11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaturan Narkotika dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
2.1.1 Pengertian Narkotika dan Tindak Pidana Narkotika
Pengaturan  mengenai  penggunaan  narkotika  sesuai  dengan  ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 yang memberikan hak asasi
bagi  setiap  orang  untuk  mendapatkan  lingkungan  yang  sehat  dan  pelayanan kesehatan yang optimal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 28H ayat 1 Undang-
Undang  Dasar  Negara  RI  Tahun  1945  yang  menyatakan: “Setiap  orang  berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
”. Pengertian  narkotika  menurut  Sudarto,  mengatakan  bahwa  :
Perkataan  narkotika berasal dari perkataan Yunani “Narke”,  yang
berarti terbius, sehingga tidak merasa apa- apa”.
11
Sedangkan Smith Kline  dan  Frech  Clinical  Staff  mengemukakan  definisi  tentang
narkotika.  Narcotic  are  drugs  which  product  insensibillity  or stuporduce  to  their  depresant  offer  on  central  nervous  system,
included in this definition are opium-opium derivativis morphine, codein, methadone. Artinya lebih kurang ialah :  Narkotika adalah
zat-zat  atau  obat  yang  dapat  mengakibatkan  ketidaksadaran  atau pembiusan  dikarenakan  zat-zat  tersebut  bekerja  mempengaruhi
susunan syaraf sentral. Dalam definisi narkotika ini sudah termasuk candu,
zat-zat yang
dibuat dari
candu morphine,
codein,methadone.
12
Dalam  Pasal  1  Undang-undang  Nomor  35  Tahun  2009  dapat  dipahami bahwa  narkotika  merupakan  zat  atau  obat  yang  berasal  dari  tanaman  atau  bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa sakit, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Prekursor narkotika merupakan zat  atau  bahan  pemula  atau  kimia  yang  dapat  digunakan  dalam  pembuatan
11
Djoko Prakoso, dkk., Kejahatan-Kejahatan yang Merugikan dan Membahayakan Negara, Bina Aksara, Jakarta, 1987,  hlm. 480.
12
Ibid., hlm. 480-481.
narkotika.
13
Menurut  Organisasi  Kesehatan  Dunia  World  Health  Organization pada  tahun  1982  telah  mendefinisikan  narkotika  sebagai  suatu  zat  yang  apabila
dimasukkan  ke  dalam  tubuh  akan  mempengaruhi  fungsi  fisik  danatau  psikologi kecuali makanan, air, atau oksigen.
Tindak  pidana  narkotika  dapat  dirumuskan  sebagai  crime without  victim,  dimana  para  pelaku  juga  berperan  sebagai  korban.
Menurut Hj. Tutty Alawiyah A.S dalam Moh. Taufik Makarao dkk menyebut, tindak pidana atau kejahatan narkotika adalah merupakan
salah  satu  bentuk  kejahatan  yang  dikenal  sebagai  kejahatan  tanpa korban  Victimless  Crime.  Selain  narkotika,  yang  termasuk
kejahatan  tanpa  korban  adalah  perjudian,  minuman  keras, pornografi, dan prostitusi.
14
Berdasarkan uraian tentang pengertian tindak pidana narkotika diatas dalam tindak pidana narkotika meskipun tidak dijelaskan secara tersendiri dalam Undang-
undang  Nomor  35  Tahun  2009  tentang  Narkotika  namun  sesuai  dalam  undang- undang tersebut dapat dianalisis bahwa tindak pidana narkotika merupakan suatu
kegiatan  tanpa  hak  atau  melawan  hukum  menanam,  memelihara,  memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika, memproduksi, mengimpor,
mengekspor,  atau  menyalurkan  narkotika,  menawarkan  untuk  dijual,  menjual, membeli,  menerima,  menjadi  perantara,  dalam  jual  beli,  menukar,  atau
menyerahkan  narkotika,  membawa,  mengirim,  mengangkut,  atau  mentransito narkotika, menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika
untuk digunakan orang lain. Terkait kasus yang sedang dianalisis penulis menurut putusan  Mahkamah  Agung  Nomor  1614K    Pid.Sus    2012  unsur memiliki  yang
dijadikan  sebagai  rumusan  untuk  memenuhi  unsur  Pasal  112  Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 belum cukup kuat untuk menyatakan bahwa pelaku sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana.
13
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Laksana, Jakarta, 2012, hlm. 14-15.
14
Moh. Taufik Makarao, Suhasril, H. Moh Zakky A.S., Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 8.
2.1.2 Jenis-Jenis Narkotika