besarnya sudut rugi dielektrik, menambah permitivitas dan mengurangi kemampuan kelistrikan bahan.
Pada penggunaan bahan isolasi di daerah tropis harus diperhatikan 2 hal yaitu: perubahan sifat kelistrikan setelah bahan direndam dan kecepatan
pertumbuhan jamur pada bahan tersebut. Karena hal-hal tersebut maka bahan isolasi sebaiknya dilapisi dengan bahan anti jamur, antara lain: paranitro phenol,
pentha chloro phenol.
3.4.6. Resistansi Radiasi
Sifat bahan isolasi sering dipengaruhi energi radiasi yang menerpa bahan isolasi tersebut, pengaruh ini dapat mengubah sifat bahan isolasi.
Radiasi sinar matahari mempengaruhi umur bahan isolasi, khususnya jika bahan tersebut bersinggungan langsung dengan oksigen. Sinar ultra violet dapat
merusak beberapa bahan organik yaitu menurunnya kekuatan mekanik, elastisitas dan retak-retak.
Sinar X, sinar-sinar dari reaktor nuklir misalnya: sinar , dan partikel-
partikel radio isotop, mempunyai pengaruh sangat besar pada bahan isolasi. Bahan polimer organik akan menjadi lebih keras dan akan menjadi lebih tahan terhadap
panas jika terkena sinar-sinar tersebut, misalnya: politetraflouroethilen. Kemampuan suatu bahan isolasi untuk menahan pengaruh radiasi tanpa
mengalami kerusakan disebut resistansi radiasi.
3.5. Sifat–sifat Mekanis
Kekuatan mekanis bahan-bahan isolasi maupun logam adalah kemampuan menahan beban dari dalam atau luar. Beberapa sifat mekanis yang dibahas adalah:
kekuatan strength, modulus elastisitas, kekerasan.
3.5.1. Kekuatan
Strength Kekuatan adalah kemampuan bahan untuk tahan terhadap gaya-gaya luar
tanpa mengalami kerusakan. Ukuran kekuatan bahan adalah tegangan maksimumnya, atau gaya terbesar persatuan luas
A F
yang dapat ditahan bahan tanpa patah.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2. Modulus Elastisitas
Elastisitas adalah sifat dari suatu bahan dalam batas tegangan tertentu yang memungkinkan bahan kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengubah
bentuknya dihilangkan. Batas elastisitas adalah tegangan satuan dimana di luar tegangan tersebut suatu bahan isolasi tidak kembali lagi ke bentuk semula. Set
permanen adalah perubahan bentuk yang tetap yang dialami suatu bahan elastisitas akibat mengalami tegangan di luar batas elastis.
Ukuran elastisitas suatu bahan tertentu disebut modulus elasitisitas yang merupakan ukuran dari kekauan suatu bahan elastis atau ketahanannya terhadap
perubahan bentuk akibat pembebanan.
3.5.3. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampaun suatu bahan untuk tahan terhadap penetrasi. Pengujian derajat kekerasan dapat dilakukan dengan penggoresan atau
penumbukan dengan benda lancip terhadap bahan yang dapat mengalami deformasi plastis yaitu logam dan plastik.
Satuan derajat kekerasan bahan dengan penggoresan adalah Moh dengan
intan sebagai bahan terkeras nilainya 10 dan kapur sebagai yang terlunak dengan nilai 1. sedangkan untuk mengukur derajat kekerasan berdasarkan tumbukan
digunakan metode-metode: Brinell, Rockwell dan Vickres. Pada cara pengujian dengan metode Brinell, sebuah bola baja dengan
diameter 10 mm dan sudah diperkeras, ditekankan ke permukaan bahan yang diuji dengan beban statis sehingga menimbulkan lekukan pada permukaan bahan yang
diuji. Derajat kekerasan dapat dihitung dengan persamaan: ker
2
mm lekukan
bidang Luas
kg berikan
gayayangdi asan
Ke
3-15 Derajat kekerasannya dinyatakan dengan satuan Brinell H
G
.
Pada pengujian derajat kekerasan metode Vickres menggunakan intan yang berbentuk piramid. Pengujian dengan cara ini lebih menguntungkan dibanding
dengan metode Brinell, karena pada intan tidak akan terjadi deformasi plastis. Untuk menetukan derajat kekerasannya digunakan persamaan 3-15. yang
Universitas Sumatera Utara
membedakan di sini, lekukannya tidak berbentuk bidang bola. Pada pengujian dengan metode Vickres satuannya dalah Vickres H
D
. Pada pengujian kekerasan dengan metode Rockwell hasil pengujiannya
dapat langsung terbaca pada alat pengujian. Sehingga pengujian dengan metode ini lebih mudah dan cepat. Mata penumbuk yang digunakan adalah intan bebentuk
kerucut untuk bahan yang keras atau bola baja jika bahan yang diuji lunak.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENGUKURAN KESEIMBANGAN SUHU KABEL