BAB II LANDASAN TEORI
QARDHUL HASAN
A. Teori
Qardhul Hasan 1. Pengertian
Qardhul Hasan
Secara etimologi qardh adalah memotong atau potongan, yang berasal dari kata bahasa arab yakni
– ی
–
. Qardh secara terminologi adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.
7
Dalam literatur fiqh klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling
bantu-membantu dan bukan transaksi komersial. Qardh adalah apa yang diberikan dari harta yang terukur yang dapat
ditagih dituntut, akad yang dikhususkan yang dikembalikan pada membayar harta terukur kepada orang lain agar dikembalikan sepertinya
8
Menurut fatwa DSN MUI No.19DSN-MUIIX2000, Qardh adalah suatu akad pinjaman yang diberikan kepada nasabah muqtaridh yang
7
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta, Tazkia Institute, h. 185.
8
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Bank Syariah : Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Jakarta, Djambatan, 2003, h. 217.
memerlukan dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya jumlah pokok yang diterima kepada lembaga keuangan syariah
LKS pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah.
9
2. Landasan Hukum dan Ketentuan Qardhul Hasan
Transaksi qardh diperbolehkan berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an, Sunnah dan Ijma yaitu:
a. Al-Quran
+ , -.+
“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan balasan pinjaman itu untuknya, dan dia akan
memperoleh pahala yang banyak” Q.S Al Hadid: 11
b. Al Hadits
ﻡ ﺱ
ﻡ ﻡ
ﻡ ی
ﻡ ﻡ
+, -
.- 01
ﻡ 2
12
Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa: Nabi SAW berkata: “ tidaklah seorang muslim mereka yang meminjamkan muslim lainnya dua kali kecuali yang
satunya adalah senilai shadaqah” HR. Ibn Majah
3ﻥ ﻡ
5 6
ﺱ7 ﺱ
7 ی
8 9
: ﺱ ;
; 9=
1ﻡ 6
9 . ?
ﻡ A
9 ﻥ ?
A B
8 6
ی Cی ﺝ
ﻡ
9
Tim Direktori Syariah Republika, Direktori Syariah, Maret 2007
10
Abu Abdullah Muhammad Ibn Yazîd al-Qozwîni, Sunan Ibn Majah, Beirût, Dar Ahyâ al- Kutub al-Arâbiyah, 275 H, h. 812, no. 2430
CEB ﻡ
F9 . 6
G CH
. IA
1 +
1 ی +,
ﻡ 9ﺝ
11
Dari Anas bin Malik berkata: bersabda Rasulullah SAW: “Aku melihat pada waktu malam di’isra’kan, pada pintu surga tertulis: Shadaqah dibalas 10 kali
lipat dan qardh 18 kali. Aku bertanya: Wahai Jibril mengapa qardh lebih utama dari shadaqah? Ia menjawab: karena peminta-minta sesuatu dan ia
punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan.”HR. Ibn Majah
c. Ijma
Para ulama telah menyepakati bahwa al-qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa
pertolongan dan bantuan saudaranya.
12
Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah
menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini dan dalam agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan ummatnya.
Landasan hukum positif mengenai qardh sebagai salah satu produk pembiayaan pada perbankan syariah secara implisit juga terdapat dalam
Undang-Undang nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992 perbankan, yaitu terkait dengan pengaturan mengenai
prinsip syariah.
13
11
Ibid., h. 812, no. 2431
12
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta, Gema Insani. 2001, Cet. Pertama, h.132.
13
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2007, cet-1, h. 141.
Sedangkan secara teknis telah diatur dalam Pasal 36 huruf b poin keempat Peraturan Bank Indonesia PBI No. 624 PBI 2004 tentang Bank
Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yang intinya menyatakan bahwa Bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip
kehati-hatian dalam kegiatan usahanya yang meliputi penyaluran dana melalui prinsip pinjam-meminjam berdasarkan akad qardh.
Kemudian mengenai qardh ini juga diatur dalam fatwa Dewan Syariah Nasional DSN No. 25 DSN-MUI III 2002 yang menyatakan bahwa salah
satu sarana peningkatan perekonomian yang dapat dilakukan oleh Lemabaga Keuangan Syariah LKS adalah penyaluran dana melalui prinsip qardh, yakni
suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah
disepakati oleh LKS dan nasabah. Berdasarkan fatwa DSN No. 25 DSN-MUI III 2002, maka yang menjadi pertimbangan Dewan Syariah Nasional
menetapkan Qardh sebagai sebuah sistem perekonomian yang sah menurut syariah adalah:
14
1. Lembaga Keuangan Syariah di samping sebagai lembaga komersial, harus
dapat berperan sebagai lembaga sosial yang dapat meningkatkan perekonomian secara maksimal.
14
Mukhtar Alshodiq CS Penyunting, Briefcase Books Edukasi Profesional Syariah Fatwa- Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Jakarta, Renaisan, 2005, h. 55 .
2. Sebagai salah satu sarana peningkatan perekonomian yang dapat
dilakukan oleh LKS adalah penyaluran dana melalui prinsip Qardh, yakni suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah
wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah.
3. Akad tersebut sesuai dengan syariah Islam, DSN memandang perlu
menetapkan fatwa tentang akad Qardh untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Qardh adalah:
15
1. Ketentuan Qardh:
a. Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah muqtarîd
yang memerlukan. b.
Nasabah Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
c. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
d. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bila mana dipandang
perlu. e.
Nasabah Qardh dapat memberikan tambahan sumbangan dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.
15
Ibid., h. 56
f. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS Bank dapat:
1 Memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
2 Menghapus write off sebagian atau seluruh kewajibannya.
2. Sanksi
a Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidak- mampuannya, LKS Bank dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah.
b Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1
dapat berupa dan tidak terbatas pada penjualan barang pinjaman. c
Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya secara peuh.
3. Sumber dana
Dana qardh dapat bersumber dari: a
Bagian modal LKS b
Keuntungan LKS yang disisihkan c
Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya kepada LKS Bank
4. Perselisihan
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui
Badan Arbitrase Syariah setelah
3. Teknis Perbankan
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal:
16
1 Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji diberikan
pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatan ke
haji. 2
Sebagai pinjaman tunai cash advanced dari produk kartu kredit syariah, di mana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai
milik bank melalui ATM, nasabah akan mengembalikan sesuai waktu yang ditentukan.
3 Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil dimana menurut
perhitungan bank akan memberatkan si pengusaha bila diberi pembiayaan dengan skema jaul-beli, ijârah atau bagi hasil.
17
16
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi Yogyakarta, Ekonisia, 2004, Cet ke-2, h. 74
17
Buku Saku Perbankan Syariah, Jakarta, PKES Publishing, 2007, cet ke-4
4 sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan
fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan mengembalikannya secara cicilan melalui
pemotongan gajinya. Dalam bukunya, Muhammad Syafi’i Antonio mengklasifikasikan
qardh dalam aplikasi perbankan sebagai berikut:
18
a Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti
loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk
masa yang
relatif pendek.
Nasabah tersebut
akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu.
b Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia
tidak bisa menarik dananya karena, misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.
c Sebagai produk untuk menyumbangkan usaha yang sangat kecil atau
membantu sektor sosial. Qardh sebagai salah satu produk pembiayaan dari Bank Syariah
merupakan salah satu produk yang dibuat untuk tujuan sosial, bukan untuk mencari keuntungan semata. Untuk itu dengan melalui mekanisme qardh
seorang nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjamannya saja. Bahkan untuk qardhul hasan pada dasarnya seorang berhutang tidak
18
Syafi’i Antonio, Bank Syariah Teori, h. 133
berkewajiban untuk mengembalikan hutangnya, karena memang ditujukan untuk orang yang benar-benar tidak mampu.
19
Qardh sebagai pinjaman tanpa bunga yang diberikan kepada nasabah merupakan produk pelengkap untuk nasabah bonafid yang loyal dan
membutuhkan dana segera. Qardh juga merupakan fasilitas untuk nasabah deposan dengan jaminan deposito. Qardh merupakan produk utama jika
ditujukan untuk pengembangan usaha kecil. Karena qardh bukan transaksi komersial, maka dana yang digunakan
untuk penyaluran dana ini harus berasal dari dana sosial juga seperti zakat, infaq, dan sadaqah ZIS atau dana yang berasal dari modal Bank.
20
Qardh adalah produk perbankan untuk nasabah yang memerlukan dana untuk keperluan mendesak dengan kriteria tertentu dan bukan untuk
tujuan konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu dan dapat dikembalikan sekaligus atau diangsur.
Implementasi qardh secara teknis diatur dalam PBI No. 7 46 PBI 2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang
melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Intinya dalam
19
Abdul Ghofur, Perbankan Syariah, h. 143
20
Tim Pengembangan, Implementasi Operasional, h. 218.
penyaluran dana dalam bentuk qardh ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
21
a. Bank dapat memberikan pinjaman Qardh untuk kepentingan nasabah
berdasarkan kesepakatan b.
Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman Qardh yang diterima pada waktu yang telah disepakati.
c. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi sehubungan
dengan pemberian pinjaman qardh d.
Nasabah dapat memberikan tambahan sumbangan dengan sukarela kepada Bank selama tidak diperjanjikan dalam akad
e. Dalam hal nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya pada waktu yang telah disepakati karena nasabah tidak mampu, maka Bank dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian
atau menghapus buku sebagian atau seluruh pinjaman nasabah atas beban kerugian bank.
f. Dalam hal nasabah digolongkan mampu dan tidak mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati, maka bank dapat menjatuhkan sanksi kewajibannya pembayaran atas
keterlambatan pembayaran atau menjual agunan nasabah untuk menutup kewajibannya pinjaman nasabah
21
Mukhtar, Briefcase Books, h. 56
g. Sumber dana pinjaman Qardh untuk kegiatan usaha yang bersifat sosial
dapat berasal dari modal, keuntungan yang disisihkan dan dari dana infaq. h.
Sumber dana pinjaman Qardh untuk kegiatan usaha yang bersifat talangan dana komersial jangka pendek short term financing diperbolehkan dari
dana pihak ketiga yang bersifat investasi sepanjang tidak merugikan kepentingan nasabah pemilik dana.
Di atas telah disebutkan bahwa dalam Qardh pada dasarnya pihak peminjam hanya berkewajiban mengembalikan pokok pinjamannya saja.
Akan tetapi dalam prakteknya diperbankan pihak bank biasanya membebani biaya administrasi yang besarnya yang besarnya berdasarkan
kebijaksanaan dari pihak bank. Nasabah pun dapat memberikan tambahan secara sukarela kepada bank dengan syarat tidak diperjanjikan di awal.
Penyaluran dana berdasarkan akad yang bersifat sosial ini merupakan salah satu hal yang membedakan antara bank konvensional dengan bank
syariah. Bank syariah tidak semata-mata hanya berkeinginan memperoleh keuntungan profit setinggi-tingginya, melainkan juga menggemban misi
sosial. B. Sumber Dana Qardh
Sifat al-qardh tidak memberi keuntungan finansial, karena itu, pendanaan qardh dapat mengambil menurut kategori berikut.
22
22
Ibid., h. 57
a al-Qardh yang diperlukan untuk membantu keuangan nasabah secara
cepat dan berjangka pendek. Talangan dana di atas dapat diambilkan dari modal Bank. Dengan kata lain, dana qardh dapat di ambil melalui bagian
modal LKS Bank Syariah paid up capital. b
al-Qardh yang diperlukan untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial, dapat bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah
keuntungan lain yang disisihkan. Di samping sumber dana umat, para praktisi perbankan syariah, demikian juga ulama, melihat adanya sumber
dana lain yang dapat dialokasikan untuk qardh al-hasan, yaitu pendapatan–pendapatan yang diragukan, seperti jasa nonstro di bank
koresponden yang konvensional, bunga atas jaminan LC di bank asing, dan sebagainya. Salah satu pertimbangan pemanfaatan dana-dana ini
adalah kaidah akhaffu dhararrain mengambil mudharat yang lebih kecil. C. Manfaat al-Qardh
Manfaat yang didapat oleh bank dari transaksi qardh adalah bahwa biaya administrasi utang dibayar oleh nasabah. Manfaat lainnya berupa
manfaat non financial, yaitu kepercayaan dan loyalitas nasabah kepada Bank tersebut.
Risiko dalam qardh terhitung tinggi karena dianggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan jaminan
23
23
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan, Jakarta, Tazkia Institute, 1999, h. 227
Manfaat akad qardh terhitung sangat banyak sekali diantaranya: 1.
Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan jangka pendek.
2. Qardhul Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda Bank Syariah
dengan konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, di samping misi komersial.
3. Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan
meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap Bank Syariah. Secara umum qardhul hasan dapat digambarkan dalam skema
berikut:
24
Perjanjian Qardh
Tenaga Kerja Modal 100
100
Kembali Modal
Skema Qardh
24
Syafi’i Antonio, Bank Syariah Teori, h. 134
NASABAH BANK
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
B. Konsep Perbankan Syariah dan Operasionalnya I. Pengertian Bank Syariah