dalam http:www.mconway.netpage1page9filesDeng20the20Politican.pdf

13 Pada penelitian keempat merupakan penelitian dari David Sambaugh dengan judul penelitian Deng Xiaoping: The Politician 15 . Dalam artikel ini membahas tentang perilaku politik Deng Xiaoping dari waktu ke waktu, dan artikel ini juga dengan sengaja tidak mengadopsi pendekatan analisis tentang keputusan kebijakan Deng Xiaoping dalam berbagai isu sebagai sebuah indikasi pedoman gaya politiknya. Adapun perilaku politik yang ingin dipelajari dalam penulisan David Sambaugh ini seperti gaya kerja administrasi tatausaha, agenda kebijakan, strategi – strategi, teknik peraturan, sumber dan penggunaan kekuasaan, interaksi dengan rekan kerja, bawahan dan calon penggantinya, dan metode pengambilan keputusan, dan implementasi pelaksanaan penerapan kebijakan. Secara keseluruhan artikel ini meneliti tentang perilaku Deng Xiaoping sebagai individu politik serta tipe gaya kepemimpinannya. Adapun alat yang digunakan oleh David Sambaugh dalam penelitian ini dengan menggunakan tiga paradigma analisis. Pertama, power base approach pendekatan “kekuatan dasar”. Metode ini berguna untuk menganalisis bagaimana politisi bergerak naik melalui hirarki tingkat organisasi partai, prajurit, negara dan mengembangkan wewenang kepemimpinan. Pada pendekatan ini di Cina terdapat empat variasi prinsip yaitu credentialist surat kepercayaan mandat yang melihat kekuatan dari kenaikan politisi melalui pangkat dengan melihat kemampuan dan pengalaman, personal pribadi menjelaskan dasar kekuatan dalam sistem politik Cina ada dua prinsip yaitu 15 David Sambaugh, 1993, Deng Xiaoping: The Politician, The China Quarterly, No. 135, hal. 457 – 490 published Cambrige University Press on behalf of the School of Oriental and African Studies dalam http:www.jstor.orgstable654098 diakses pada tanggal 23 November 2009, pukul

03.15, dalam http:www.mconway.netpage1page9filesDeng20the20Politican.pdf

diakses pada tanggal 16 Juni 2013, pukul 15.50 WIB. 14 pelindung nasabah dan isu dasar jaringan faksi, institutional kelembagaan yang menjelaskan kekuatan dasar Cina adalah akar dari partai, negara dan birokrasi militer, territorial wilayah hukum kekuatan dibawa dari daerah tertentu dari negara. Kedua, “paramounts leader”approuch pendekatan “pemimpin tertinggi”. Ini adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan Deng Xiaoping, khususnya sejauh Deng Xiaoping tidak pernah memegang portofolio resmi Presiden, Ketua atau Sekretaris Jenderal Partai Komunis, atau perdana menteri dalam Dewan Negara, meskipun Deng Xiaoping dijadikan sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral, Ketua Komisi Militer Pusat, dan Wakil Perdana Menteri Dewan Negara. Pendekatan ini berusaha untuk memahami gaya Deng Xiaoping sebagai pemimpin tertinggi bangsa, meskipun ia tidak memegang posisi resmi yang penting. Ketiga, “agenda-setting”agenda – seting. Pada paradigma ini merupakan pendekatan yang mengkaji agenda politik nasional, untuk melihat para pemimpin mampu mengatur suatu agenda nasional. Serta bagaimana seorang pemimpin bernegosiasi dan membangun koalisi kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama untuk mengadopsi dan menerapkan kebijakan yang diberikan. Selanjutnya pada penelitian kelima, penelitian artikel milik Rusdi Amor, Cina dan Hegemoni Baru Ekonomi 16 . Pada abstraksi artikel ini secara garis besar membahas perubahan kebijakan di Cina khususnya pada aspek ekonominya dari 16 Rusdi Amor, 2006, Cina danKuasa Hegemoni Baru Ekonomi, Fakulti Pengajian Antarabangsa Universiti Utara Malaysia, dalam http:www.google.comurl?sa=trct=jq=jurnal20ekonomi20chinasource=webcd=6ca d=rjaved=0CFUQFjAFurl=http3A2F2Fwww.ijms.uum.edu.my2Findex.php2Fjooml a-forums2Fcategory2F9-ijms-vol.-13-no.-1-june-2006-103Fdownload3D90253Achina- dan-kuasa-hegemoni-baru- ekonomiei=QbgkUciLG4jJrQf0ooDQBQusg=AFQjCNHuKR9gTr3snCSZvK7OqRZsFuufxg bvm=bv.42661473,d.bmk , diakses pada tanggal 20 Februari 2013, pukul 19.47 WIB. 15 kebijakan tertutup berubah menjadi kebijakan ekonomi terbuka yang diterapkan oleh pemimpin negara Cina Deng Xiaoping dalam upaya untuk menghasilkan aktivitas perekonomian kompetitif serta kepentingan keanggotaan Cina dalam organisasi perdagangan dunia WTO. Adapun perubahan tersebut memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan perekonomian di Cina dan juga membawa Cina ke ranah internasional sebagai negara yang mampu bersaing dengan negara adidaya lainnya seperti Amerika Serika dan Jepang. Tidak lepas dari peranan penting dibalik kesuksesan Cina ini ialah ketika perubahan kebijakan pintu terbuka itu di terapkan oleh Deng Xiaoping pada era 1978. Berbanding terbalik dengan kondisi Cina sebelum reformasi, Cina masa Mao Zedong merupakan negara dengan masyarakat yang miskin dan tertutup. Namun, kini Cina sudah menjadi negara yang berbeda, yang tebuka untuk dunia global, dan menjadi negara yang siap bersaing dengan negara berpotensi lainnya, serta menjadi calon penguasa hegemoni baru di dunia. Selain daripada itu, dalam penelitian Rusdi Amor juga membahas tentang bergabungnya Cina kedalam WTO dan juga peranan Hong Kong dan Makao yang turut membantu pembangunan politik di Cina. Penelitian terdahulu keenam adalah penelitian bentuk artikel milik Frederick C. Teiwes, dengan judul Politics At The „Core‟: The Political Circumstances Of Mao Zedong, Deng Xiaoping And Jiang Zemin Politik Pada “Inti” : Kondisi Politik Mao Zedong, Deng Xiaoping Dan Jiang Zemin 17 . Pada penelitian ini Teiwes menggunakan konsep „inti.‟ Tujuan dari konsep ini ialah 17 Frederick C.Teiwes, Politics At The „Core‟: The Political Circumstances Of Mao Zedong, Deng Xiaoping And Jiang Zemin, dalam, http:chinainstitute.anu.edu.aumorrisonmorrison61.pdf , diakses pada tanggal 16 Juni 2013, pukul 16.59 WIB. 16 untuk mengkelas - kelaskan sebagai konsep yang akan menjelaskan perbedaan terhadap cara pemimpin Mao Zedong, Deng Xiaoping, dan Jiang Zemin dimana ketiga pemimpin ini hadir sebagai pemimpin pusat Cina dan membawa Cina kepada generasi revolusi. Ketiga pemimpin ini hadir pada generasi yang berbeda, gaya kepemimpinan yang berbeda, dan gagasan yang berbeda pula. Terfokus pada era Mao Zedong dan Deng Xiaoping yang memiliki perbedaan generasi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan yang berbeda menjadikan konsep „inti‟ menjadi alat jitu untuk mengetahui hasil dari tujuan penelitian Teiwes ini. Adapun peran Jiang Zemin namun dalam sejarah melihat Jiang Zemin adalah penerus dalam kepemimpinan Deng Xiaoping, namun tetap ditambahkan dengan gaya kepemimpinannya juga. Batasan – batasan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan melihat dan menelusuri sejarah era kepemimpinan tiga pemimpin inti ini. Seperti misal ketika Cina dibawah era Mao Zedong, merupakan revolusi yang membawa Cina kepada keterbatasan yang diyakini Mao Zedong sebagai sebuah awal kesuksesan Cina, namun berbeda halnya pada gaya kepemimpinan Deng Xiaoping yang pragmatis melihat bahwa kepemimpinan yang kolektif bersama – sama merupakan kebijakan revolusi yang baik buat Cina dengan membuka pasar global Cina. Sedangkan Jiang Zemin pun memiliki sejarah yang berbeda walaupun tidak terlalu signifikan perbedaannya dengan Deng Xiaoping tapi Jiang Zemin merupakan pengikut atau penerus dari gaya kepemimpinan Deng Xiaoping yang berbeda pula dengan gaya kepemimpinan Mao Zedong. 17 Tabel 1. Penelitian Terdahulu. No. Penelitian Terdahulu Metodologi Penelitian atau Alat Analisa Hasil 1. Erlita Tantri, Perkembangan dan Kekuatan perekonomian China. - Deskriptif - Konsep Ekonomi Pasar Bebas. Perubahan kebijakan ekonomi terbuka memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi Cina. Didukung dengan konsistensi Cina dalam mengembangkan pasar menjadi pondasi dasar keberhasilaan perekonomian Cina, khususnya dalam keberhasilan industri dan pertanian, yang juga dipondasi oleh IPTEK dan pendidikan. 2. Yongjiu Shu, Qingfei Zhai, Rui Wang, The Great Open- minded Thinking by Deng Xiaoping and ItsContemporary Significance - Marksisme. Tiga pilar pemikiran terbuka Deng Xiaoping yang terbagi dalam penelitian ini menjadi poin – poin penting sebagai gambaran dari alasan pemikiran Deng Xiaoping melakukan reformasi di Cina. 3. Jungwon Yong, The Technocratic and Its Implication in China - Teori Teknoratik Teknokrat yang diterapkan pada masa reformasi Deng Xiaoping memiliki ciri khas tersendiri, dimana hal itu berbeda dengan masa pemerintahan Mao Zedong sebelumnya. Tekokrasi konsep yang diterapkan di Cina memberikan keuntungan tersendiri bagi keberlangsungan perkembangan ekonomi dan politik Cina pada saat itu. Namun masih tetap menuai kontroversi bagi beberapa kelompok lain yang merasa teknokrat bukan teknisi tetapi hanya berasal dari kaum politisi dengan nama insinyur. 18 4. David Sambaugh, Deng Xiaoping: The Politician, - power base - paramounts leader - agenda-setting Deng Xiaoping masuk kategori gaya pemimpin politik yang transformalis dikarenakan Deng Xiaoping revolusioner. Deng merangsang kebangkitan rakyat sipil untuk sejahtera melalui reformasi ekonomi, sehingga dengan adanya reformasi publik mampu melakukan pendekatan untuk mempelajari politik Cina. 5. Rusdi Amor, Cina dan Hegemoni Baru Ekonomi - Saat diresmikannya pintu terbuka di Cina oleh Deng Xiaoping membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi Cina. Untuk membantu perkembangan tersebut Cina butuh kerjasam yang baik kepada negara lain atau pun organisasi. Salah satu organisasi internasional yang diikuti oleh Cina adalah WTO. Cina bergabung dengan WTO tahun 1990an. Komitmen Cina terhadap WTO membuktikan keseriusan pemerintahan Cina mengambil kebijakan pintu terbuka. Adapun hal lain seperti bekerja sama dengan negara asing seperti Hong Kong, Makau, Jepang, AS, Taiwan dan Korea Selatan. Hasilnya peningkatan ekonomi Cina setiap tahap mengalami peningkatan. 6. Frederick C. Teiwes, Politics AttT he „Core‟ the Political Cirumstances of Mao Zedong, Deng Xiaoping and Jiang Zemin. - Konsep „core‟ inti Adanya perbedaan revolusi masing – masing inti pemerintahan antara Mao Zedong, Deng Xiaoping, dan Juang Zemin. Mao Zedong yang membawa paradigma dasar darmakis pembatasan yang lebih 19 sosialis terhadap segala aspek negara Cina namun memberikan dampak kurang baik bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat Cina. Kemudian gaya kepemimpinan Deng Xiaoping lebih konsisten dengan visi pragmatisnya. Namun Deng Xiaoping tetap menjalankan komunis sebagai pondasi politik Cina. Sedangkan Jiang Zemin mungkin tidak banyak terliat ke „inti‟-an kepemimpinannya hal ini dikarena Jiang Zemin lebih sebagai penerus dari kreasi Deng Xiaoping. Dari keenam penelitian terdahulu diatas, ada yang memiliki perbedaan dan persamaan yang akan diteliti oleh penulis. Perbedaannya pada penelitian ini menegaskan bahwa penelitian ini menggunakan teori persepsi untuk membantu analisis penelitian tentang Pengaruh Deng Xiaoping terhadap Perubahan Kebijakan Ekonomi “Gaige Kaifang” di Cina, sehingga penelitian ini lebih detail dalam menganalisis individu sebagai unit utama yang berperan sebagai pengambil dan faktor perubahan kebijakan suatu negara. Adapun persamaan yang ada juga bukan menjadi suatu kendala bagi penelitian ini, melainkan dapat menjadi sumber – sumber untuk mendukung dan melengkapi penelitian ini. 1.6. Landasan Teoritis. 1.6.1. Teori Persepsi.