Kota Medan sebagai Ibukota propinsi daerah tingkat satu Sumatera Utara disamping merupakan salah satu pusat pengembangan, wilayah Sumatera Utara
sekaligus juga merupakan pusat pengembangan wilayah pembangunan kelompok Sumatera, memiliki fasilitas komunikasi, perbankan dan jasa – jasa perdagangan
lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah daerah terbelakangnya. Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga – lembaga pendidikan dan penelitian
seperti perguruan tingi termasuk politeknik, balai penelitian dan balai pelatihan kerja yang mampu membentuk tenaga pembangunan yang terdidik dan terampil
serta hasil – hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.
4.1.5 Gambaran Perekonomian Sumatera Utara
Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah dambaan semua daerah karena pertumbuhan ekonomi mencerminkan tingkat keberhasilan pemerintah
dalam menjalankan tugasnya dan juga umumnya digunakan sebagai indicator kesejahtraaan rakyat. Dalam hal pencapaian pertumbuhan ekonomi, Sumatera
Utara yang mempunyai wilayah sangat strategis di bidang ekonomi selalu di sibukkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2004 sebesar 3,17, pada tahun 2006 sebesar 6,18, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada
tahun 1988 dimana pada tahun tersebut pertumbuhan ekonomi naik menjadi 13,80 dan kenaikan ini adalah yang tertinggi sejak tahun 1987 sampai 2006.
Seperti rata – rata variabel makro lainnya yang mengalami tekanan pada tahun 1998 sampai 2002 karena adanya krisis meneter, pertumbuhan ekonomi
Sumatera Utara juga mengalami penurunan pada tahun – tahun tersebut. Pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 1998, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan -10,90, sedangkan pada tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi tercatat positif sebesar 8,20.
4.1.6 Perkembangan Tingkat Urbanisasi di Sumatera Utara
Tingginya tingkat urbanisasi merupakan indikator dari tekanan penduduk suatu daerah. Tingginya tingkat urbanisasi di suatu daerah biasanya dinyatakan
dengan banyaknya jumlah penduduk urban perkotaan dibagi dengan jumlah secara keseluruhan. Laju urbanisasi di Sumatera Utara periode tahun 1999 – 2000
cenderung mengalami penurunan, dimana tingkat penurunan pada tahun tersebut adalah mencapai 2.88.
Table 4.1 Tingkat Urbanisasi Di Sumatera Utara Nomor
Tahun Tingkat Urbanisasi
1 1989
35.45 2
1990 35.49
3 1991
35.54 4
1992 35.54
5 1993
37.93 6
1994 39.27
7 1995
40.42 8
1996 38.79
9 1997
41.12 10
1998 41.98
11 1999
45.97 12
2000 43.09
13 2001
43.11 14
2002 42.74
15 2003
43.25 16
2004 43.24
17 2005
43.23 18
2006 45.11
19 2007
45.36 20
2008 45.48
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4.1.7 Perkembangan Pendapatan Perkapita Masyarakat dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Sumatera Utara
Dengan terjadinya pertumbuhan PDRB yang tinggi pada sektor industri belum tentu mencerminkan tingkat kesejahtraan masyarakat, karena hal itu sangat
tergantung pada perkembangan jumlah penduduk walaupun pertumbuhan PDRB mengalami peningkatan yang cukup signifikan tetapi jika pertumbuhan penduduk
tidak bisa ditekan bahkan lebih besar pertumbuhan penduduk daripada pertumbuhan ekonomi, maka dalam hal ini tidak dapat mengangkat tingkat
kemakmuran masyarakat. Untuk itu Pendapatan perkapita sebagai salah satu alat pengukur tingkat kemakmuran merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan
jumlah penduduk. Jika Pendapatan perkapita mengalami peningkatan maka boleh dikatakan adanya peningkatan kemakmuran dari masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Table 4.2 Pendapatan Perkapita Masyarakat di Sumatera Utara Nomor
Tahun Pendapatan Perkapita 000
1 1989
927.17 2
1990 1,050.58
3 1991
1,158.48 4
1992 1,344.06
5 1993
1,684.52 6
1994 1,976.21
7 1995
2,209.94 8
1996 2,491.80
9 1997
2,971.74 10
1998 4,313.89
11 1999
5,182.39 12
2000 5,876.32
13 2001
6,637.04 14
2002 7,321.74
15 2003
8,696.20 16
2004 9,741.56
17 2005
10,827.96 18
2006 12,684.53
19 2007
15,098.40 20
2008 16,402.88
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Jika dilihat dari table diatas maka perkembangan pendapatan perkapita dari setiap tahun 1989 sampai dengan tahun 2008 terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 1989 sebesar Rp. 927.170,00 dan pada 10 tahun kedepannya pada tahun 1999 setelah terjadi krisis ekonomi pendapatan perkapita Sumatera Utara
tetap mengalami peningkatan yang bagus yaitu menjadi Rp. 5.182.390,00 dan terakhir pada tahun 2008 terjadi peningkatan yang semakin bagus yaitu menjadi
Rp. 16.402.880,00. Sektor industri sangat berpengaruh dalam penyeraoan tenaga kerja yang
diharapkan akan dapat mengurangi jumlah pengangguran yang terus mengalami
Universitas Sumatera Utara
peningkatan. Sektor industri menyumbangkan sebesar 18,42 terhadap pertumbuhan perekonomian Sumatera Utara. Ini merupakan sumbangan terbesar
pertama dibandingkan dengan sektor – sektor lainnya. Krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Negara di dunia telah
meninggalkan banyak cerita. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia tahun 1997 yan diawali dengan krisis nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan
krisis moneter yang berdampak pada perekonomian Indonesia yakni resesi ekonomi. Pegalaman ini merupakan pelajaran yang benar – benar memiliki
srtuktur yang kuat dan dapat bertahan dalam situasi dan kondisi terburuk sekalipun.
Pada tahun 2004 sektor industri besar dan sedang menyerap tenaga kerja sebesar 669.360 jiwa dengan pertumbuhan persentase 55 terhadap total pekerja
di Sumatera Utara. Begitu juga dengan tahun berikutnya dimana pada tahun 2005 terjadi peningkatan terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 780.235 jiwa
Universitas Sumatera Utara
Table 4.3 Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja dari Tingkat Partisipasai Angkatan Kerja
Nomor Tahun
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
1 1989
49.57 2
1990 51.02
3 1991
52.51 4
1992 54.42
5 1993
55.32 6
1994 56.40
7 1995
57.48 8
1996 55.21
9 1997
56.70 10
1998 58.61
11 1999
58.15 12
2000 57.34
13 2001
57.70 14
2002 69.45
15 2003
66.41 16
2004 68.95
17 2005
71.94 18
2006 66.90
19 2007
67.49 20
2008 68.33
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
4.2 Hasil dan Analisa