plak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi. Hal ini
menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.
11
d. Faktor waktu Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas diperkirakan 6-48 bulan.
1
2.2 Indeks Karies
Indeks karies adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu golongankelompok terhadap suatu penyakit karies gigi. Indeks dapat digunakan
untuk mengukur derajat keparahan suatu penyakit mulai dari yang ringan sampai berat. Ada beberapa indeks karies yang biasa digunakan yaitu: indeks Klein, indeks
WHO dan indeks Significant Caries SiC untuk melengkapi indeks WHO sebelumnya. Indeks yang biasa digunakan adalah indeks Klein. Indeks ini
diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun 1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies.
1
Indeks Klein merupakan indeks yang paling sederhana dan paling umum digunakan dalam survei epidemiologi karies gigi. Pemeriksaannya meliputi
pemeriksaan pada gigi permanen DMFT dan pemeriksaan pada gigi susu deft. Pada penelitian ini akan digunakan indeks Klein yaitu deft decayed, extracted,
filling, teeth untuk gigi sulung.
1
Yang termasuk dalam d decayed adalah: a. Semua gigi susu yang mengalami karies
b. Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen c. Gigi dengan tumpatan sementara
Yang termasuk dalam e extracted adalah: a. Semua gigi susu yang hilang atau dicabut karena karies
Yang termasuk dalam f filling adalah:
a. Semua gigi dengan tumpatan permanen b. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar
Skor deft dihitung dengan menjumlahkan d+e+f. Tiap gigi hanya dimasukkan dalam satu kategori saja yaitu d, e, f.
2.3 Persepsi Orangtua
Persepsi merupakan suatu proses pengintegrasian terhadap penerimaan suatu rangsang oleh organisme atau individu sehingga rangsang tersebut menghasilkan
sesuatu yang berarti dalam diri individu. Persepsi orangtua dapat diartikan sebagai suatu rangsang yang diterima melalui pancaindra yaitu dengan penglihatan maupun
pendengaran sehingga mampu merasakan, mengartikan tentang suatu hal atau objek yang diamati dalam hal ini adalah yang terjadi pada anaknya.
13,14
Persepsi terjadi melalui tiga proses yaitu proses fisik, proses fisiologis, dan psikologis. Proses fisik melalui pancaindra yang berperan menerima stimulus dari
suatu objek agar dapat diartikan. Proses fisiologis yaitu melalui rangsang yang dihantarkan melalui sensorik dan diartikan oleh otak. Proses psikologis merupakan
proses yang terjadi pada otak atau cara berfikir manusia sehingga memberikan arti pada suatu rangsang.
14
2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Lawrence, persepsi sebagai suatu bentuk perilaku dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu:
13
a. Faktor predisposisi Faktor predisposisi antara lain adalah tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, sikap terhadap kesehatan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang merupakan faktor yang sangat berperan dalam menginterpretasikan stimulus yang
diperoleh. b. Faktor pemungkin enabling factor
Faktor pemungkin yaitu ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan membuat seseorang dapat mempersepsikan suatu bentuk kebutuhan kesehatanterhadap dirinya
maupun orang lain dalam bentuk yang berbeda-beda. c. Faktor Penguat reinforcement factor
Faktor penguat yaitu faktor yang menjadi penguat terhadap persepsi seseorang dengan adanya sikap dan peilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, dan petugas
kesehatan.
2.4 Kualitas Hidup
Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individual tentang kondisi kehidupannya dalam konteks sistem budaya dan nilai dimana mereka tinggal dan
berhubungan dengan tujuan, harapan dan perhatiannya. Kualitas hidup merupakan suatu komponen yang kompleks, mencakup usia harapan hidup, kepuasan dalam
kehidupan, kesehatan psikis dan mental, fungsi kognitif, kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan sosial dan jaringan sosial.
6
Menurut WHO kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai
dimana mereka tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, konsep
kualitas hidup dikembangkan dari konsep sehat yaitu sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
6
Kesehatan rongga mulut yang tidak baik akan berpengaruh pada kualitas hidup. Kesehatan rongga mulut dihubungkan dengan kualitas hidup didefinisikan sebagai
persepsi seseorang bagaimana kesehatan rongga mulut mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan dari individu. Anak-anak dengan pengalaman
karies gigi yang lebih banyak mempunyai efek lebih tinggi pada kualitas hidup mereka, dikarenakan masalah gigi yang terjadi akan berdampak pada keterbatasan
fungsi gigi sulit mengunyah, makanan tersangkut, bau nafas, disabilitas fisik diet tidak memuaskan, menghindari makanan tertentu, rasa sakit setiap mengunyah,
ketidaknyamanan psikis merasa rendah diri,sangat khawatir, dan disabilitas psikis tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, merasa malu.
5,6
2.5 Pengukuran Kualitas Hidup Anak