2.1.2 Jenis-Jenis Narkotika
Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada penjelasan Bab III Pasal 6 ayat 1, dimana narkotika digolongkan menjadi 3 tiga
golongan, sebagai berikut: a.
Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat dipergunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak dipergunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan;
b. Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi danatau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan;
c. Narkotika Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi danatau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Diperoleh dengan jalan mengolah morphine lebih lanjut secara kimia dan berbentuk serbuk atau kristal atau mungkin
batangan padat.
15
Berdasarkan uraian tentang jenis-jenis narkotika diatas berkaitan dengan kasus yang dianalisis pada putusan Mahkamah Agung Nomor 1614KPid.Sus2012,
telah ditemukan barang bukti di tempat tinggal terdakwa yang berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. Lab : 5837KNF2011 tanggal 18
Agustus 2011 memberikan kesimpulan bahwa barang bukti No. 53772011KNF berupa kristal warna putih tersebut merupakan kristal metamfetamina yang terdaftar
dalam narkotika golongan I satu nomor urut 61 Lampiran Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
2.1.3 Jenis-Jenis Tindak Pidana Narkotika
Jenis-jenis tindak pidana narkotika ini telah diatur jelas sebagaimana uraian dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana
berikut : 1
Sebagai Pengguna : a
Sebagai pengguna narkotika Golongan I dikenakan ketentuan pidana berdasarkan Pasal 116 dengan pidana penjara paling
singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan
15
Terdapat dalam penjelasan Pasal 6 ayat 1 huruf a, b, dan c Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah dan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh
milyar rupiah;
b Sebagai pengguna narkotika Golongan II dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 121 dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 12 dua belas tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 delapan ratus rupiah dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 delapan
milyar rupiah;
c Sebagai pengguna narkotika Golongan III dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 126 dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima milyar
rupiah.
2 Sebagai Pengedar
a Sebagai pengedar narkotika Golongan I dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 114 dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah dan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh
milyar rupiah;
b Sebagai pengedar narkotika Golongan II dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 119 dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 12 dua belas tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 delapan ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00
delapan milyar rupiah;
c Sebagai pengedar narkotika Golongan III dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 124 dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima milyar
rupiah
3 Sebagai Produsen
a Sebagai produsen narkotika Golongan I dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 113 dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan paling lama 15 lima belas tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah dan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh
milyar rupiah
b Sebagai produsen narkotika Golongan II dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 118 dengan pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 12 dua belas tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 delapan
ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 delapan milyar rupiah
c Sebagai produsen narkotika Golongan III dikenakan ketentuan
pidana berdasarkan Pasal 123 dengan pidana penjara paling singkat 3 tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 enam ratus juta rupiah dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 lima milyar
rupiah.
Berdasarkan jenis-jenis tindak pidana narkotika tersebut unsur yang didakwakan sebagaimana Pasal 112 ayat 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika dengan tidak adanya hasil laboratorium positif mengakibatkan tidak dapat diketahui secara jelas apakah terdakwa sebagai seorang
pengguna, pengedar, maupun produsen narkotika. Karena status yang melekat pada terdakwa hanya sebagai seorang yang tanpa hak atau melawan hukum terbukti
memiliki narkotika golongan I bukan tanaman yaitu kristal metamfetamina seberat 0,2 nol koma dua gram.
2.1.4 Unsur Pasal Yang Didakwakan