Sugengan untuk menjemput keluar dan masuknya kembali pusaka Kanjeng Kyai Ageng Plered. Sugengan untuk Kyai Tandhulawak. Sugengan untuk Kanjeng Kyai Tunggul Wulung. Sugengan untuk Kanjeng Kyai Jatimulyo. Tahap Pelaksanaan Upacara Siraman Pusaka

xv

3.1.3. Tahap Tirakatan

Kegiatan Tirakatan dalam rangka Upacara Siraman Pusaka dilaksanakan pada malam hari menjelang pelaksanaan upacara, setelah selesai acara Sugengan Ageng. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tirakatan berarti mengasingkan diri ke tempat yang sunyi. Jika Upacara Siraman Pusaka dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon, kegiatan tirakatannya dilakukan pada hari Senin Wage malam atau malam hari Selasa Kliwon. Sedangkan jika Upacara Siraman Pusaka dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon, kegiatan tirakatannya dilakukannya pada hari Kamis Wage malam atau malam hari Jumat Kliwon. Kegiatan tersebut dilakukan oleh para Abdi Dalem tertentu, bertempat di Masjid Penepen.

3.1.4. Sugengan Untuk Masing – Masing Pusaka Yang Akan Disirami

Sugengan untuk masing-masing pusaka yang akan disirami meliputi :

a. Sugengan untuk menjemput keluar dan masuknya kembali pusaka Kanjeng Kyai Ageng Plered.

Sugengan untuk menyongsong keluar dan masuknya kembali Kanjeng Kyai Ageng Plered dilaksanakan pada hari pertama Hari Selasa Kliwon atau Hari Jumat Kliwon. Upacara ini dimulai pukul 07.00 bertempat di Bangsal Manis dan di Pagongan. Universitas Sumatera Utara xvi

b. Sugengan untuk Kyai Tandhulawak.

Sugengan untuk Kyai Tandhulawak diselengarakan pada hari pertama Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, diselenggarakan di Sri Manganti pada pukul 07.00 WIB.

c. Sugengan untuk Kanjeng Kyai Tunggul Wulung.

Sugengan untuk Kanjeng Kyai Tunggul Wulung diselenggarakan pada hari kedua hari Rabu Legi atau hari Sabtu Legi bertempat di Keputren, dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB.

d. Sugengan untuk Kanjeng Kyai Jatimulyo.

Sugengan untuk Kanjeng Kyai Jatimulyo diselenggarakan pada hari kedua hari Rabu Legi atau hari Sabtu Legi bertempat di Bangsal Manis, dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. e. Sugengan untuk Kanjeng Kyai Pengarab-arab. Sugengan untuk Kanjeng Kyai Pengarab-arab diselenggarakan pada hari kedua hari Rabu Legi atau hari Sabtu Legi bertempat di Tratag Timur Bangsal Kencana, pada pukul 07.00 WIB.

3.2. Tahap Pelaksanaan Upacara Siraman Pusaka

Benda-benda pusaka Keraton Yogyakarta yang harus disirami jumlahnya cukup banyak. Di antara benda-benda pusaka tersebut wujud dan tingkat kekeramatannya tidak sama. Oleh karena itu penanganan, tempat penyiraman, tata cara dalam menyirami, maupun perlengkapan untuk sesajinya pun masing-masing Universitas Sumatera Utara xvii berbeda. Di samping itu, benda-benda pusaka di Keraton Yogyakarta yang harus disirami jumlahnya cukup banyak, maka pelaksanaannya dibagi dua, yaitu dilaksanakan pada hari pertama dan hari kedua. Benda-benda pusaka Keraton Yogyakarta yang disirami pada hari pertama adalah: 1. Kanjeng Kyai Ageng Plered. 2. Kanjeng Kyai Ageng Kopek. 3. Kanjeng Kyai Tandhulawak. 4. Pusaka yang berwujud pohon beringin. Sedangkan benda-benda pusaka yang akan disirami pada hari kedua adalah: 1. Kanjeng Kyai Tunggul Wulung. 2. Kanjeng Kyai Jatimulyo. 3. Kanjeng Kyai Pengarab-arab 4. Tombak Kanjeng Kyai Dhudha tiang bendera pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung. 5. Pusaka yang berwujud buku. Mengenai prosesi jalannya Upacara Siraman Pusaka, benda-benda pusaka Keraton Yogyakarta yang harus disirami jumlahnya cukup banyak yaitu:

A. Siraman Pusaka Kanjeng Kyai Ageng Plered dan Kanjeng Kyai

Ageng Kopek Upacara Siraman untuk Pusaka Kanjeng Kyai Ageng Plered dan Kanjeng Kyai Ageng Kopek dilaksanakan pada hari pertama Selasa Kliwon atau Jumat Universitas Sumatera Utara xviii Kliwon bertempat di Pagongan. Upacara ini dimulai pada pukul 10.00 pagi. Di Keraton Yogyakarta, pusaka yang dianggap paling keramat adalah tombak Kanjeng Kyai Ageng Plered dan keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek. Mengenai proses penyiramannya, mula-mula pusaka tersebut diolesi dengan jeruk nipis agar minyak cendana yang menempel pada saat penyiraman tahun yang lalu bisa larut. Setelah selesai lalu dilanjutkan menyirami pusaka Kanjeng Kyai Ageng Kopek. Tata cara menyirami pusaka Kanjeng Kyai Ageng Kopek sama dengan tata cara menyirami pusaka Kanjeng Kyai Ageng Plered. Setelah penyiraman pusaka Kanjeng Kyai Ageng Kopek dan Kanjeng Kyai Ageng Plered selesai, kedua pusaka tersebut lalu ditempatkan kembali di tempat semula.

B. Siraman Pusaka Kanjeng Nyai Jimat

Siraman pusaka Kanjeng Nyai Jimat dilaksanakan pada hari pertama hari Selasa Kliwon atau hari Jumat Kliwon, diselenggarakan di gedung Ratawijayan. Mengenai tata cara pelaksanaan Upacara Siraman Pusaka Kanjeng Nyai Jimat, mula- mula bagian yang pertama kali disirami adalah bagian depan yang berupa sebuah patung seorang wanita. Selanjutnya bagian atap kereta, terus ke bagian belakang, dan yang terakhir bagian roda. Sisa air siraman ditampung dalam beberapa ember plastik untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bagi yang percaya, air bekas siraman kereta pusaka Kanjeng Nyai Jimat mengandung kekuatan gaib. Air tersebut jika diminum berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jika dipergunakan untuk mencuci muka Universitas Sumatera Utara xix dapat membuat awet muda. Kecuali itu, air tersebut juga dapat digunakan sebagai penolak bala.

C. Upacara Pemangkasan Pohon Beringin Kurung Kyai Dewadaru

dan Kyai Wijayadaru Upacara Paras Ringin Kurung Upacara ini dilaksanakan pada hari pertama hari Selasa Kliwon atau hari Jumat Kliwon, bertempat di Alun-alun Utara. Setelah dilakukan pemangkasan pohon beringin Kyai Dewadaru selesai. Lalu dilanjutkan pemangkasan pohon beringin Kyai Wijayadaru. Setelah pemangkasan kedua pohon beringin kurung Kyai Dewadaru dan Kyai Wijayadaru selesai, dilanjutkan pemangkasan terhadap pohon-pohon beringin lainnya yang berada di sekitar alun-alun utara.

D. Upacara Siraman Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wulung

Upacara Siraman Pusaka Kanjeng Kyai Tunggul Wululng dilaksanakan pada hari kedua hari Rabu Legi atau Sabtu Legi, bertempat di Pagongan. Upacara ini dimulai lebih kurang pukul 09.00 WIB. Tata cara penyiraman pusaka ini sama dengan tata cara penyiraman pusaka-pusaka yang lain. Adapun cara menyirami pusaka yang berwujud buku tidak dengan menggunakan air, melainkan hanya dibersihkan dengan menggunakn sikat halus pada tiap-tiap halaman. Setelah upacara terhadap benda-benda pusaka tersebut selesai, pusaka-pusaka tersebut lalu dibawa masuk dan dikembalikan ke tempat semula.

a. Upacara Siraman Pusaka Kanjeng Kyai Pengarab-arab