Wilayah Urban Perkotaan Wilayah Rural Pedesaan Wilayah Kantong Migran Strategi Pengelolaan Qardhul Hasan di Bank Danamon Syariah dan MM

Masyarakat mandiri melakukan program-programnya dengan dengan beberapa pendekatan antara lain: 58 1. Pembentukkan kelompok secara partisipatif 2. Pendampingan langsung 3. Penumbuhan kader lokal 4. Pengembangan kelembagaan komunitas 5. Menjalin kerjasama lintas pelaku multistakeholder Adapun Komponen Program dari Masyarakat Mandiri adalah 1. Pembiayaan usaha mikro berbasis kelompok 2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia 3. Pengembangan kelembagaan komunitas 4. Pemupukan modal swadaya 5. Pembangunan jaringan dan sinergi 6. Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna Masyarakat Mandiri memiliki program pemberdayaan masyarakat berdasarkan wilayah dampingan yang meliputi empat sasaran area, yaitu:

A. Wilayah Urban Perkotaan

Program urban yang telah dilakukan diantaranya pemberdayaan komunitas usaha mikro makanan jajanan yang rawan penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya di Jabodetabek. 500-an pedagang didampingi dan telah 58 Ibid., memiliki usaha bersama untuk menunjang kelembagaan lokal yang dibentuk oleh kelompok bersama Ikhtiar Swadaya Mitra. Program urban lain adalah pemberdayaan ekonomi berbasis masjid untuk usaha mikro di seputar masjid kota wisata dan kota legenda, Jakarta Timur

B. Wilayah Rural Pedesaan

Program rural diantaranya pemberdayaan komunitas petani kelapa di Pacitan, Jawa Timur juga mengimplementasikan pemberdayaan dengan pendekatan pengembangan ekonomi lokal berbasis klaster. Diantaranya Kampung Hayati Tahu Iwul di Parung Bogor dan Kampung Itik Terpadu di Tangerang. Bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency JICA, dijalankan program revitalisasi Posyandu yang ditunjang pemberdayaan ekonomi di Desa Kedaung Kronjo, Tangerang. Beberapa desa yang tersebar di daerah Tangerang, Bekasi dan Bogor memperoleh pendampingan sejak tahun 2000, dan dua desa diantaranya telah memiliki koperasi

C. Wilayah Kantong Migran

Masyarakat Mandiri memiliki program yang khusus berkosentrasi pada daerah-daerah asal pekerja migrant TKI TKW. Sasaran program adalah pekerja migrant yang telah pulang dan keluarga serta warga potensial menjadi migran. Program ini diantaranya dijalankan di daerah Sukabumi dan Cianjur, menjangkau usaha mikro dan kecil berbasis pertanian dan kerajinan.

D. Wilayah Recovery

Pemberdayaan ekonomi sangat dibutuhkan bagi komunitas korban bencana alam sebagai bagian dari upaya recovery untuk keberlangsungan hidup mereka. Masyarakat Mandiri memberikan dampingan bagi komunitas pembatik Giriloyo, Imogiri, Bantul korban gempa. Di sekitar Pangandaran, Masyarakat Mandiri mendampingi petani dan nelayan Logodor, Cimerak korban tsunami. Di sekitar pantai Ayah Kebumen, dilakukan pendampingan nelayan dan usaha mikro korban tsunami. Pendampingan juga pernah dilakukan pada korban tsunami Aceh, gempa Banggai Kepulauan dan Bengkulu.

BAB IV POLA KERJA SAMA BANK DANAMON SYARIAH DAN MASYARAKAT

MANDIRI DOMPET DHUAFA DALAM PENGELOLAAN QARDHUL HASAN

A. Strategi Pengelolaan Qardhul Hasan di Bank Danamon Syariah dan MM

Dompet Dhuafa Pendirian Bank Danamon Syariah merupakan perwujudan dari visi Bank Danamon untuk menjadi “Bank Pilihan Masyarakat” The Bank of Choice serta langkah strategis dalam menyongsong pertumbuhan dan perkembangan pasar perbankan syariah yang semakin dinamis dan upaya dukungan terhadap langkah- langkah pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Target utama dari penghimpunan dana berasal dari golongan menengah ke atas,namun fokus penyaluran pembiayaan 80 untuk sektor UKMK dan 20 untuk konsumen. 59 Berlandaskan target utama tersebut di atas dan bentuk desain Entrepreneur Empowerment sebagai bagian dari kepedulian perusahaan. 60 Serta 59 Perbankan Syariah dan Bagi Hasil, diakses dari situs http\\www.danamon.co.id 60 “Danamon Syariah Cairkan Dana Qardhul Hasan”, Republika, 15 Juni 2007, h. 7 berdasarkan tanggung jawab sosial cooperate social responsibility CSR maka salah satu produk yang diluncurkan Bank Danamon Syariah adalah qardhul hasan. Bank Danamon sebagai induk dari Bank Danamon Syariah memiliki yayasan yang bergerak dibidang sosial kemanusiaan dinamakan Yayasan Danamon Peduli. Danamon Peduli menyalurkan baantuan kemanusiaan untuk bencana alam dan program-program kemanusiaan lainnya. 61 Adapun Bank Danamon Syariah sebagai unit usaha di bawah Bank Danamon memiliki dana qardhul hasan yang sumber dananya berasal dari denda keterlambatan dari debitur. Dana qardhul hasan tidak diperbolehkan dipakai sebagai keuntungan Bank, namun harus disalurkan sebagai dana sosial. 62 Saat ini dari total dana qardhul hasan yang sudah disalurkan sebesar Rp.205.000.000 Danamon Syariah telah menyalurkan dana qardhul hasan tersebut antara lain kepada: 63 3 Pengusaha Kecil Tahu Desa Iwul Binaan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa 3 PT BMT Permodalan Dompet Dhuafa 3 Kelompok Peternakan Rakyat Ayam Kampung Sukabumi Binaan Danamon Peduli 61 Wawancara pribadi dengan Indah Kusumaningrum. Jakarta, 23 Mei 2008. 62 Ibid., 63 Ibid., Saat ini sumber dana dari produk qardhul hasan di Danamon Syariah di ambil dari denda keterlambatan debitur yaitu nasabah pemegang Syariah Card Dirham Card yang dikenai denda keterlambatan atas pembayaran tagihannya yang dana tersebut, akan masuk di dana qardhul hasan. Sementara itu, untuk dana zakat, infaq dan sadaqah ZIS, beberapa lembaga amil zakat yang sudah bekerja sama dengan Danamon Syariah yang mengelolahnya. Lembaga-lembaga tersebut banyak melakukan kegiatan promosi untuk mengajak masyarakat membayar ZIS. Dana ZIS sendiri di Danamon Syariah bukan bagian dari sumber dana qardhul hasan. 64 Dana qardhul hasan di Danamon Syariah lebih diprioritaskan untuk digunakan sebagai dana bergulir, yaitu yang sifatnya untuk menunjang perekonomian rakyat kecil, misalnya modal usaha. Hal ini yang akan mendorong jiwa entrepreneur pada masyarakat supaya dapat hidup mandiri di tengah-tengah lingkungannya. Target atau tujuan dari dana qardhul hasan di Danamon Syariah yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dipergunakan untuk keperluan sosial yang mendesak dan keperluan pemberdayaan umat. Ketentuan-ketentuan batasan-batasan untuk penyaluran dana qardhul hasan antara lain: 65 1. Dana sosial hanya dapat digunakan untuk keperluan sosial yang mendesak dan keperluan pemberdayaan umat. 64 Ibid., 65 Ibid., 2. Aloksai pemanfaatan dana qardhul hasan digunakan berdasarkan prioritas kebutuhan 3. Program pemberdayaan yaitu program pendayagunaan dana sosial yang bersifat produktif dengan mendorong mustahik untuk lebih berdaya. 4. Program lainnya untuk kemaslahatan umat. Pada dasarnya qardhul hasan termasuk produk pembiayaan yang disediakan oleh bank dengan ketentuan bank tidak boleh mengambil keuntungan berapapun darinya dan hanya diberikan pada saat keadaan emergency . Bank terbatas hanya dapat memungut biaya administrasi dari nasabah. Nasabah hanya berkewajiban membayar pokoknya saja, dan untuk jenis qardhul hasan pada dasarnya nasabah apabila memang dalam keadaan tidak mampu ia tidak perlu mengembalikannya. 66 Dana qardhul hasan yang terhimpun tersebut, agar penyaluran qardhul hasan tepat sasaran dan efektif maka Bank Danamon Syariah bekerja sama dengan lembaga sosial dan lembaga amil zakat. Lembaga-lembaga tersebut, memiliki rekening di Bank Danamon Syariah, sehinga mereka bisa dikategorikan sebagai nasabah Bank Danamon Syariah, namun penerima dana bantuan 66 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2007, cet-1, h. 139 sesungguhnya atau end usernya tetap adalah masyarakat yang membutuhkan yang notabene belum menjadi nasabah. 67 Tentu dengan kriteria-kriteria lembaga yang seusai dengan Bank Danamon Syariah. Kriteria-kriteria lembaga sosial dan lembaga amil zakat menurut perspektif Bank Danamon Syariah antara lain: 68 1. Lembaga sosial atau lembaga Amil Zakat haruslah lembaga yang sudah berpengalaman minimal 1 tahun. 2. Mempunyai tim Pembina 3. Mempunyai Dewan Pengawas dan mempunyai Badan Hukum 4. Lembaga-lembaga tersebut mempunyai rekening di Bank Danamon Syariah. Dana qardhul hasan sendiri diprioritaskan untuk masyarakat yang belum bankable dan sangat membutuhkan. Dana qardhul hasan tidak digunakan untuk nasabah Danamon Syariah sendiri karena dana ini lebih diprioritaskan untuk mengangkat kemiskinan melalui Lembaga-Lembaga Sosial dan Amil Zakat. Salah satu lembaga pemberdayaan yang diberikan amanah untuk pemberdayaan ekonomi mikro adalah Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Bank Danamon Syariah yang mendapatkan Service Quality Award 2007 bekerja sama dengan Masyarakat Mandiri dengan memberikan bantuan modal pada pengusaha 67 Wawancara pribadi dengan Indah Kusumaningrum. Jakarta, 23 Mei 2008 68 Abdul Ghofur, Perbankan Syariah kecil tahu di Iwul, Parung, Bogor. Diharapkan dengan qardhul hasan tersebut makin memperkuat basis usaha kecil. 69 MoU pemberian dana qardhul hasan sendiri dilakukan pada tanggal 12 Juni 2007 di Bumi Pengembangan Insani BPI Dompet Dhuafa, Bogor. Masyarakat Mandiri merupakan sebuah lembaga nirlaba yang bergerak dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan, perkotaan, wilayah asal pekerja migrant dan recovery pasca bencana. 70 Keberhasilan pemberdayaan masyarakat Community Development akan sulit tercapai tanpa keterlibatan dari berbagai pihak terkait. Masyarakat Mandiri dengan ‘empowering dan synergy’nya berinisiatif mengambil peran sebagai jembatan masa depan yang menghubungkan komunitas dampingan dengan multi stakeholder secara sinergi. Masyarakat Mandiri mencoba menawarkan model lain kepada komunitas dampingan. Harapannya dengan model ini, komunitas dhuafa mampu terjaring potensinya secara optimal. Tidak perlu modal dari mereka, atau agunan seperti praktik pembiayaan di beberapa lembaga keuangan. Tapi, cukup niat yang sungguh-sungguh dan kepercayaan antar anggota komunitas. 71 Kerja sama yang dilakukan antara Danamon Syariah dengan Masyarakat Mandiri diharapkan dapat dan mampu menyokong keberlanjutan proses pemberdayaan. 69 “Danamon Syariah Cairkan Dana Qardhul Hasan” , Republika,15 Juni 2007, h. 7 70 Masyarakat Mandiri, Company Profile Masyarakat Mandiri, Bogor, 2008 71 “MM=Mikro Finance”, diakses pada tanggal 28 Mei 2008 dari situs http\\www.masyarakatmandiri.org.id Masyarakat Mandiri berusaha menyodorkan pemberdayaan masyarakat dengan visi: tumbuhnya komunitas-komunitas yang berdaya dan berkemampuan meningkatkan kualitas kehidupannya, mewujudkan hal itu harus dicapai kemandirian material, intelektual dan manajemen komunitas. Dengan sumber dana berasal dari stakeholder-stakeholder yang bekerja sama dengan Masyarakat Mandiri dan sebagian besar bersumber dari funding utamanya yaitu Dompet Dhuafa. Dengan dana ini diharapkan dapat menyalurkan pembiayaan kepada yang berhak untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu sumber dana yang disalurkan melalui Masyarakat Mandiri adalah dana qardhul hasan yang diberikan oleh Bank Danamon Syariah sebesar Rp.33.000.000,- Program kemitraan Bank Danamon Syariah dengan pengusaha IRT Industri Rumah Tangga Tahu skala mikro untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan komunitas, dilakukan melalui pembiayaan usaha di dua desa yakni di Kampung Iwul Desa Bojong Sempu dan Kampung Iwul Desa Iwul kecamatan Parung. Bersama Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa sebagai pelaksana pendampingan komunitas di lapangan. Melalui program ini, dapat memberikan akses permodalan pada IRT Tahu tersebut disamping pembinaan manajemen usaha mikro dan keagamaan. 72 72 Wawancara Pribadi dengan Rano Karno. Bogor, 14 Mei 2008 Tujuan dari Program Kampung Hayati Sentra Tahu di Kampung Iwul Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung Kabupaten Bogor antara lain: 73 1. Peningkatan pendapatan para perajin tahu, baik karena peningkatan skala usaha, peningkatan mutu dan citra produk, maupun karena usaha turunan yang dihasilkan 2. Keberadaan sentra industri rumah tangga pembuatan tahu tidak mencemari lingkungan, bahkan limbah yang dihasilkannya dapat memberikan keuntungan. 3. Terbentuknya “Kampung Hayati” dengan konsep zero waste dengan tata ruang yang mempertimbangkan norma-norma lingkungan sehingga Kampung Iwul dapat menjadi daerah percontohan sentra industri rumah tangga tahu yang sehat dari produksi hingga pasca produksi. Proses-proses yang sudah dilakukan dalam program pemberdayaan klaster tahu adalah dengan pembiayaan usaha. Pada awal proses pendampingan awal tahun 2006 terjadi isu formalin yang merebak di wilayah Jabodetabek. Pengrajin tahu juga memperoleh dampak yang nyata terhadap isu formalin in. Maka dengan pembiayaan usaha yang dilakukan dapat menggerakkan kembali perekonomian masyarakat pengrajin tahu. 74 73 “Kaji Dampak Program Kampung Hayati Sentra Tahu Iwul Masyarakat Mandiri Kampung Iwul Desa Bojong Sempu Kecamatan Parung Bogor”, Masyarakat Mandiri, Jakarta, 2007 74 Ibid., Jumlah penerima manfaat awal sebanyak 38 KK pengrajin tahu di Kampung Iwul, Parung Bogor yang tergabung dalam 2 Rembung Mitra RM dengan jumlah Kelompok sebanyak 7 KM. Setiap pesan dilaksanakan pertemuan kelompok dengan agenda pembinaan rutin dan angsuran pembiayaan. 75 Tabel Rekapitulasi Mitra Awal Dampingan Program NO NAMA KELOMPOK DESA JUMLAH MITRA PEMBIAYAAN TERSALUR Rp 1 TMR Danamon Iwul 6 9.000.000 2 Sejati Bojong Sempu 5 3.410.000 3 Pelangi Bojong Sempu 5 3.750.000 4 Sriwijaya Bojong Sempu 7 5.200.000 5 Pecinta Usaha Bojong Sempu 5 3.750.000 6 Panca Usaha Bojong Sempu 5 4.160.000 7 Subur Makmur Bojong Sempu 5 3.750.000 Jumlah 38 33.020.000 Dalam perkembangannya program mampu menambah mitra baru hasil dari perguliran angsuran mitra dampingan. Sebanyak delapan belas 18 mitra baru terekrut dalam perguliran angsuran tersebut, yang terbagi atas tiga orang mitra di Desa Muara Kecamatan Teluk Naga Tangerang dan 15 orang dari Kampung Iwul desa Bojong Sempu. Dapat dilihat dari table berikut: 76 75 “Progress Report Pengguliran Dana Qardhul Hasan Bank Danamon Syariah”,Masyarakat Mandiri, Jakarta, 2008 76 Ibid., NO NAMA KELOMPOK DESA JUMLAH MITRA PEMBIAYAAN TERSALUR Rp 1 Garapan Muara 3 6.000.000 2 Danamon 1 Bojong Sempu 5 1.000.000 3 Danamon 2 Bojong Sempu 5 1.000.000 4 Danamon 3 Bojong Sempu 5 1.000.000 Jumlah 18 9.000.000 Secara umum program Kampung Hayati Sentra Tahu Iwul sudah berjalan selama 17 bulan pendampingan. Mitra dampingan telah menyepakati kelembagaan yang berbentuk Koperasi Lembaga Keuangan Ekonomi Mikro dengan nama koperasi ISM Mitra Bersama KMB. Jumlah mitra dampingan berjumlah 180 KK, terdiri dari 21 KK anggota koperasi, 133 Mitra layanan di Kampung Iwul, 20 mitra layanan di Desa Jampang, 5 mitra layanan di Pasar Rumpin dan 5 mitra layanan khusus. Koperasi ISM Mitra Bersama juga sudah memperluas jangkauan layanannya masuk ke mitra layanan selain pengrajin tahu dan turunannya dan juga sudah memperbanyak jenis layanan pembiayaan selain murâbahah dan mudhârabah. 77 Untuk menunjang keberlanjtan kelembagaan yang sudah dibentuk, program juga memfasilitasi kegiatan usaha bersama dengan akad mudharabah bagi hasil berupa jual beli kedelai dan juga kayu bakar. Dari hasil keuntungan usaha bersama tersebut, koperasi telah mampu memberikan salary bulanan 77 “Progres Program Kampung Hayati Sentar Tahu Iwul”, Masyarakat Mandiri, Bogor, 2008 kepada pengurus ISM Koperasi. Keuntungan yang diperoleh juga dipergunakan untuk menutupi operasional lembaga rutin dan juga untuk diberikan kepada anggota berupa SHU sisa hasil usaha. 78 Pembinaan usaha yang dilakukan Masyarakat Mandiri adalah terkait dengan manajemen usaha yang baik. Manajemen meliputi tentang strategi peningkatan skala usaha omset yang dijalankan, peningkatan mutu dan citra produk dan juga usaha turunan yang dihasilkan. Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan pada bulan berikutnya adalah pendampingan usaha dengan melakukan pertemuan rutin dan juga kunjungan home visit. Pertemuan rutin yang dilakukan adalah pertemuan mingguan bersama dengan pengurus koperasi ISM Mitra Bersama dan forum bulanan bersama dengan koordinator program Klaster Tahu Iwul Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa 79 Adapun perguliran dana angsuran yang terkumpul akan dipergunakan untuk penambahan mitra dampingan sehingga terjadi penambahan jumlah pemetik manfaat dari program yang digulirkan. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat dengan keterbatasan yang ada masih mengalami kesulitan untuk bisa 78 Ibid., 79 Wawancara Pribadi dengan Rano Karno. Bogor, 14 Mei 2008. mengakses permodalan terutama dari perbankan yang dikarenakan mereka belum bankable dan juga belum visible. 80 Dalam perguliran dana qardhul hasan tersebut, tidak selalu sesuai dengan rencana yang dharapkan. Berbagai kendala dihadapi Masyarakat Mandiri dalam mendampingi masyarakat IRT Tahu di Iwul. Ada beberapa hambatan yang dihadapi Masyarakat Mandiri antara lain: 81 1. Tahu dan turunannya masih dikerjakan secara sederhana dan masih sangat jauh dari standarisasi produk yang berkualitas, sehingga pemasarana masih kepada kalangan menengah ke bawah 2. Masyarakat yang mendapat pendampingan program adalah masyarakat kurang mampu baik dari sisi intelektual dan juga materi sehingga berpengaruh terhadap pola prilaku berusaha masyarakat dampingan. 3. Kondisi perekonomian makro yang tidak stabil seperti harga–harga bahan baku naik cukup tinggi dan psikologi konsumen terhadap isu yang beredar. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, pendampingan IRT Tahu melakukana langkah-langkah penanganan program seperti mengadakan pendampingan usaha dengan melakukan pertemuan rutin dan juga kunjungan rumah home visit. Pertemuan rutin yang dilakukan adalah pertemuan mingguan 80 “Progres Program Kampung Hayati Sentra Tahu Iwul”, Masyarakat Mandiri, Bogor, 2008 81 Ibid., bersama dengan pengurus koperasi ISM Mitra Bersama dan forum bulanan bersama dengan koordinator program Klaster Tahu Iwul Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. 82 Dalam pertemuan tersebut dibahas permasalahan-permasalahan yang terjadi pada masyarakat dampingan dan solusi bersama untuk mengatasi masalah tersebut, selain itu, pertemuan juga merupakan menindaklanjuti pembiayaan masyarakat di Kampung Iwul. Beberapa langkah yang dilakukan untuk mengatasi kondisi makro yang mengalami kenaikan bahan baku yang cukup tinggi adalah membuat komitmen-komitmen seperti effisiensi penetapan harga dan produksi tahu. 83

B. Pola Kerja Sama Bank Danamon Syariah dengan MM Dompet Dhuafa