PEMBAHASAN Persepsi Orangtua Tentang Kualitas Hidup Anak Dihubungkan Dengan Pengalaman Karies Anak Usia 6-7 Tahun Di SD Namira Dan SDN 060922

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata deft di SDN 060922 lebih tinggi yaitu 9,45±3,61 dibandingkan rata-rata deft di SD Namira yaitu 2,80±2,53 Tabel 3. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain dkk pada anak SD di Batam, rata-rata skor deft anak di SD tanpa program UKGS lebih tinggi yaitu 4,06 dibandingkan dengan rata-rata skor deft anak di SD dengan program UKGS yaitu 2,02. Hal ini mungkin disebabkan karena sekolah yang mempunyai program UKGS lebih memperhatikan kesehatan gigi anaknya dibandingkan dengan sekolah yang tidak mempunyai program UKGS. 22 Faktor lain yang menyebabkan rata-rata deft anak usia 6-7 tahun di SDN 060922 lebih tinggi dibanding SD Namira di SDN 060922 disebabkan oleh tingkat pendidikan ibu di SD Namira lebih tinggi tamat S1S2S3 52,7 dibandingkan dengan SDN 060922 tamat S1S2S3 7,3 Tabel 2. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tulangow dkk pada SD di Manado menunjukkan bahwa orangtua dengan tingkat pendidikan menengah yaitu 73,5 memiliki anak dengan pengalaman karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu 6 memiliki anak dengan pengalaman karies lebih rendah. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka semakin baik pengetahuan dan sikap dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. 24 Karies gigi dapat mempengaruhi kualitas hidup anak. Hal ini dapat dilihat dari dimensi kualitas hidup anak yaitu dimensi gejala oral, dimensi keterbatasan fungsional, dimensi keadaan emosional, dan dimensi keadaan sosial. Pada dimensi gejala oral yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah sakit gigi, bibir, dan rahang yaitu 47,3, sedangkan di SD Namira sebesar 58,2 anak jarang merasakan sakit gigi, bibir, dan rahang Tabel 4. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat pendidikan dan sosial ekonomi orangtua anak di SD Namira lebih tinggi dibandingkan dengan SDN 060922. Semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua maka semakin tinggi tingkat kepedulian orangtua terhadap kesehatan gigi anak dan orangtua dengan tingkat pendidikan yang tinggi juga akan lebih memperhatikan perawatan gigi anaknya. 1,22 Pada dimensi keterbatasan fungsional yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah sulit menguyah makanan yaitu 58,1, sedangkan pada anak di SD Namira 40 anak jarang mengalami sulit mengunyah makanan Tabel 4. Hal ini disebabkan karena pengalaman karies yang lebih tinggi di SDN 060922. Pada anak di SDN 060922 rata-rata decayed 6,22±2,78, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata decayed anak di SD Namira 2,45±2,38. Pada dimensi keadaan emosional, rasa cemastakut yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah 21,8, sedangkan pada anak di SD Namira 65,5 anak tidak pernah mengalami rasa cemastakut Tabel 4. Hal ini sesuai dengan perkembangan emosional anak yaitu emosi yang secara umum sering dialami adalah rasa takut. Karakteristik anak usia 6-7 tahun adalah anak menjadi lebih peduli, lebih banyak berpikir dan suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain sehingga anak yang mengalami karies yang tinggi akan menjadi lebih cemas dan takut karena merasa penampilan giginya berbeda dengan temannya. 17 Dimensi keadaan sosial yang sering dialami anak di SDN 060922 adalah tidak mau berbicara yaitu 21,8,sedangkan di SD Namira 67,3 anak tidak pernah mengalami keluhan tersebut Tabel 4. Hal ini dapat disebabkan karena pengalaman karies anak di SDN 060922 lebih tinggi dibandingkan dengan pengalaman karies anak di SD Namira sehingga anak di SDN 060922 akan lebih banyak mengalami gangguan tidak mau berbicara karena keadaan giginya. Secara keseluruhan dimensi yang paling sering dialami dan menimbulkan gangguan pada anak adalah dimensi keterbatasan fungsional. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan indeks P-CPQ yang menanyakan ditanyakan pada orangtua anak. Persentase anak yang memiliki kualitas hidup baik di SD Namira 87,27, lebih tinggi dibandingkan SDN 060922 45,44. Kualitas hidup sedang lebih tinggi di SDN 060922 yaitu 49,01. Sedangkan kualitas hidup buruk hanya terdapat di SDN 060922 yaitu 5,45 Tabel 5. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi orangtua terhadap kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira dan SDN 060922 p=0,000 Tabel 5. Kualitas hidup anak usia 6-7 tahun di SD Namira lebih baik dibandingkan dengan anak di SDN 060922. Hal ini dapat disebabkan karena pengalaman karies anak di SDN 060922 lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengalaman karies anak di SD Namira. Anak-anak yang memiliki pengalaman karies lebih tinggi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kualitas hidupnya dibandingkan dengan anak-anak yang memilki pengalaman karies lebih rendah. 11 Semakin tinggi skor deft anak di SD Namira maka kualitas hidup baik semakin rendah Tabel 6, sedangkan di SDN 060922semakin tinggi skor deft anak maka kualitas hidup buruk semakin tinggi Tabel 7. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan persepsi ibu dalam menilai kualitas hidup anak. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi persepsi ibu. Ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih baik dalam menilai masalah kesehatan gigi anak. 13 Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara deft terhadap kualitas hidup anak di masing-masing SD Namira dan SDN 060922 p=0,001 Tabel 6 dan 7. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi skor deft maka skor kualitas hidup semakin tinggi, sehingga kategori kualitas hidup semakin menurun.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua Dengan Status Bebas Karies Pada Anak Usia 7-11 Tahun

16 136 42

PERBEDAAN VISKOSITAS SALIVA ANTARA ANAK DENGAN INDEKS KARIES RENDAH DAN INDEKS KARIES TINGGI (Kajian pada Anak Usia 6-8 Tahun di SD 2 Padokan)

0 3 62

Hubungan pengalaman karies dan karies yang tidak dirawat dengan kualitas hidup pada remaja usia 12-18 tahun di Kecamatan Medan Sunggal

3 40 66

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 - 12 TAHUN DI SDN REJODANI SARIHARJO NGAGLIK Hubungan Antara Kualitas Hidup Ibu Dengan Status Gizi Anak Usia 6-12 Tahun di SDN Rejodani Sariharjo Ngaglik Sleman.

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6 - 12 TAHUN DI SDN REJODANI SARIHARJO NGAGLIK Hubungan Antara Kualitas Hidup Ibu Dengan Status Gizi Anak Usia 6-12 Tahun di SDN Rejodani Sariharjo Ngaglik Sleman.

0 0 15

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SDN REJODANI SARIHARJO NGAGLIK Hubungan Antara Kualitas Hidup Ibu dan Prestasi Belajar Anak Usia 6-12 Tahun di SDN Rejodani Sariharjo Ngaglik Sleman.

0 2 14

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DAN PRESTASI BELAJAR ANAK USIA 6 -12 TAHUN DI SDN REJODANI SARIHARJO NGAGLIK Hubungan Antara Kualitas Hidup Ibu dan Prestasi Belajar Anak Usia 6-12 Tahun di SDN Rejodani Sariharjo Ngaglik Sleman.

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA PENGALAMAN ORANGTUA DALAM PERAWATAN KUALITAS HIDUP ANAK CEREBRAL PALSY DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

0 0 6

PERSEPSI ORANGTUA TENTANG KUALITAS HIDUP ANAKDIHUBUNGKAN DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK USIA 6-7 TAHUN DI SD NAMIRA DAN SDN 060922

1 1 46

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi - Persepsi Orangtua Tentang Kualitas Hidup Anak Dihubungkan Dengan Pengalaman Karies Anak Usia 6-7 Tahun Di SD Namira Dan SDN 060922

0 0 8