perencanaan Kait Hooke

Kait Hooke digunakan untuk menggantung beban yang akan diangkat. Kait umumnya mempunyai penampang trapesium, dimana bagian dalam dibuat lebih lebar dari bagian luar. Bentuk penampang trapesium selain akan menghemat pemakaian bahan dan desain yang lebih sederhana, juga untuk mengantisipasi tegangan yang terjadi pada sisi dalam. Pada perencanaan ini digunakan jenis kait tunggal Single Hooke atau disebut Standard Hooke, dikarenakan kapasitas angkatnya masih di bawah 50 ton Lit. 1. Hal. 86.

1.1.1. Pemilihan Bahan Kait

Bahan untuk kait, proses pengerjaannya dilakukan dengan proses penempaan dan pengecoran. Pada proses pengecoran bahan yang telah dicor dibersihkan, kemudian dikerjakan dengan mesin. Selanjutnya dilakukan pemanasan atau penempaan. Bahan kait yang dipilih adalah Baja JIS G 4051 Baja Karbon dengan lambang S 50 C yang mempunyai tegangan patah bahan σ b = 75 kgmm 2 Lit. 2. Hal. 329. Universitas Sumatera Utara