Latar Belakang Masalah Pola kerja sama Bank Danamon Syariah dan masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika dalam pengelolaan Qardhul Hasan

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang universal, telah diakui dan dijamin oleh Allah SWT. Ini berarti segala aturan dan hukum yang digariskan Islam telah dijamin sempurna. Islam mampu menjamin tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia dalam segala bidang, tidak hanya mencakup ibadah saja, tetapi juga termasuk kesejahteraan ekonomi. Perekonomian merupakan tulang punggung kehidupan masyarakat, karena itulah Islam sangat melarang segala sesuatu yang dapat merusak kehidupan perekonomian bangsa, seperti riba pembungaan uang pada pinjaman. al-Qur’an dan As Sunnah, dua sumber pokok hukum Islam melarang keras adanya bunga karena kedzolimannya. 1 Sejak mulai krisis tahun 1999, angka kemiskinan meningkat menjadi 37,17 juta jiwa BPS, 2007. Angka ini mendekati angka kemiskinan pada tahun 1978 dan 1980 yang artinya perekonomian Indonesia mengalami kemunduran lebih dari 23 tahun. Tidak hanya kemiskinan yang menjadi beban bagi masyarakat 1 M.A. Mannan, Ekonomi Islam: Teori dan Praktek Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Penerjemah Muhammad Nastagin, Jakarta, PT. Inter Masa, 1992, Cet. Pertama, h. 164. Indonesia, kenaikan harga barang dan laju inflasi membuat beban hidup rakyat terasa semakin berat dan menderita. 2 Sesungguhnya persoalan kemiskinan hingga hari ini tetap menjadi problematika mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia. Beberapa indikator kesejahteraan masyarakat memperlihatkan bahwa tingkat kesejahteraan menurun sangat tajam. Salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan diri sendiri adalah mengambil langkah berani mulai berusaha dan hal itu dilakukan secara terus-menerus berkesinambungan. Jika mengalami kegagalan, maka hendaknya mencobanya kembali. Pada pokoknya, keperluan akan pinjaman timbul karena kebutuhan seseorang akan dana modal. Syarat kehidupan yang semakin lama semakin rumit menjadikan individu-individu dalam masyarakat cenderung saling membutuhkan dan saling membantu dengan cara tertentu dalam mengatasi masalah-masalah mereka dan salah satu jenis bantuan adalah pinjaman. Kaitan antara bank dengan uang dalam suatu unit bisnis adalah penting, namun di dalam pelaksanaannya harus menghilangkan adanya ketidakadilan, ketidakjujuran dan “penghisapan” dari satu pihak ke pihak lain bank dengan nasabahnya. Kedudukan bank syariah dalam hubungan dengan para nasabah 2 Republika Online, 11 Februari 2008 adalah sebagai mitra investor dan pedagang, sedangkan dalam hal bank pada umumnyan hubungannya adalah sebagai kreditur atau debitur. 3 Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh bank syariah. Pertama, harus dipahami bahwa kondisi perekonomian Indonesia adalah ekonomi kerakyatan. Oleh karena itu, sudah saatnya perbankan syariah mulai melirik untuk menjalin kerja sama dengan UKM Usaha Kecil Menengah yang berada di tengah-tengah masyarakat. Penilaian pembiayaan didasarkan semata-mata hanya pada business wise sehingga bank hanya terdorong untuk meminjamkan dana hanya kepada pengusaha skala besar yang memiliki cukup jaminan. 4 Kredit yang dilakukan oleh Bank Konvensional melalui pemberian pinjaman uang kepada nasabah peminjam mewajibkan pihak peminjam nasabah untuk melunasi pinjamannya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga sebagai balas jasa. Pada bank syariah, penilaian kelayakan pembiayaan selain didasarkan pada business wise, juga didasarkan pada pertimbangan syariah wise artinya bisnis tersebut layak dibiayai dari segi usahanya dan acceptable dari segi syariahnya. Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi inovasi usaha kecil. Adanya larangan bunga dan banyaknya dampak negatif bunga yang terjadi pada 3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2005, h. 15 4 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, cet.III, Jakarta, Alvabet, 2000, h. 115 pengusaha kecil dan menengah serta sulitnya Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi UMKMK untuk berkembang selain itu harus adanya jaminan bagi pelaku usaha untuk mengajukan pembiayaan membuat usaha mikro kecil dan menengah terkendala untuk meningkatkan pendapatan mereka. Bank syariah yang berorientasi bisnis pada sektor riil hendaknya mampu memberikan solusi bagi pelaku UMKMK yang terkendala finansial dan tidak memiliki jaminan pembiayaan. Untuk itu, Bank Syariah memiliki salah satu produk sebagai jawaban bagi pelaku usaha UMKM yaitu produk Qardhul Hasan. Agar pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama usaha kecil dan menengah dapat disentuh secara tepat sasaram maka Bank Danamon Syariah bekerja sama pada lembaga nirlaba Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa untuk penyaluran dana Qardhul Hasan tersebut, dengan harapan binaan masyarakat mandiri dapat menjadi kantong-kantong bisnis bank syariah. Dengan melihat keterangan dan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji, apakah Bank Danamon Syariah sebagai unit usaha syariah dari Bank Danamon sudah melakukan strategi penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran qardhul hasan dengan tepat guna dengan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Untuk mendapatkan jawaban tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian langsung pada Bank Danamon Syariah dan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Republika. Adapun judul yang diajukan penulis dalam skripsi ini yaitu “POLA KERJA SAMA BANK DANAMON SYARIAH DAN MASYARAKAT MANDIRI DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DALAM PENGELOLAAN QARDHUL HASAN ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah