Ukuran Roda Gigi Dengan sudut kerja 40

60 Momen torsi untuk 1drum M t = = 5163,9 kg cm

5.2. Ukuran Roda Gigi

Roda gigi yang dipakai pada perencanaan ini adalah roda gigi lurus, dimana pemakaian putaran roda gigi pada drum n drum = 314,28 rpm, maka dalam hal ini untuk menentukan ukuran atau menghitung roda gigi terlebih dahulu harus menghitung dari roda gigi lurus ini, yang mana modul dapat dihitung dengan rumus. Gambar 5.2. Roda Gigi • Modul m m = …………………………………………………………. Lit 1 hal 214 Dimana : d = diameter lingkaran jarak bagi 200 mm z tot = Z 1 + Z 2 + Z 3 + Z 4 + Z 5 = 10 + 20 + 8 + 24 + 38 = 90 buah Maka : m = = 2,2. 2 diambil m = 2 Universitas Sumatera Utara 61 • Tebal gigi t t = Dimana : α = sudut kemiringan gigi 20 = α = 20 mm • Tinggi kepala gigi addendum a ………………………… Lit 4 hala 156 Dimana : P = jumlah gigi setiap inci 2 diambil a = = 0,5 inci = 12,7 12 mm diambil • Tinggi gigi kaki dedeumbum b b = = = 0,625 inci b = 15,875 mm 16 mm diambil • Tinggi gigi n h = a + b = 12 + 16 = 28 mm • Diameter pully dp dp = m.z = 2.90 = 180 mm • Diameter wire do do = dp + 2 x m = 180 + 2 x 2 = 184 mm Universitas Sumatera Utara 62 • Diameter dalam di di = dp - 2 x m = 180 - 2 x 2 = 176 mm

5.3 Perhitungan Rem Main Host

Fungsi utama dari rem adalah untuk mengatur kecepatan penurunan muatan ataupun untuk menahan muatan agar diam. Rem digunakan juga untuk menyerap inersia massa yang bergerak truck, crane, muatan, dan sebagainya , yang mana efek pengeraman secara mekanis diperoleh dengan gesekan Rem yang digunakan pada mekanisme pengangkat ini adalah jenis rem sepatu ganda. Rem sepatu atau blok dapat di desain dengan sepatu luar atau dalam. Rem sepatu luar adalah jenis rem yang umum digunakan pada mesin pengangkat, sedangkan rem sepatu dalam hanya ditujukan untuk penggunaan crane yang dipasang pada truck.

5.3.1 Pemilihan Roda Rem

Untuk pemilihan roda rem dapat dipilih berdasarkan dari data motor yang digunakan, yaitu : − Putaran n = 1600 rpm − Daya N = 50 Hp Dan kecepatan angkat drum yaitu 11 m menit, maka pada kondisi normal roda rem yang digunakan Lit. 1 Hal 177 Diameter roda rem = 157 mm Lebar roda = 396 mm Maka ukuran roda rem diperoleh dari tabel 29 lit 1, hal 177 dengan interpolasi dengan daya motor 50 Hp. Universitas Sumatera Utara 63

5.3.2. Pemeriksaan Rem Penahan nilai pv

Momen gaya pada poros motor adalah : . 620 . 71 cm kg n N M = Dimana : M = Momen gaya pada poros motor kg.cm N = Daya motor Hp n = Putaran motor rpm Maka : cm kg M M . 125 , 2238 1600 50 . 620 . 71 = = Untuk koefisien gesek lapis frodo rem asbes yang dilapisi jalinan serat kuningan yaitu : 35 , . 45 , d s = µ Lit.1 Hal 144 , maka diambil µ = 0,45.Ukuran lapisan rem direncanakan adalah b : 6 cm dan l : 19 cm Maka tekanan satuan yang diperoleh : 1 . 2 cm kg bl D M p µ = Lit.1 Hal 177 cm cmx cmx cm kg p 19 6 1 . 45 , 7 , 15 . 125 , 2238 = 2 78 , 2 cm kg p = Untuk kecepatan periperial adalah : det 60 . . ik m n D v π = Lit.1 Hal 177 ik m m v det 153 , 13 60 1600 . 157 , . = = π Universitas Sumatera Utara 64 Maka : pv = 2,78 kgcm 2 x 13,153 mdetik pv = 36,565 ik cm m kg det . . 2

5.3.3. Penentuan Momen Gaya Pengereman

Momen statik yang diakibatkan muatan pada poros rem bila rem dipasang pada poros motor, maka daya statik pengereman akan menjadi Hp x Qxv N br η 75 = Lit.4 Hal 48 Dimana : Q = Bobot muatan yang diangkat = 13000 Kg v = Kecepatan = 11 mmenit atau 0,183 mdetik n = Putaran motor = 1600 rpm η = 0,8 diasumsikan Maka : Hp N x x kgx N br br 11 , 36 8 , 60 75 10 13000 = = Maka momen statiknya adalah : . 620 . 71 cm kg n N M br br st = Lit.1 Hal 292 Dimana : n br = Kecepatan poros pengereman = 1600 rpm Universitas Sumatera Utara 65 Maka : . 1637 , 16 . 37 , 1616 1600 11 , 36 620 . 71 m kg M cm kg M M st st st = = = Momen gaya dinamik saat pengereman diacu pada poros rem adalah . 975 , 375 2 2 m kg nt v G t n D G M br br dyn η δ + = Dimana : δ = Koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi, diambil 1,15 Lit.1 Hal 292 GD 2 = Momen girasi akibat komponen yang terpasang pada poros motor kgm 2 Dimana : GD 2 couple = I .4 . g Untuk I = Momen Inersia = 0,03 kg.mdet 2 Lit.1 Hal 289 g = Percepatan Gravitasi = 9,81 mdet 2 GD 2 couple = 0,03kg.mdet 2 . 4 . 9,81 mdet 2 = 1,1772 kg. m 2 Sedangkan GD 2 rotate = 0,78 kg.m 2 diasumsikan Maka diperoleh GD 2 = GD 2 rotate + GD 2 couple GD 2 = 0,78 kg.m 2 + 1,1772 kg.m 2 GD 2 = 1,9572 kg. m 2 v = Kecepatan angkat drum = 0,183 mdetik Universitas Sumatera Utara 66 η = Effisiensi total mekanisme = 0,85 t br = Waktu pengereman = 1 detik Jadi : m kg M rpmx x m kgx x x rpm x m kg x M dyn dyn . 828 , 9 det 1 1600 85 , det 183 , 13000 975 , det 1 375 1600 . 9572 , 1 15 , 1 2 2 = + = Maka momen gaya yang diperlukan untuk pengereman M br = M` st + M` dyn M br = 16,1637 kg.m+ 9,828 kg.m M br = 25,9917 kg. m Pemeriksaan momen gaya pengereman dengan memakai koefisien pengereman diperoleh : . . ` m kg M M st br β = Dimana : β = Koefisien pengereman diambil dari tabel 40 untuk pelayanan sedangmedium = 2,0 Lit.1 Hal 296 Maka : m kg M mx kg M br br . 9834 , 51 , 2 . 9917 , 25 = = Dari hasil diatas, untuk perhitungan momen gaya pengereman M br harus mempunyai nilai terbesar, yaitu M br = 51,9834 kg.m Universitas Sumatera Utara 67

5.4 Mekanisme Lengan boom Crane

Sebelumnya penulis telah melakukan survei di perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor dan menyewakan alat-alat berat yaitu mesin-mesin yang biasanya digunakan dalam pembangunan gedung-gedung, jalan raya, dan pembangunan-pembangunan proyek lainnya. Salah satu dari jenis alat-alat tersebut adalah pesawat angkat jenis truck crane yang akan kita analisa. Seperti yang telah penulis jelaskan pada bab sebelumnya, pada skirpsi ini penulis hanya akan membahas atau mengambil satu bagian komponen saja dari pesawat angkat jenis truck crane untuk dianalisa besar gaya-gayanya, serta menganalisa hubungan antara besar sudut lengan dengan beban pengangkatan yang dilakukan lengan boom pada saat proses pengangkatan beban baik dalam jumlah beban minimum ataupun dalam jumlah maksimum. Lengan pada truck crane ini terdiri dari tiga seksi section yang setiap lengan tersebut memiliki dimensi yang berbeda-beda pada luas penampang dan panjangnya. Hal ini bertujuan agar pembebanan pada saat proses pengangkatan akan merata dan bertumpu pada satu titik yang telah diperhitungkan keamanannya. Untuk menganalisa lengan boom dari truck crane tersebut sebaiknya mengeahui terlebih dahulu skema dan prinsip kerja dari truk crane itu sendiri secara keseluruhan dan dalam keadaan panjang maksimal. Untuk lebih jelas bentuk dari lengan crane secara keseluruhan ditunjukkan oleh gambar 5.3 di bawah ini. Gambar 5.3. Lengan Boom crane 3 tingkat dalam keadaan normal Dari skema keseluruhan truck crane tersebut dapat dilihat dengan jelas bagian lengan boom yang akan dianalisa arah gaya dan besarnya. Namun untuk Universitas Sumatera Utara 68 lebih jelasnya kita akan melihat lengan dari crane dengan cara memisahkan bagian lengan dari truck crane tersebut. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.3. adalah lengan boom dalam keadaan normal tidak dipanjangkan. Untuk lebih jelasnya, contoh profil dari lengan teleskopik adalah seperti pada gambar 5.4 dibawah ini : Gambar 5.4. Profil Lengan Teleskopik Setelah mengetahui lengan boom crane pada keadaan normal tidak dipanjangkan selanjutnya harus mengetahui keadaan lengan pada saat maksimum dipanjangkan agar dapat membandingkan perbedaan antara keduanya. Ketika lengan crane dipanjangkan secara maksimal maka lengan akan memiliki panjang menjadi hampir tiga kali lipat dari keadaan normal lengan tidak dipanjangkan. Dan untuk lebih jelas lagi mekanisme atau prinsip kerja pemanjangan dari lengan boom crane dengan tiga tingkat ini dapat dilihat pada gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 5.5. Mekanisme Lengan boom Secara Maksimum Sebelumnya harus ditentukan gaya-gaya yang terjadi pada lengan boom secara keseluruhan. Untuk lebih jelasnya pada gambar 5.6. akan ditunjukkan gaya- gaya yang terjadi pada lengan dari crane ketika dalam keadaan panjang dan beban maksimum. Gambar 5.6. Arah gaya-gaya yang terjadi pada lengan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 70 Universitas Sumatera Utara 70

5.4.1 Dimensi Lengan : Dimensi lengan Boom :

1 Lengan 1 Panjang L : 10,9 m Lebar b o : 390 mm Tinggi h o : 640 mm Tebal t : 20 mm 2 Lengan 2 Panjang L : 7,567 m Lebar b o : 350 mm Tinggi h o : 600 mm Tebal t : 20 mm 3 Lengan 3 Panjang L : 7,567 m Lebar b o : 310 mm Tinggi h o : 560 mm Tebal t : 20 mm

5.4.2 Perhitungan Berat Lengan Boom Crane

Dengan menggunakan data-data dimensi dari lengan dapat dihitung berat lengan boom dari crane itu sendiri. Maka untuk mencari berat lengan dapat digunakan persamaan-presamaan sebagai berikut: Beban total yang akan diangkat lengan adalah : W x = Q p + Q b Dimana : W x = Beban total yang akan diangkat Q p = Kapasitas angkat maksimum crane Q b = Berat lengan boom pengangkat Universitas Sumatera Utara 71 Untuk mengetahui berat lengan boom dapat digunakan persamaan : Q b = A x L x γ Dimana : Q b = Berat lengan boom A = Luas penampang boom L = Panjang boom γ = Berat jenis baja Nm 3 = 77000 Nm 3 Untuk mencari luas penampang dapat digunakan persamaan : A = h o x b o – h o – 2t x b o – 2t Kurt M. Marshek hal-56 Maka dapat dihitung berat lengan 1,2 dan 3 adalah : Lengan 1 : A = 640 mm x 390 mm – 640 mm – 2.20 mm x 390 mm – 2.20 mm = 249600 mm 2 – 210000 mm 2 = 39600 mm 2 = 0,0396 m 2 Q b 1 = 0,0396 mm 2 x 10,9 mm x 77000 Nmm 3 = 33236,28 N Lengan 2 : A = 600 mm x 350 mm – 600 mm – 2.20 mm x 350 mm – 2.20 mm = 210000 mm 2 – 173600 mm 2 = 36400 mm 2 = 0,0364 m 2 Q b 2 = 0,0364 mm 2 x 7,567 mm x 77000 Nmm 3 = 21208,787 N Universitas Sumatera Utara 72 Lengan 3 : A = 560 mm x 310 mm – 560 mm – 2.20 mm x 310 mm – 2.20 mm = 173600 mm 2 – 140400 mm 2 = 33200 mm 2 = 0,0332 m 2 Q b 3 = 0,0332 mm 2 x 7,567 mm x 77000 Nmm 3 = 19344,278 N Maka didapat berat total dari ketiga lengan Boom adalah : Q tot = Q b 1 + Q b 2 + Q b 3 Q tot = 31406,76 N + 21208,787 N + 19344,278 N = 71959,825 N Dikethaui : g = 9,81 mdet 2 = 10 mdet 2 Maka berat lengan Boom adalah : = 2 mdet 10 N 71959,825 = 2 2 mdet 10 kg.mdet 71959,825 = 7195,9825 kg = 7,1959825 ton Dari hasil perhitungan di atas telah diketahui berat lengan boom secara keseluruhan. Dan setelah didapat total dari keduanya maka dapat disimpulkan bahwa berat truck crane masih lebih berat dibandingkan dengan jumlah beban keseluruhan yang ada pada lengan boom. Hal ini menunjukkan bahwa truck crane tersebut aman untuk dioperasikan dan telah dirancang. Universitas Sumatera Utara 73 5.4.3 Perhitungan besar gaya – gaya yang terjadi pada lengan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 10 - 70 a Dengan sudut kerja 10 Gambar 5.7. Besar gaya – gaya pada panjang lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 10 Sehingga : X 1 = L 1 . Cos α X 2 = 1 m hasil survei X 3 = L 2 . Cos α X 4 = L. cos α Y 1 = L 1 . Cos α Dari persamaan- persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan pada sudut lengan boom yang paling besar yaitu: X 1 = 2,8 m . cos 10 = 2,757 m X 3 = 13,017 m . cos 10 = 12, 819242 m X 4 = 26,034 m . cos 10 = 25,638485 m Y 1 = 2,8 m . sin 10 = 0,486215 m Universitas Sumatera Utara 74 Analisa gaya-gaya di titik A dan B pada lengan boom dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 10 Untuk gaya-gaya reaksi di tumpuan A dan B dapat di cari dengan menggunakan persamaan kesetimbangan : = 0 = 0 = 0 C A X A B B X Q b = 71959,825 N Q P = 10 ton A Y B Y Gambar 5.8. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut kerja 10 = 0 Q P X 4 + Q b X 3 – A y X 2 = 0 10.000 N 25,638485 m + 71959,825 N12,819242 m – A y 1 m =0 A y = A y = 1178855,261 N = 0 A y – B y + Q b + Q P = 0 1178855,261 N - B y + 71959,825 N + 10.000 N = 0 - B y = 117855,261 N + 71959,825 N + 10.000 N B y = -1260815,086 N Universitas Sumatera Utara 75 = 0 - A y X 1 + A x Y 1 = 0 - 117885,2661N 2,75 m + A x 0,486215 m= 0 A x = A x = 6684499,562 N = 0 - A x + B x = 0 - 6684499,562 N + B x =0 B x = 6684499,562 N = 0 -A y X 2 + Q b X 3 + Qp X 4 = 0 - 1178855,261 N 1 m + 71959,825 N 12,819242 m + 10.000 N 25,638485 m = 0 - 1178855,261 Nm + 1178855,261 Nm = 0 Maka akan diperiksa : C A X A B B X Q b = 71959,825 N Q P = 10 ton A Y B Y Gambar 5.9. Besar gaya - gaya pada lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 10 = 0 - A x + B x = 0 - 668499,562 N + 68499,562 N = 0 …………………..…………… Benar = 0 A y + B y + Q b + Q P = 0 1178855,261 N – 1260815,08 N + 71959,825 N + 10000 N = 0 1178855,261 N – 1178855,261 N = 0……………………………….Benar Universitas Sumatera Utara 76 b Dengan sudut kerja 20 Gambar 5.10. Besar gaya – gaya pada panjang lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 20 Sehingga : X 1 = L 1 . Cos α X 2 = 1 m hasil survei X 3 = L 2 . Cos α X 4 = L. cos α Y 1 = L 1 . Cos α Dari persamaan- persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan pada sudut lengan boom yang paling besar yaitu: X 1 = 2,8 m . cos 20 = 2,6314 m X 3 = 13,017 m . cos 20 = 12, 232 m X 4 = 26,034 m . cos 20 = 24,464 m Y 1 = 2,8 m . sin 20 = 0,9576 m Analisa gaya-gaya di titik A dan B pada lengan boom dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 20 Universitas Sumatera Utara 77 Untuk gaya-gaya reaksi ditumpuan A dan B dapat di cari dengan menggunakan persamaan kesetimbangan : = 0 = 0 = 0 C A X A B B X Q b = 71959,825 N Q P = 10 ton A Y B Y Gambar 5.11. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut kerja 20 = 0 Q P X 4 + Q b X 3 – A y X 2 = 0 10.000 N 24,264 m + 71959,825 N12,232 m – A y 1 m =0 A y = A y = 1122852,579 N = 0 A y – B y + Q b + Q P = 0 1122852,579 N - B y + 71959,825 N + 10.000 N = 0 - B y = 1122852,579 N + 71959,825 N + 10.000 N B y = -1204812,404 N = 0 - A y X 1 + A x Y 1 = 0 - 1122852,579N 2,6314 m + A x 0,9576 m= 0 A x = Universitas Sumatera Utara 78 A x = 3085499,453 N = 0 - A x + B x = 0 - 3085499,453 N + B x =0 B x = 3085499,453 N = 0 -A y X 2 + Q b X 3 + Qp X 4 = 0 - 1122852,579N 1 m + 71959,825 N 12,232 m + 10.000 N 24464 m = 0 - 1122852,579 Nm + 1124852,579 Nm = 0 Maka akan diperiksa : C A X A B B X Q b = 71959,825 N Q P = 10 ton A Y B Y Gambar 5.12. Besar gaya – gaya pada lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 20 = 0 -A x + B x = 0 - 3085499,453 N + 3085499,453 N = 0 ………………..…………… Benar = 0 A y + B y + Q b + Q P = 0 1122852,579 N – 1204812,404 N + 71959,825 N + 10000 N = 0 1122852,579 N – 1122852,579 N = 0………………………….…….Benar Universitas Sumatera Utara 79 c Dengan sudut kerja 30 Gambar 5.13. Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 30 Sehingga : X 1 = L 1 . Cos α X 2 = 1 m hasil survei X 3 = L 2 . Cos α X 4 = L. cos α Y 1 = L 1 . Cos α Dari persamaan- persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan pada sudut lengan boom yang paling besar yaitu: X 1 = 2,8 m . cos 30 = 2,42487 m X 3 = 13,017 m . cos 30 = 12, 273 m X 4 = 26,034 m . cos 30 = 22,5461 m Y 1 = 2,8 m . sin 30 = 1,4 m Universitas Sumatera Utara 80 Analisa gaya-gaya di titik A dan B pada lengan boom dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 30 Untuk gaya-gaya reaksi ditumpuan A dan B dapat di cari dengan menggunakan persamaan kesetimbangan : = 0 = 0 = 0 C Q b = 71959,825 N Q P = 10 ton A X A B B X A Y B Y Gambar 5.14. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut kerja 30 = 0 Q P X 4 + Q b X 3 – A y X 2 = 0 10.000 N 22,5461 m + 71959,825 N11,273 m – A y 1 m =0 A y = A y = 1036664,107 N = 0 A y – B y + Q b + Q P = 0 1036664,107 N - B y + 71959,825 N + 10.000 N = 0 - B y = 1036664,107 N + 71959,825 N + 10.000 N B y = -1118623,932 N = 0 - A y X 1 + A x Y 1 = 0 - 1036664,107 N 2,42487 m + A x 1,4 m= 0 A x = A x = 1795554,067 N Universitas Sumatera Utara 81 = 0 - A x + B x = 0 - 1795554,067 N + B x =0 B x = 1795554,067 N = 0 -A y X 2 + Q b X 3 + Qp X 4 = 0 - 106664,107 N 1 m + 71959,825 N 11,273 m + 10.000 N 22,5461 m = 0 - 1036664,107 Nm + 1036664,107 Nm Maka akan diperiksa : C Q b = 71959,825 N Q P = 10 ton A X A B B X A Y B Y Gambar 5.15. Besar gaya - gaya pada lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 30 = 0 - A x + B x = 0 - 1795554,067 N + 1795554,067 N = 0 ………………..…………… Benar = 0 A y + B y + Q b + Q P = 0 1036664,107 N – 1118623,92 N + 71959,825 N + 10000 N = 0 1036664,107 N – 1036664,107 N = 0……………………………….Benar Universitas Sumatera Utara 82

d. Dengan sudut kerja 40

Gambar 5.16. Besar gaya-gaya pada panjang lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 40 Sehingga : X 1 = L 1 . Cos α X 2 = 1 m hasil survei X 3 = L 2 . Cos α X 4 = L. cos α Y 1 = L 1 . Cos α Dari persamaan- persamaan di atas dapat dilakukan analisa perhitungan pada sudut lengan boom yang paling besar yaitu: X 1 = 2,8 m . cos 40 = 2,1449 m X 3 = 13,017 m . cos 40 = 9,9716 m X 4 = 26,034 m . cos 40 = 19,9432 m Y 1 = 2,8 m . sin 40 = 1,7998 m Universitas Sumatera Utara 83 Analisa gaya-gaya di titik A dan B pada lengan boom dalam keadaan panjang dan beban maksimum dengan sudut kerja 40 Untuk gaya-gaya reaksi ditumpuan A dan B dapat di cari dengan menggunakan persamaan kesetimbangan : = 0 = 0 = 0 C Q P = 10 ton Q b = 71959,825 N A X A B B X A Y B Y Gambar 5.17. Arah gaya-gaya di titik A dan B dengan sudut kerja 40 = 0 Q P X 4 + Q b X 3 – A y X 2 = 0 10.000 N 19,9432 m + 71959,825 N9,9716 m – A y 1 m =0 A y = A y = 916986,591 N = 0 A y – B y + Q b + Q P = 0 916986,591 N – B y + 71959,825 N + 10.000 N = 0 - B y = 916986,591 N + 71959,825 N + 10.000 N B y = -998946,416 N = 0 - A y X 1 + A x Y 1 = 0 - 916986,591 N 2,1449 m + A x 1,7998 m= 0 A x = A x = 1092812,834 N Universitas Sumatera Utara 84 = 0 - A x + B x = 0 - 1092812,834 N + B x =0 B x = 1092812,834 N = 0 -A y X 2 + Q b X 3 + Qp X 4 = 0 - 916986,591 N 1 m + 71959,825 N 9,9716 m + 10.000 N 19,9432 m = 0 - 916986,591 Nm + 916986,591 Nm = 0 Maka akan diperiksa : C Q P = 10 ton Q b = 71959,825 N A X A B B X A Y B Y Gambar 5.18. Besar gaya – gaya pada lengan dan beban maksimum dengan sudut kerja 40 = 0 - A x + B x = 0 - 1092812,834 N + 1092812,834 N = 0 ……………….…………… Benar = 0 A y + B y + Q b + Q P = 0 916986,591 N – 998946,416 N + 71959,825 N + 10000 N = 0 916986,591 N – 916986,591 N = 0……………...…………………….Benar Universitas Sumatera Utara 85

e. Dengan Sudut Kerja 50