BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional untuk mempelajari perbedaan persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak
dihubungkan dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan diSD Namira yang berlokasi di Jalan Setia Budi Pasar I No.76 Tanjung Sari Medan dan SD Negeri 060922 yang berlokasi di Jalan
KemuningTanjung Rejo. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Januari-April 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh anak berusia 6-7 tahun beserta ibunya yang berjumlah 115 diSD Namira dan 72 di SD Negeri 060922. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling. Jumlah populasi di SD Namira adalah 115 orang, namun yang bersedia menjadi sampel penelitian hanya 55 orang kemudian disamakan
dengan SDN 060922 yaitu 55 orang sehingga sampel menjadi 110 orang anak beserta ibunya dengan kriteria inklusi anak umur 6-7 tahun, kooperatif dan mendapat izin
orangtua.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a Jenis Kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan. b Usia anak dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir.
c Pengalaman karies diukur menggunakan indeks deft Klein yang terdiri atas: 1. d decayed: gigi susu yang karies. Yang termasuk kategori d adalah:
a. Gigi susu dengan satu lesi karies atau lebih yang belum ditambal. b. Gigi susu dengan tambalan dan terdapat lesi karies.
c. Gigi susu dengan tambalan sementara. 2. e extracted: gigi dengan lesi karies yang tidak dapat lagi dirawat atau gigi
yang sudah dicabut. 3. f filling: gigi sudah ditambal karena karies.
4. t tooth: satuan gigi susu. Skor deft adalah jumlah d+e+f. tiap gigi hanya dimasukkan dalam kategori saja,
yaitu d, e, atau f. d Persepsi orangtua adalah proses pengamatan orangtua terhadap segala suatu
tentang dilingkungannya dengan menggunakan pancaindra yang dimilikinya, sehingga menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya
terutama pada anaknya. e Kualitas hidup adalah kebutuhan manusia untuk tumbuh sejahtera,
kebebasan dan kenyamanan dalam hubungan dan pekerjaan. Kualitas hidup diukur dengan menggunakan kuesioner P-CPQ. Cara pengukuran ini dengan menggunakan
16 pertanyaan yang dikategorikan dalam 4 kelompok yaitu gejala oral, keterbatasan fungsional, keadaan emosional, dan keadaan sosial. 16 pertanyaan tersebut
mencakup: 1. Gejala oral :
a. Sakit pada gigi, bibir, rahang, atau mulut b. Gusi berdarah
c. Bau nafas d. Makanan tersangkut di gigi
2. Keterbatasan fungsional a. Kesulitan menggigit atau mengunyah makanan keras
b. Lebih lama dibanding yang lain ketika makan daging c. Mengalami gangguan tidur
d. Kesulitan makan atau minum panas atau dingin 3. Keadaan emosional
a. Kesal frustasi b. Merasa malu dengan keadaan rongga mulut
c. Cemas takut karena keadaan rongga mulut tidak sama dengan teman 4. Keadaan sosial
a. Tidak mau berbicara b. Tidak mau bermain dengan anak lain
c. Susah konsentrasi dalam belajar d. Tidak mau tersenyum atau tertawa
e. Tidak masuk sekolah karena sakit yang dirasakan Cara pengukuran ini diukur dengan 16 pertanyaan yang diukur frekuensi
pilihannya. Penilaian dilakukan sesuai dengan kondisi yang dialami selama 3 bulan
terakhir. Setiap item diberi penilaian dengan menggunakan skala Likert, yaitu :
a. Tidak pernah skor 0 = tidak pernah mengalami b. Jarang skor 1 = 1 sampai 2 kali dalam 3 bulan terakhir
c. Kadang-kadang skor 2 = lebih dari 2 kali dalam 3 bulan terakhir d. Sering skor 3 = hampir setiap minggu
e. Sangat sering skor 4 = hampir setiap hari Total skor antara 0-64 dengan nilai tertinggi 64. Jumlah skor diperoleh dengan
menambahkan skor dari masing-masing pertanyaan. Hasil perhitungan persepsi orang tua tentang kualitas hidup anak dikategorikan berdasarkan Singarimbun :
a. Kualitas hidup baik = 59 dari total skor 37 b. Kualitas hidup sedang = 60-79 dari total skor 38-50
c. Kualitas hidup buruk = 80 dari total skor 51
3.5 Teknik Pengambilan Data