vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Bangsa Indonesia terdiri dari suku bangsa dan sub-etnis, yang masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri. Dimana kebudayaan sebagai suatu sistem nilai yang
menuntun sikap, identitas, perilaku dan gaya hidup serta menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang bersangkutan. Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, kebudayaan
adalah seluruh hasil cipta manusia dengan tujuan untuk menjawab tantangan kehidupan itu sendiri. Salah satu kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri yakni, adat
istiadat dan tradisi. Setiap daerah memiliki adat istiadat dan tradisi yang berbeda pula. Misalnya di Sumatera Utara, pada suku Batak yang terkenal adalah Mangulosi.
Mangulosi biasanya dilakukan pada saat ada acara seperti pernikahan, kelahiran, kematian bahkan sebagai cendramata yang dari dulu hingga saat ini.
Sedangkan di Keraton Yogyakarta yang merupakan pusat kebudayaan Jawa - Yogya masih adat dan tradisi yang terpelihara dengan baik dan tetap terjaga
kesinambungannya dari waktu ke waktu, salah satunya berupa Upacara Ritual. Upacara Ritual adalah hal melakukan sesuatu perbuatan yang tentu menurut adat
kebiasaan atau menurut agama. Upacara Ritual yang ada di Keraton Yogyakarta ada yang bersifat umum atau terbuka sehingga masyarakat dapat menyaksikan dan
mengikuti jalannya upacara tersebut seperti Upacara Sekaten, Garebeg Sekaten, Garebeg Syawal, Garebeg Besar, Upacara Labuhan, dan Upacara Jumenengan.
Universitas Sumatera Utara
viii Namun di samping upacara yang bersifat umum dan terbuka juga ada upacara
yang sifatnya pribadi dan tidak perlu dipertontonkan untuk umum seperti Upacara Siraman Pusaka pada setiap bulan Sura, pada hari Selasa Kliwon. Upacara ini
berkaitan dengan daur hidup dan sejenisnya. Kata “siraman” adalah istilah dalam bahasa Jawa berasal dari kata “Siram” yang berarti “mandi”. Dan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata “Siram” artinya membersihkan dengan air yang dicurahkan. Sedangkan kata “Pusaka” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan harta
benda peninggalan orang yang telah meninggal, warisan, atau barang yang diturunkan dari nenek moyang. Tapi pusaka yang dimaksud disini adalah benda-benda keramat
yang dianggap mempunyai tuah atau bertuah yang diwariskan secara turun-temurun dari seseorang kepada orang lain.
Upacara Siraman Pusaka Keraton Yogyakarta adalah Upacara dalam rangka memandikan pusaka milik Ngarsa Dalem atau milik Kesultanan Yogyakarta. Benda
keramat Pusaka dianggap sangat bernilai dan berharga bagi pemiliknya. Bagi pemiliknya, benda-benda keramat yang sakti dan dianggap mampu menambah
kharisma dan melindungi pemiliknya sehingga terhindar dari segala bahaya yang mengancam dirinya, bahkan bisa menambah wibawa dan menaikkan status sosial.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas Upacara Siraman Pusaka sebagai judul kertas karya yang diajukan.
Universitas Sumatera Utara
ix
1.2 Batasan Masalah