dan lingkungan yang sehat melalui pendekatan budaya dan
kesehatan.
1.3 Urgensi Penelitian
‘Dakocan’ merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti karena memiliki urgensi penting di masyarakat baik dalam kehidupoan sosial atau
kesehatan. Urgensi yang utama adalah mengembalikan Warung Kopi terhadap fungsi awal sebagai akses mengkonsumsi kopi atau dalam istilah
“Ngopi”.Selain itu mengembalikan fungsi Ngopi di Warung sebagai tempat pertukaran informasi dan wacana, pengembangan wawasan bahkan untuk
kesepakatan kerjasama mulai dari janji lanjutan hingga tanda tangan kontrak yang membuahkan nilai ekonomi yang lebih.Fungsi sosial ini diharapkan tidak
diganggui oleh fungsi sebagai tempat hiburan yang dapat merusak kesehatan baik fisik, psikologis bahkan sosial masayarakat sendiri.Selain itu juga
memperjelas kajian roadmap penelitian dari Universitas Jember mengenai Kopi.
1.4 Luaran Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan dan tujuan penelitian di atasa, luaran penelitian ini diharapkan berupa hal-hal sebagai berikut:
1. Publikasi ilmiah dari hasil penelitian di tahun pertama dan kedua
2. Model promosi kesehatan bagi “Dakocan’ dan masyarakat pecinta kopi pada
umumnya 3.
Bahan ajar dengan focus kajian Isu starategis bidang sosio kesehatan dan antropologi kesehatan.
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
Skinner merumuskan perilaku sebagai respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar Notoatmodjo, 2003. Menurut Green
1980, perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: a.
Predisposing factors Predisposing factors meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
norma dan unsur lain yang terkait pada individu.
b. Enabling factors
Enabling factors meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang mendukung terjadinya perilaku.
c. Reinforcing factors
Yaitu sikap dan perilaku di luar individu yang menguatkan perilaku seseorang.Misalnya adalah pengaruh dari teman atau kelompok sebaya,
tokoh masyarakat, pemimpin dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa perilaku merupakan sebuah
hasil yang dipengaruhi oleh banyak faktor dan memiliki bentangan yang sangat luas sehingga Benyamin Bloom membagi perilaku ke dalam tiga domain atau
bagian, yaitu : a.
Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan sendiri terbagi dalam 6 tingkatan, yaitu Notoatmodjo, 2003:
1
Tahu Know.
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali recall.
2 Memahami Comprehension. Diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menafsirkan secara benar materi tersebut.
3 Aplikasi Application. Diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang terlah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya.
4 Analisis Analysis. Diartikan sebagi suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih dalam satu struktur dan berkaitan.
5 Sintesis Synthesis. Diartikan sebagai kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi lama yang ada. 6
Evaluasi Evaluation. Diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek.
Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.
b. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Sedangkan menurut Newcomb sikap
merupakan kesiapan dan kesediaan untuk bertindak terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.Sikap
belum merupakan tindakan atau aktivitas, hanya predisposisi suatu tindakan atau perilaku.Merupakan reaksi yang masih tertutup. Ada 4
tingkatan sikap, yaitu Notoatmodjo, 2003: 1
Menerima Receiving. Diartikan sebagai mau dan memperhatikan rangsangan yang diberikan.
2 Merespon Responding. Contohnya memberikan jawaban ketika
ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas.
3 Menghargai Valuing. Contohnya mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan masalah Infeksi Menular Seksual dan HIVAIDS.
4 Bertanggungjawab Responsible. Bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
c. Tindakan Tindakan merupakan respon terhadap rangsangan yang bersifat aktif, dan
dapat di amati. Berbeda dengan sikap yang bersifat pasif dan tidak dapat diamati.Untuk mendukung sikap menjadi tindakan selain diperlukan faktor
pendukung seperti fasilitas, pihak yang mendukung sangat penting perannya. Tindakan sendiri mempunyai beberapa tingkatan Notoatmodjo,
2003: 1
Persepsi Perception. Merupakan praktek tingkat pertama, diharapkan seseorang dapat mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2
Respon Terpimpin Guided Response. Merupakan praktek tingkat kedua, apabila seseorang dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar dan sesuai contoh maka ia dapat dikatakan sudah melakukan respon terpimpin.
3 Mekanisme Mechanism. Apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek
tingkat tiga yaitu tahap mekanisme. 4
Adopsi Adoption. Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
Artinya tindakan
itu sudah
dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.2 Kopi